http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/issue/feed Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian 2025-02-02T22:26:15+08:00 Basry Yadi Tang basrytang@gmail.com Open Journal Systems <p>Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian (PSNPL) merupakan media publikasi ilmiah hasil penelitian bidang Pertanian Terapan yang telah dipresentasikan pada konferensi seminar nasional hasil penelitian dan pengabdian yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) Politeknik Pertanian Negeri Kupang.</p> <p>PSNPL saat ini telah memiliki e-ISSN (<em>International Standard Serial Number</em>) terdaftar pada BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dengan nomor 2986-3694 sesuai SK penerbitan Nomor <a href="https://drive.google.com/file/d/1PyZF_gFIKYialHxCfvrwsxQHnYcZ6BaE/view?usp=sharing">29863694/II.7.4/SK.ISSN/04/2023</a>. </p> <p>PSNPL terbit 1 (satu) kali setiap tahunnya setiap bulan Desember dalam versi online. Edisi pertama Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian adalah Edisi Cetak pada Desember 2018 sampai dengan Edisi Ke-3 (Desember 2020). Namun mulai dari Edisi Ke-4 (Desember 2022) dan seterusnya hanya diterbitkan dalam versi online dengan ISSN.</p> http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/442 Halaman Cover, Editorial Board, Daftar Isi 2025-02-02T22:26:15+08:00 Editor svertygo91@gmail.com <p><strong>SEMINAR NASIONAL </strong><strong>HASIL-HASIL </strong><strong>PENELITIAN</strong></p> <p><strong>PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT</strong></p> <p><strong>POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG</strong></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p><strong>TEMA:</strong></p> <p><strong>ADAPTASI IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PANGAN <br>(Climate Adaptation for Food System Development)</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>IS</strong><strong>SN</strong><strong> : 2986-3694</strong></p> <p><strong>Volume 7 Nomor (1) Tahun 2024</strong></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/369 PERBEDAAN WARNA DAN SIFAT FISIS KAYU LONTAR BERDASARKAN LETAK KAYU TERAS KE GUBAL ASAL KOTA KUPANG 2025-01-28T22:33:23+08:00 Rynaldo Davinsy rynaldo024@gmail.com Melkianus Pobas pobasmelkianus03@gmail.com <p><em>Diversifikasi dalam penggunaan kayu bulat dari hutan alam sekarang menjadi solusi utama dalam menangani ketersediaan bahan baku. Lahan hutan yang semakin berkurang, menyebabkan bahan baku sulit diperoleh, hal ini dikarenakan adanya illegal logging. Sehingga potensi utama dalam penanganan bahan baku kayu adalah dengan mensubstitusinya ke bahan baku dari tanaman lain misalnya kayu Lontar (Borassus flabellifer </em>Linn<em>). Provinsi Nusa Tenggara Timur memanfaatkan Lontar sebagai konstruksi bangunannya, sehingga penting bagi peneliti untuk dapat mengetahui ketahanan kayu tersebut. Selain posisi batang, bagian batang kayu (gubal, peralihan, dan teras) juga menjadi faktor pendukung untuk penentuan kayu terbaik dalam penggunaanya. Contoh uji kayu lontar lontar berasal dari Kota Kupang dengan umur ±30 tahun, dengan diameter lebih&nbsp; dari 20 cm. </em><em>Sampel kayu dipotong menjadi contoh uji bagian kecil (ukuran 2cm x 2cm x 5cm). </em><em>Pengujian yang dilakukan meliputi perbedaan warna (secara kenampakan) dan sifat fisis kayu. Hasil pengujian warna diperoleh bahwa ketiga bagian kayu (gubal, peralihan, dan teras), memiliki perbedaan yang signifikan. Bagian kayu gubal memiliki warna yang cenderung gelap kehitaman, sedangkan kayu teras memiliki warna cerah kekuningan. Nilai sifat fisis kerapatan yaitu 0.85 g/cm<sup>3</sup> (gubal), 0.71 g/cm<sup>3</sup> (peralihan), 0.67 g/cm<sup>3</sup> (teras), kadar air yaitu 17.90% (gubal), 32.17% (peralihan), 45.86% (teras), pengembangan tebal (PT) yaitu 0.10%–0.26% perendaman 2 jam, dan 0.22–0.48% pada 24 jam, dan daya serap air (DSA) pada perendaman 2 jam berkisar 7.89–25.47% dan perendaman 24 jam berkisar 14.62–43.51%. Penelitian menjelaskan perbedaan letak sampel kayu mempengaruhi warna kayu dan sifat fisis kayu.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : Lontar (Borassus flabellifer Linn.), Kenampakan Warna, Sifat Fisis, Pulau Timor.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/371 ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP PENANAMAN PADI LADANG DI KECAMATAN INSANA TENGAH 2025-01-28T22:50:02+08:00 Wely Yitro Pello welypello985@gmail.com Herlyn Djunina welypello985@gmail.com Melgiana Sufia Medah welypello985@gmail.com <p><em>Sistem budidaya padi ladang yang laksanakan oleh petani merupakan upaya dalam melestarikan budaya sehingga budidaya padi ladang masih terus ditemui di lapangan terutama di daerah yang memiliki potensi lahan kering seperti Provinsi Nusa Tenggara Timur. </em><em>Kecamatan Insana Tengah terdapat 7 (tujuh) desa dengan luas wilayah 124 km² dengan luas lahan kering fungsional seluas 6.427 Ha dan luas usahatani padi ladang sebesar 19 Ha (0,29%) dengan jumlah petani 1.347 orang, yang didampingi oleh 5 (Lima) tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL). Karakteristik yang dimiliki oleh petani merupakan faktor pendukung baik bersifat internal maupun eksternal yang dapat memberikan dampak dalam melaksanakan suatu kegiatan usahatani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai persentase karakteristik petani yang meliputi; luas lahan dan pengalaman berusahatani dalam melakukan penanaman padi ladang dan mengetahui pengaruh variabel karakteristik (X) terhadap penanaman padi ladang (Y). Populasi petani padi ladang 1.347 dengan teknik sampling 5% (67 responden). Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan skala likert dan analisis regresi linier berganda. