PENINGKATAN KAPASITAS DAN KEMITRAAN INKLUSI: KUNCI PENGEMBANGAN PERTANIAN BERKALANJUTAN DI NUSA TENGGARA TIMUR
Keywords:
Mitra, pembangunan, pertanian, NTTAbstract
Sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam mendukung pembanguan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun masih terdapat banyak tantangan yang perlu diselesaikan. Kajian tentang berbagai tantangan dalam pengelolaan bidang pertanian berkelanjutan dan pernan kemitraan dalam pengembangan pertanian telah dilakukan melalui survey dan Focus Group Discussion (FGD) untuk 20 keluarga petani, 100 anak muda (60% laki-laki; 40% perempuan), dan 25 stakeholders dari berbagai wilayah di Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian menunjukkan ada sembilan tantangan besar di bidang pertanian yang utamanya adalah modal (uang) (22%), fasilitas (13%), dan sosial budaya (12%). Inklusifitas dalam pengembangan pertanian meliputi gender dan kemitraan. Laki-laki masih memegang peran penting dalam aktivitas pertanian, namun baik laki-laki dan perempuan masih lemah pada aktivitas pasca panen, pemasaran, dan distribusi. Sementara itu, terdapat empat belas mitra yang berperan dalam medukung bidang pertanian di NTT dengan perannya masing-masing, antara lain dinas pertanian, bank, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), bisnis, lembaga keagamaan, keluarga, dan lainnya. Tantangann yang dihadapi itu dapat dikendalikan melalui pengembangan inklusifitas baik gender maupun kemitraan. Kekuatan kesetaraan gender dan kemitraan yang inklusif dapat menjadi kunci jalan keluar bagi permasalahan yang ada. Karena itu, peran pemerintah dan inisiatif setiap lembaga dalam peningkatan kapasitas sangat diperlukan.