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2024 di Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timur Tengah Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan&nbsp; nilai F hitung 0,210 &lt; F tabel 3,13&nbsp; dan&nbsp; secara parsial nilai t hitung 1,25 &lt; t tabel 1,66 ) sehingga disimpulkan bahwa variabel bebas karakteristik petani padi ladang seperti, luas lahan dan pengalaman berusahatani memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap penanaman padi ladang.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : Karakteristik, petani, penanaman, padi ladang</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/372 PENGARUH CUKA NIRA LONTAR DAN EKSTRAK JERUK NIPIS TERHADAP RENDEMEN DAN SIFAT SENSORIS GELATIN TULANG IKAN CAKALANG 2025-01-28T22:55:37+08:00 Naema Bora naemabora69@gmail.com Anastasia Grandivoriana Nomi naemabora69@gmail.com <p><em>Gelatin dari tulang ikan cakalang memiliki potensi besar sebagai sumber protein dalam industri pangan, namun proses pembuatan gelatin konvensional seringkali menggunakan senyawa HCl, yang dapat menimbulkan masalah keamanan dan keberlanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan cuka nira lontar dan ekstrak jeruk nipis sebagai bahan lokal dalam pembuatan gelatin, serta membandingkan mutu organoleptiknya dengan perlakuan HCl. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang didesain dalam dua faktor. Faktor pertama adalah jenis senyawa asam yang terdiri dari tiga perlakuan: HCl, cuka nira lontar, dan ekstrak jeruk nipis. Faktor kedua adalah konsentrasi senyawa asam dengan empat level (5, 7, dan 9 ml/liter air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan <strong>HCl dan cuka nira lontar</strong> menghasilkan rendemen yang lebih tinggi, serta warna dan aroma yang lebih disukai oleh panelis dibandingkan dengan ekstrak jeruk nipis. Penggunaan <strong>HCl atau cuka nira lontar dengan konsentrasi 9%</strong> memberikan hasil terbaik dalam hal rendemen dan 7% memberikan warna dan aroma yang disukai penelis</em>. <em>Penelitian ini memberikan implikasi bahwa penggunaan bahan lokal seperti cuka nira lontar dapat menggantikan HCL dalam pembuatan gelatin tulamg ikan cakalang, serta menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam industri gelatin.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong> <em>Gelatin, Tulang, Jenis Asam, Uji Organoleptik</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/373 TAKSIRAN POTENSI POHON PENYUSUN HUTAN DI CALON KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG 2025-01-28T22:59:16+08:00 Fransiskus Xaverius Dako dakoxaverjurnal@gmail.com Flora Evalina Ina Kleruk dakoxaverjurnal@gmail.com Habel M. Nopemnanu dakoxaverjurnal@gmail.com Yohanes Don Bosko Doke Djo dakoxaverjurnal@gmail.com Fredrik S. Aramak dakoxaverjurnal@gmail.com Darmawana Takoy dakoxaverjurnal@gmail.com <p><em>Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) adalah kawasan hutan yang secara khusus diperuntukkan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan kehutanan, pendidikan dan pelatihan kehutanan serta religi dan budaya. Salah satu upaya untuk mengelola kawasan hutan maka diperlukan informasi dan data tentang potensi pohon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pohon dengan menggunakan metode survei dan observasi lapangan. Metode penelitian untuk mengetahui potensi pohon diawali dengan mendesain plot pengamatan dengan program Hawth’s Analysis Tools_3 for ArcGis 10.1. Penempatan sampling di lapangan menggunakan metode systematic sampling dengan intensitas samplingnya adalah 1%, sehingga luas kawasan yang akan disampel adalah 4,97 Ha dan jumlah petak ukur (PU) sebanyak 124 petak dengan ukuran 20 m x 20 m untuk mengukur potensi pohon. </em><em>Hasil penelitian menunjukan bahwa volume pohon total dari 124 PU sebesar 1063.904 m³ dengan rata-rata 8,579 m³/PU. Dengan demikian total volume pohon secara keseluruhan dengan luas 497,3 ha adalah 106.387,389 m³. Volume pohon terbesar berada pada PU 54 sebesar 42,910 m³ dimana pada petak ini didominasi oleh pohon jati (Tectona grandis) sebanyak 14 individu. Volume pohon terkecil berada pada PU 94 sebesar 0,282 m³ dan hanya ditemukan 1 jenis pohon saja yaitu jati (Tectona grandis) sebanyak 1 individu. Terdapat 15 PU yang tidak ditemukan vegetasi tingkat pohon. Hal ini disebabkan pada petak ukur-petak ukur tersebut pernah terjadi bencana alam yaitu longsor yang menyebabkan hilangnya vegetasi-vegetasi di tempat tersebut.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci: </em></strong><em>Taksiran, potensi, pohon, hutan</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/374 PEMANFAATAN SARGASSUM SP. TERHADAP DERIVAT PURIN, VFA DAN PROTEIN MIKROBA DOMBA EKOR TIPIS JANTAN LEPAS SAPIH 2025-01-28T23:05:06+08:00 Agustinus Paga aliagus@ugm.ac.id Ali Agus aliagus@ugm.ac.id Kustantinah aliagus@ugm.ac.id Ferdinan S. Suek aliagus@ugm.ac.id <p><em>Rumput laut Sargassum sp. yang tidak dimanfaatkan untuk bahan pangan sangat berpotensi untuk bahan pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan rumput laut Sargassum sp. terhadap Derivat Purin, VFA dan Protein Mikroba pada domba ekor tipis jantan lepas sapih. Penggunaan tepung rumput laut Sargassum sp. pengeringan matahari pada domba ekor tipis jantan lepas sapih 16 ekor, berumur 5 – 6 bulan dengan bobot badan +11,8 kg selama 3 bulan, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4x4 dengan empat perlakuan yaitu T1 = hijauan + konsentrat + 0% mineral dari konsentrat, T2 = Hijauan + konsentrat + mineral booster sapi 0,38% dari konsentrat, T3 = hijauan + konsentrat + Sargassum sp.5% dari konsentrat, T4 = hijauan + konsentrat + Sargassum sp.10% dari konsentrat. Variabel penelitian yang diamati adalah, Allantoin, asam urat, xantin-Hipoxantin, derivate purin, Asetat, Propionat, Butirat, VFA , pH, NH3 dan Protein mikroba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap allantoin, asam urat, xantin- hipoxantin, derivat purin, Propionat, pH,&nbsp; dan protein mikroba, namun berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap asetat, butirat, VFA dan NH3. Konsentrasi asetat tertinggi&nbsp; perlakuan T1 =144,025 mM dan terendah T2= 21,39 mM; Butirat tertinggi perlakuan T1=32,08 mM dan terendahT2=6,81mM; VFA tertinggi=T1=215,52 mM; sedangkan terendahT4=102,69 mM;NH3 tertinggi T1=28,85 mM terendah T3=21,55 mM. Disimpulkan bahwa </em><em>penggunaan tepung rumput laut Sargassum sp. 10% dari total konsentrat belum berpengaruh terhadap derivate purin,VFA dan protein mikroba domba ekor tipis jantan lepas sapih.</em></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : </em><em>Sargassum sp., domba ekor tipis, Derivat purin, VFA.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/375 KADAR ABU, KALSIUM, DAN FOSFOR DEDAK PADI YANG DIFERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN NIRA LONTAR PADA LEVEL YANG BERBEDA 2025-01-28T23:42:19+08:00 Theresia Nur Indah Koni indahkoni@gmail.com Agustinus Paga indahkoni@gmail.com Asrul indahkoni@gmail.com Tri Anggarini Yuniwati Foenay indahkoni@gmail.com <p><em>Dedak padi adalah limbah penggilingan gabah dan penyosohan beras dan digunakan (10%) pada pakan ayam. Dedak padi juga mengandung antinutrien yaitu asam fitat 6,9%. Asam fitat mengikat mineral seperti fosfor, kalsium, juga mengikat protein sehingga menurunkan nilai cerna protein. Salah satu cara pengolahan yang dapat menurunkan asam fitat adalah fermentasi menggunakan sumber karbon sebagai energi bagi mikroorganisme yang berasal dari nira lontar, karena nira lontar mengandung fruktosa 4,0%, sukrosa 36-78,86%, glukosa 1,66-3,5%. Tujuan penelitian ini mengkaji pengaruh level nira lontar dalam fermentasi dedak padi terhadap kadar abu, kalsium, dan fosfor.&nbsp; Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan &nbsp;dan lima ulangan.&nbsp; Keempat perlakuan yaitu NL0: dedak padi yang difermentasi tanpa nira lontar, NL1: dedak padi yang difermentasi 10% nira lontar, NL2: dedak padi yang difermentasi 20% nira lontar;&nbsp; dan NL3: dedak padi yang difermentasi 30% nira lontar. Data dianalisis dengan analisis varians dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Berdasarkan hasil analisis varians level penggunaan nira lontar berpengaruh nyata (p&lt;0,05) terhadap kadar abu, kalsium, dan fosfor dedak padi. </em><em>Disimpulkan bahwa&nbsp; penggunaan nira lontar menyebabkan&nbsp; perubahan kadar abu, kalsium dan fosfor dedak padi. Level penggunaan 10% nira lontar yang disimpan selama 24 jam merupakan level penggunaan terbaik pada fermentasi dedak padi dengan kadar abu 18,57%, kadar kalsium 761,72 mg/100g dan kadar fosfor 3488,27 mg/100g.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci :</em></strong> <em>Abu, kalsium, fosfor,</em><em> nira lontar</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/376 ANALISIS PARAMETER FISIKA DAN KIMIA PERAIRAN UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DI DESA HUILELOT KECAMATAN SEMAU 2025-01-28T23:48:51+08:00 Norsem Nehemia Malafu norsenmalafu@gmail.com Yusuf Kamlasi norsenmalafu@gmail.com Septinus Mendrofa norsenmalafu@gmail.com Dedi Un norsenmalafu@gmail.com <p><em>Rumput laut adalah termasuk salah satu jenis alga yang dibudidayakan oleh masyarakat karena memiliki nilai ekonnomis tinggi. Perairan desa Huilelot memiliki potensi untuk dijadikan lahan budidaya. Melalui penelitian ini, penulis mempunyai tujuan penelitian yakni untuk mengetahui nilai kualitas air dari aspek fisika dan kimia perairan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2023 di perairan Desa Huilelot, kecamatan Semau. Materi dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh meliputi parameter fisika dan kimia oseanografi. Data sekunder diperoleh dari literatur pendataan BPS. Metode penelitian yang diterapakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survei untuk menggambarkan kondisi perairan. Berdasarkan penelitian ini, hasilnya menerangkan bahwa kualitas air di kawasan Desa Huilelot sesuai batas toleransi untuk aktivitas budidaya yakni rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii. Kisaran nilai kualitas air masing-masing para meter meliputi Suhu 29-30 <sup>0</sup>C, Salintas 33-35 ppt, DO 6–6,7 mg/L, Kedalaman 5-7 m, Kecerahan 5-7 m, pH 8-8,6; Nitrat 0,29-1,41 mg/L, Klorofil 0,23-2,09 mg/L; Arus 0,1-0,3 m/s, Gelombang 0,2-0,4 m.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: kualitas air, rumput laut, huilelot</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/378 FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) KUPANG KOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 2025-01-29T10:24:27+08:00 Ihsan Sanggar Rahman sanggarrahman@gmail.com Septinus Mendrofa sanggarrahman@gmail.com Petrus Frengki Banase sanggarrahman@gmail.com Noldi Ano sanggarrahman@gmail.com Evaristus Jali Marno sanggarrahman@gmail.com <p><em>Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan nelayan meliputi Mesin, Pengalaman, Modal, Bahan bakar (bensin), alat tangkap, Pengaruh Jarak Tempuh Melaut, Pengaruh lama Melaut, dan Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Hasil Tangkapan Nelayan.</em> <em>P</em><em>e</em><em>ndapatan nelayan bersumber dari pendapatan bersih hasil melaut. Artinya pendapatan yang sudah tidak dipotong oleh biaya untuk melaut. rendahnya kualitas sumber daya manusia masyarakat nelayan yang terefleksi dalam bentuk kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor internal dan eksternal masyarakat. Faktor internal misalnya pertumbuhan penduduk yang cepat, kurang berani mengambil resiko, cepat puas dan kebiasaan lainnya yang tidak mengandung modernisasi. Faktor eksternal yang mengakibatkan kemiskinan rumah tangga nelayan lapisan bawah antara lain proses produksi didominasi oleh toko pemilik perahu. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui berapa besar pendapatan nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tenau dan menganalisis faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan nelayan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus Pelabuhan Perikanan Pantai Kupang dengan data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Analisis untuk masalah pertama adalah metode analisis pendapatan yang menghitung biaya tetap dan biaya variabel sampai pendapatan. Hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut, untuk rumusan masalah pertama Berdasarkan pendapatan yang di ketahui penerimaan rata-rata nelayan per bulan adalah Rp </em><em>9.698.263</em><em> dengan biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan nelayan per bulan adalah Rp 3.101.496, sehingga pendapatan rata-rata nelayan per bulan adalah sebesar Rp 5.787.127.</em> <em>Penelitian ini diharapkan menambah informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam peningkatan kesejahteraan Nelayan di PPP Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : sosial ekonomi, pendapatan, perikanan, Kupang</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/379 POTENSI DAN TANTANGAN KONSERVASI KEANEKARAGAMAN AVES DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) PROF. IR. HERMAN YOHANES AMARASI KABUPATEN KUPANG 2025-01-29T10:32:13+08:00 Blasius Paga blasiuspaga@yahoo.co.id Yudhistira A. N. R. Ora blasiuspaga@yahoo.co.id Hendrikus Jemeo blasiuspaga@yahoo.co.id Flora E. Kleruk blasiuspaga@yahoo.co.id Melkianus Pobas blasiuspaga@yahoo.co.id Ika Kristinawanti blasiuspaga@yahoo.co.id <p><em>Taman Hutan Raya (Tahura) Prof. Herman Yohanes Amarasi memiliki potensi konservasi keanekaragaman hayati, khususnya aves. Namun, keberadaan Tahura ini saat ini dihadapkan pada berbagai ancaman, seperti perambahan hutan, konflik tenurial, penebangan pohon secara ilegal, dan perburuan satwa liar. Aktivitas- aktivitas tersebut mengakibatkan kerusakan habitat yang signifikan, mengganggu keseimbangan ekosistem, dan mengancam kelangsungan hidup berbagai spesies burung. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi dengan menilai keanekaragaman, kekayaan dan kemerataan jenis aves serta tantangan konservasi keanekaragaman aves di Tahura ini. Metode yang digunakan meliputi survei lapangan untuk mengidentifikasi jenis-jenis burung menggunakan metode kombinasi titik hitung dan garis transek, menganalisis tantangan konservasi keanekaragaman aves berdasarkan studi literatur terhadap keberadaan Tahura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Tahura ini masih memiliki keanekaragaman aves tergolong sedang (H′ 2,39), kekayaan aves rendah (R 2,59) dan kemerataan jenis tergolong sedang (E 0,83). Namun, beberapa spesies terancam punah akibat kehilangan habitat dan perburuan. Tantangan utama terhadap kelestarian aves di lokasi penelitian ini adalah kerusakan habitat akibat aktivitas manusia. Upaya mengatasi permasalahan ini, diperlukan upaya konservasi yang komprehensif, melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga lembaga swadaya masyarakat. Penegakan hukum terhadap pelaku perambahan dan perburuan, pengembangan program edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi, serta pengembangan ekowisata berbasis konservasi.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>Taman Hutan Raya, keanekaragaman aves, konservasi, kerusakan habitat, perburuan </em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/380 PEMETAAN KERAPATAN VEGETASI MENGGUNAKAN NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX DI WILAYAH PESISIR KOTA KUPANG 2025-01-29T10:39:19+08:00 Sri Rahayu Nuban ayunuban@gmail.com Aisyah Lukmini ayunuban@gmail.com Susanti Maria Yosefa Salu ayunuban@gmail.com Septinus Mendrofa ayunuban@gmail.com <p><em>Kota Kupang memiliki luas kawasan pesisir mencapai 12.695 ha dengan panjang 22,7 km. Aktivitas yang ada di kawasan pesisir Kota Kupang sebagian besar adalah permukiman, perdagangan, dan pariwisata. Kota Kupang sebagai Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami perkembangan yang pesat setiap tahun. Hal tersebut berdampak pada perubahan kerapatan vegetasi yang ada di wilayah pesisir Kota Kupang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi laju perubahan wilayah pesisir Kota Kupang dalam periode 1990 – 2024 menggunakan Landsat 5 dan Landsat 8. Metode yang digunakan yaitu analisis secara tumpang susun (overlay) menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) dengan pendekatan Normalized Difference Vegetation (NDVI). Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kerapatan vegetasi di wilayah pesisir Kota Kupang pada tahun 1990 adalah 371,61 ha kategori non vegetasi, 174,69 ha kategori rendah, 154,17 ha kategori sedang dan 7,29 ha kategori tinggi. Sedangkan pada tahun 2024 menunjukkan tingkat kerapatan vegetasi yaitu 277,38 ha untuk kategori non vegetasi, 389,97 ha kategori rendah, 39,87 kategori sedang dan 0,56 ha kategori tinggi. Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa adanya pengurangan pada area non vegetasi, area kerapatan vegetasi sedang dan tinggi masing- masing sebesar 94,23 ha, 114,30 ha, dan 6,75 ha. Sedangkan untuk area dengan kerapatan vegetasi rendah terjadi peningkatan sebesar 215,28 ha. Meningkatnya area dengan kerapatan vegetasi rendah menunjukkan adanya alih fungsi wilayah pesisir dari area dengan kerapatan vegetasi tinggi dan sedang menjadi area dengan kerapatan vegetasi rendah selama periode 1990-2024.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: pesisir, ndvi, landsat, kota kupang, vegetasi</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/381 KARAKTERISTIK KOMPOSIT BIOPLASTIK BERBASIS PATI UWI (Dioscorea alata L.) DENGAN PENGUAT ZnO 2025-01-29T10:44:13+08:00 Kezia M. Bangun Kmenintabangun@icloud.com Arzita Kmenintabangun@icloud.com D. Fortuna Kmenintabangun@icloud.com <p><em>Plastik telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena harganya yang relatif murah dan penggunaannya yang praktis. Namun, plastik sulit terurai sehingga menimbulkan banyak masalah lingkungan. Bioplastik telah dikembangkan untuk menggantikan plastik konvensional karena mudah terurai dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, bioplastik pati uwi dengan penambahan seng oksida, gliserol 5 mL sebagai pemlastis. ZnO dengan variasi konsentrasi 5, 6, 7, 8, dan 9% ditambahkan ke dalam campuran biopolimer sebelum dicetak untuk meningkatkan sifat mekaniknya. Ternyata 9% ZnO merupakan konsentrasi terbaik yang menghasilkan nilai kuat tarik 8,51 Mpa, sebaliknya, persentase pemanjangan menurun dengan meningkatnya konsentrasi ZnO yaitu 3,41%, Ketebalan 0,46 mm, Ketahanan air 82,9%, dan transparansi 6,11%. Bioplastik pati uwi yang diperkuat oleh ZnO ini tampaknya cukup menjanjikan untuk menggantikan beberapa plastik konvensional komersial.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci: </em></strong><em>Bioplastik, Pati Uwi, ZnO.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/383 DRIVING FACTORS DALAM EVOLUSI MAMAR: KASUS DESA LETKOLE, TIMOR BARAT 2025-01-29T10:54:27+08:00 Alfred Umbu Kuala Ngaji alfredumbukualangaji@gmail.com <p><em>Sebagai hasil dari kearifan lokal, mamar menyimpan potensi konservasi lingkungan yang signifikan. Jasa ekosistem yang dihasilkan mamar memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. </em><em>Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya peradaban dunia, eksistensi mamar ikut terpengaruh dan cenderung negatif. Terjadinya evolusi mamar tidak dapat lagi ditahan, walau tidak juga berarti bahwa harus dibiarkan tanpa kendali. Hal ini menjadi alasan perlunya pemetaan faktor-faktor pendorong evolusi mamar secara jelas, yang kemudian dapat dijadikan acuan dalam upaya mengendalikan evolusi dimaksud. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan driving factors evolusi mamar secara kuantitatif dalam frame menemukan titik masuk mengendalikan evolusi dimaksud. Penelitian ini dilakukan di Desa Letkole, Kecamatan Amfoang Barat Daya pada</em> <em>u</em><em>lan April – Juli 2024, menggunakan metode survey dengan instrumen kuisioner serta wawancara. Data dianalisis secara bertahap yaitu identifikasi faktor-faktor pendorong evolusi dari hasil wawancara mendalam dan dilanjutkan dengan analisis model struktural dengan Smart PLS 3.2.7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial, budaya, pendidikan, aksesibilitas, ekonomi, dan politik menjadi faktor-faktor pendorong dalam evolusi mamar. Masing-masing faktor juga dipengaruhi oleh pendidikan, jumlah tanggungan (internal) dan jabatan dalam masyarakat (eksternal). Dari hasil uji statistik juga diperlihatkan semua faktor memiliki hubungan yang signifikan terhadap terjadinya evolusi Mamar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat enam faktor pendorong dalam evolusi mamar yang juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal responden.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : Driving factors, Evolusi, Mamar, Timor Barat</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/384 EKSPLORASI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERIKANAN SEMESTER V TAHUN AJARAN 2024-2025 MELALUI METODE PEMBELAJARAN REALISTIC VOCATIONAL CASE METHOD (RVCM) 2025-01-29T11:04:57+08:00 Sri Imelda Edo sriimeldaedo@gmail.com Emi Renoat sriimeldaedo@gmail.com <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui metode pembelajaran Realistic Vocational Case Method (RVCM). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang mengutamakan deskripsi holistik, yaitu merinci segala sesuatu yang terjadi selama kegiatan atau skenario tertentu melalui tahap (1) Identifikasi fenomena yang akan diteliti yaitu bagaimana mahasiswa mencapai indikator berpikir kritis dalam memecahkan masalah real di lapangan melalui pembelajaran RVCM, (2).&nbsp; Identifikasi subjek penelitian yaitu mahasiswa Program Studi Agribisnis Perikanan Jurusan Perikanan dan Kelautan Politani Kupang. Merumuskan hipotesis penelitian yaitu Penerapan Pembelajaran RVCM dapat mengksplorasi kemampuan berpikir Kritis mahasiswa. </em><em>(3) Pengumpulan data menggunakan lembar kerja siswa, video dan dokumentasi, lembar observasi, dan pertanyaan wawancara. </em><em>(4) Analisis data secara deskriptif holistik. (5) Interpretasi dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% mahasiswa memiliki keterampilan elementary clarification, 86% Mahasiswa memiliki keterampilan Basic Support, 86,5% mahasiswa memiliki keterampilan Inference, 80,3% mahasiswa memiliki keterampilan Advanced Clarification, dan 78,6% mahasiswa yang&nbsp; memiliki keterampilan Strategi and Tactic.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: Ket</em><em>e</em><em>rampilan&nbsp; Berpikir Kritis, Case method, Matematika Realistik, pendidikan vokasi</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/385 PENGARUH KOMBINASI MEDIA SAPIH TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi) 2025-01-29T11:10:07+08:00 Yakub Benu acko.benu@gmail.com Luisa Moi Manek acko.benu@gmail.com Ni Kade Ayu Dewi Aryani acko.benu@gmail.com Mahardika Putra Purba acko.benu@gmail.com Fredrik Soleman Aramak acko.benu@gmail.com Aloysius Subang Koli acko.benu@gmail.com Agustina Anggun Moto acko.benu@gmail.com Lista Septiani acko.benu@gmail.com Gratia Yane Pulle acko.benu@gmail.com Selviana Bano Silab acko.benu@gmail.com Beatrix Diana Kue Pola acko.benu@gmail.com Karolus Geong Sie acko.benu@gmail.com <p><em>Kualitas media sapih sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit kayu putih (Melaleuca cajuputi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai bahan organik pencampur tanah dalam media sapih (bokashi, kasgot, dan kompos baglog jamur tiram) terhadap pertumbuhan semai kayu putih. </em><em>Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Parameter penelitian ini meliputi jumlah daun, tinggi tanaman, diameter batang dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media sapih memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun dan diameter batang. Kombinasi tanah, pasir, dan kompos baglog jamur tiram (TPC) memberikan hasil pertumbuhan terbaik pada semua parameter yang diamati. Hal ini mengindikasikan bahwa kompos baglog jamur tiram berpotensi meningkatkan kualitas media tanam untuk pertumbuhan semai kayu putih.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>:</em><em> Kayu putih, Media Sapih, Pertumbuhan Semai</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/386 KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA MANDIRI DAN BERKELANJUTAN DESA BESMARAK KABUPATEN KUPANG 2025-01-29T11:21:37+08:00 Melinda R.S. Moata rosita.moata@gmail.com Dina V. Sinlae rosita.moata@gmail.com Chris Namah rosita.moata@gmail.com Nimrot Neonufa rosita.moata@gmail.com Petrus Timate rosita.moata@gmail.com <p><em>Desa merupakan pemerintah terkecil dalam suatu sistem pemerintahan di sebuah negara, namun perannya yang krusial sebagai dasar atau pondasi pembangunan suatu bangsa. Kemajuan suatu desa menjadi penggerak kemajuan kabupaten dan seterusnya, namun juga sebaliknya. Karena itu, suatu kajian komprehensif dilakukan di Desa Besmarak Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan tujuan untuk menyusun rencana pembangunan desa mandiri dan berkelanjutan sesuai potensi dan tantangan yang ada. Beberapa metode yang digunakan yaitu survei lapangan, kajian pustaka, wawancara, dan Focus Group Discussion (FGD) bersama kepala desa, tokoh masyarakat, pemilik lahan, petani dan staff dosen. Hasilnya adalah analisis SWOT untuk pengembangan desa dimana berpotensi untuk pembangunan model agroeduwisata. Analisis SWOT model Agroeduwista, menunjukkan perlunya penguatan kapasitas SDM, pemenuhan sarana dan prasarana, penerapan model pertanian adaptif iklim, dan inovasi model bisnis. Keempat faktor ini yang menjadi kunci penggerak pembangunan Desa Besmarak yang berkelanjutan dan mandiri. Kajian dan informasi ini sangat penting sebagai dasar pembangunan desa untuk jangka waktu pendek, menengah, dan panjang yang dapat juga diterapkan oleh desa-desa lain dengan kondisi yang sama.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: Agroeduwisata, analisis SWOT, model pembagunan</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/387 ANALISIS KORELASI ANTARA KANDUNGAN FOSFOR (P) DALAM TANAH BERBAHAN INDUK KAPUR DAN BIJI JAGUNG PADA BERBAGAI KETINGGIAN DI KELURAHAN SOE DAN DESA KUATAE KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN 2025-01-29T16:55:20+08:00 Mika Sampe Rompon mikasamperompon@yahoo.co.id Julianus Dising mikasamperompon@yahoo.co.id Paulus Pasau mikasamperompon@yahoo.co.id <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi kandungan fosfor dalam tanah berbahan induk kapur dengan akumulasinya pada biji jagung, serta mengevaluasi pengaruh variasi ketinggian tempat terhadap konsentrasi fosfor di wilayah Kelurahan Soe dan Desa Kuatae Kabupaten Timor Tengah Selatan. Fosfor berperan penting dalam fotosintesis, respirasi, serta pembentukan dan perkembangan akar. Namun, pada tanah berbahan induk kapur, fosfor sering terikat dengan kalsium dalam bentuk senyawa kalsium fosfat sehingga ketersediaannya untuk tanaman menjadi rendah. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mengurangi produktivitas jagung di tanah jenis ini. Fosfor tanah dianalisis menggunakan metode ekstraksi Bray I atau Olsen, kemudian diukur menggunakan spektrofotometri untuk menentukan kandungan ion fosfat H<sub>2</sub>PO<sub>4</sub><sup>-</sup>. Kandungan fosfor dalam biji jagung dianalisis setelah proses penggilingan dan digestasi asam. Hasil dari analisis kemudian dikorelasikan menggunakan uji korelasi Pearson untuk mengevaluasi sejauh mana kandungan P di tanah mempengaruhi kandungan P dalam biji jagung. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa hubungan ini dibuktikan melalui analisis regresi linier yang menghasilkan persamaan y = 2,2715x + 0,0682 dengan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,847. Studi ini juga menemukan korelasi negatif antara ketinggian tempat dengan kandungan fosfor, yang termanifestasi baik pada tanaman jagung (y = -0.0013x + 1.3437, R² = 0.6466) maupun pada tanah (y = -0.0004x + 0.4489, R² = 0.3953). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa faktor ketinggian tempat dapat menjelaskan variasi kandungan fosfor sebesar 64,66% pada jagung dan 39,53% pada tanah. Kondisi lingkungan pada elevasi yang lebih tinggi, seperti suhu yang lebih rendah, berkontribusi pada penurunan laju mineralisasi bahan organik dan pelapukan mineral yang mengandung fosfor. Selain itu, tingginya curah hujan pada elevasi tersebut dapat mengintensifkan proses pencucian hara. Temuan ini memiliki implikasi signifikan terhadap strategi pengelolaan fosfor dalam sistem pertanian di kawasan berbahan induk kapur, mengingat pentingnya optimalisasi ketersediaan dan serapan fosfor oleh tanaman jagung pada berbagai ketinggian tempat.</em></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em>: Fosfor (P), Tanah Berbahan Induk Kapur, Jagung (Zea mays), Uji Korelasi, Elevasi.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/388 STUDI KOMPARATIF METODE EKSTRAKSI KAFEIN DARI KOPI ARABIKA SEDUHAN DENGAN PELARUT POLAR (AQUADES) DAN NONPOLAR (KLOROFORM) 2025-01-29T17:00:39+08:00 Eny Idayati syarenid81@gmail.com Senni J. Bunga syarenid81@gmail.com Mariana Goreti Delvina Intan syarenid81@gmail.com <p><em>Kafein sebagai salah satu senyawa bioaktif alami utama dalam kopi Arabika, memiliki peran penting dalam meningkatkan metabolisme tubuh dan kinerja kognitif. Kandungan kafein pada kopi arabika akan berbeda pada&nbsp; setiap jenis metode pasca panen yang digunakan oleh petani. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan&nbsp; ekstraksi kafein dari kopi Arabika seduhan menggunakan pelarut polar (aquades) dan nonpolar (kloroform) pada kopi arabika dengan pasca panen natural pada 3 wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Metode analisis kandungan kafein yang digunakan adalah spektrofotometri UV Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kandungan kafein dengan pelarut aquades yaitu 0,2 sampai 0,25% sedangkan dengan pelarut kloroform yaitu 3,25 sampai 3,33%. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam efisiensi ekstraksi kafein ketika menggunakan pelarut aquades dan kloroform. Secara umum, pelarut kloroform jauh lebih efektif dalam mengekstrak kafein dari sampel dibandingkan dengan aquades.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : kafein, kopi arabika, aquades, kloroform</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/389 STUDI PENGGUNAAN RANTING KESAMBI SEBAGAI BAHAN BAKU BRIKET: PENGARUH JENIS PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN EFISIENSI PEMBAKARAN 2025-01-29T17:08:17+08:00 M. Syamsul Huda jemmydethan19@gmail.com Jemmy J. S. Dethan jemmydethan19@gmail.com Fredrik J. Haba Bunga jemmydethan19@gmail.com J. E. Koehuan jemmydethan19@gmail.com A. U. S. Kette jemmydethan19@gmail.com Marten Lano jemmydethan19@gmail.com Marthen Makaborang jemmydethan19@gmail.com Jemseng C. Abineno jemmydethan19@gmail.com <p><em>Tingginya permintaan energi dan keterbatasan sumber daya fosil mendorong perlunya bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Pemanfaatan limbah biomassa seperti ranting kesambi sebagai briket merupakan solusi berkelanjutan yang dapat mengurangi limbah organik sekaligus memenuhi kebutuhan energi. Penelitian ini bertujuan untuk&nbsp; mengevaluasi pengaruh konsentrasi perekat tepung kanji terhadap kualiats briket yang dhasilkan dari ranting kesambi (Schleichera oleosa). </em><em>Briket dibuat dengan tiga variasi konsentrasi perekat, (5%, 10%, dan 15%,) dan diuji&nbsp; terhadap&nbsp; kuat tekan, densitas, kadar air, dan lama nyala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi perekat secara signifikan meningkatkan kuat tekan dan densitas briket, serta menurunkan kadar air&nbsp; Briket dengan konsentrasi perekat 15% memiliki nilai kuat tekan tertinggi (0,59 MPa), densitas tertinggi (0,93 kg/cm³), dan kadar air terendah (7,22%). Selain itu, briket dengan konsentrasi perekat 15% juga memiliki waktu pembakaran terlama. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung kanji sebagai perekat pada konsentrasi 15% menghasilkan briket ranting kesambi dengan kualitas terbaik, sehingga berpotensi sebagai alternatif bahan bakar yang lebih efisien dan ramah lingkungan.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : briket kesambi, biomassa, perekat tepung kanji, kuat tekan, efisiensi pembakaran</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/390 KONSUMSI RANSUM, KECERNAAN LEMAK DAN ABU PADA AYAM BROILER YANG DIBERI HERBAL DENGAN METODE PENGOLAHAN YANG BERBEDA 2025-01-29T17:14:47+08:00 Cytske Sabuna cytskes@gmail.com Maria Karolina Deko cytskes@gmail.com Jacobus S. Oematan cytskes@gmail.com Abner Tonu Lema cytskes@gmail.com <p><em>Penggunaan herbal dalam pemeliharaan ternak ayam dapat membantu menjaga kesehatan ternak yakni berfungsi sebagai antibiotik alami tetapi juga dapat membantu dalam meningkatkan kecernaan nutrien pakan. Peningkatan kecernaan nutrien pakan sebagai akibat adanya senyawa bioaktif tanaman yang dapat membantu sekresi enzim pencernaan. Penggunaan herbal oleh peternak umumnya direbus atau dibuat jamu namun pengolahan dengan metode yang lain seperti disuling terhadap beberapa herbal belum pernah diteliti Diharapkan dengan penggunaan metode tsb dapat membantu dalam meningkatkan kecernaan nutrien yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada produktivitas ternak ayam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan herbal sebagai feed additive dengan metode pengolahan berbeda dan pengaruhnya terhadap konsumsi pakan, kecernaan lemak kasar dan kecernaan abu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan berupa perlakuan pertama tanpa herbal, perlakuan kedua diberikan herbal yang direbus sedangkan perlakuan ketiga diberikan campuran herbal yang disuling. Perlakuan diulang sebanyak 9 kali dan pada setiap unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. Data yang diperoleh lalu dianalisis menggunakan Analsis Varians (ANOVA), hasil analisis diperoleh jika signifikan maka dilakukan uji lanjut dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan herbal sebagai feed additive dengan metode pengolahan berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap konsumsi ransum dan kecernaan abu sedangkan berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap kecernaan lemak kasar pakan yang diberikan pada ayam broiler. Kesimpulan penggunaan herbal sebagai feed additive dengan metode yang berbeda dapat direkomendasikan pada peternak karena dapat meningkatkan konsumsi pakan dan kecernaan nutrien Abu</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: herbal, metode pengolahan, kecernaan nutrien, broiler</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/391 REGENERASI PETANI PADI PADA GENERASI Z DALAM REALISASI CLIMATE SMART AGRICULTURE (CSA) DI KABUPATEN SRAGEN 2025-01-29T17:18:55+08:00 Delvira Citra Wardani heruirianto@staff.uns.ac.id Heru Irianto heruirianto@staff.uns.ac.id Wiwit Rahayu heruirianto@staff.uns.ac.id <p><em>Perubahan iklim seperti perubahan pola curah hujan, peningkatan suhu udara, dan peningkatan frekuensi kejadian iklim ekstrem, memiliki dampak serius terhadap sektor pertanian termasuk di Kabupaten Sragen yang merupakan salah satu sentra produksi padi. Tantangan iklim ini dapat memperburuk pertanian di Kabupaten Sragen dengan perubahan curah hujan dan peningkatan suhu yang berpotensi mengurangi ketersediaan air, meningkatkan serangan hama, serta menurunkan produksi padi yang berdampak pada ketahanan pangan lokal. Generasi muda sering menjadi agen perubahan yang berperan dalam menciptakan inovasi pertanian cerdas iklim sehingga usaha pertanian keluarga dapat bertahan di tengah tantangan perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi regenerasi petani pada Generasi Z serta kebijakan yang diperlukan dalam percepatan regenerasi. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah 94 orang anak petani padi dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa regenerasi petani di Kabupaten Sragen termasuk dalam kategori cukup (61,3%) anak petani ikut berpartisipasi dalam kegiatan usahatani dan menunjukkan minat serta cita – cita yang cukup baik untuk melanjutkannya, meskipun banyak yang merasa sektor pertanian memiliki peluang terbatas, sehingga kurang memotivasi mereka. Percepatan regenerasi dapat dilakukan dengan penyebaran informasi tentang sektor pertanian, peningkatan pendidikan dan pelatihan pada anak petani. Penelitian ini berkontribusi dalam mendorong regenerasi petani sehingga peningkatan produktivitas dapat dicapai melalui inovasi dan adaptasi yang lebih efektif terhadap perubahan iklim.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: Regenerasi petani, Generasi Z, Climate smart agriculture, Upaya regenerasi.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/392 PERTAMBAHAN BOBOT BADAN, DIMENSI TUBUH DAN KONSUMSI PAKAN SAPI BALI JANTAN WARNA BULU BERBEDA PADA SISTEM PENGGEMUKAN TRADISIONAL DI DESA RAKNAMO-KUPANG 2025-01-29T17:25:21+08:00 Arnold C. Tabun arnold.tabun@gmail.com Ferdinan S. Suek arnold.tabun@gmail.com Cardial L. Leo Penu arnold.tabun@gmail.com Johanis A. Jermias arnold.tabun@gmail.com Thomas Lapenangga arnold.tabun@gmail.com Yanse Y. Rumlaklak arnold.tabun@gmail.com <p><em>Perbedaan warna bulu pada sapi bali jantan, dapat memberikan pengaruh terhadap performans dan pertumbuhan. </em><em>Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dimensi tubuh, pertambahan bobot badan dan konsumsi pakan sapi bali jantan dengan warna bulu coklat kemerahan dan hitam yang diberikan pakan lamtoro dan putak yang dipelihara secara tradisional. Penelitian dilaksanakan di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang. </em><em>Metode yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan acak lengkap dengan 2 perlakuan dan 3 ulangan. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah pertambahan bobot badan, dimensi tubuh (panjang badan, lingkar dada, tinggi gumba) dan konsumsi pakan. Rata-rata pertambahan bobot badan harian sapi bali jantan warna bulu coklat kemerahan dan hitam adalah 0.89 kg/ekor/hari dan warna bulu hitam adalah 0.77 kg/ekor/hari. Dimensi panjang badan sapi bali jantan warna bulu coklat kemerahan dan hitam adalah (2 cm; 1,33 cm), tinggi gumba (2.33 cm; 1 cm) dan lingkar dada (10,67 cm; 8.33cm). Hasil penelitian sapi bali jantan dengan warna bulu berbeda yang dipelihara secara tradisional menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata antara pertambahan bobot badan harian dan dimensi tubuh</em><em>. Simpulannya adalah warna bulu pada sapi bali jantan tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan harian dan dimensi tubuh. Performan sapi bali jantan dengan warna bulu coklat kemerahan dan hitam memiliki pertumbuhan yang sama karena nutrisi pakan yang tinggi dan diberikan sesuai bobot badan. </em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : </em><em>Sapi bali Jantan, Warna Bulu, Pertumbuhan, Dimensi Tubuh</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/393 RESPON PERTUMBUHAN KACANG HIJAU VARIETAS LOKAL MALAKA AKIBAT APLIKASI BIOSAKA DAN PUPUK NPK PHONSKA PLUS 2025-01-29T17:32:47+08:00 Maria Klara Salli maria.klara.salli@gmail.com Masria maria.klara.salli@gmail.com <p><em>&nbsp; Produktivitas kacang hijau varietas &nbsp;lokal di tingkat petani tidak lebih dari 1 ton/ha lebih rendah dari produktivitas dari hasil percobaan berkisar 1,60-1.68 ton/ha.Untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau dengan menerapkan berbagai teknologi, seperti biosaka dan pupuk NPK Phonska Plus.Penelitian ini bertujuan mengetahuirespon pertumbuhan kacang hijau akibat pemberian biosaka dan pupuk NPK Phonska Plus dan mendapatkan pertumbuhan terbaik.Menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial, dengan faktor I&nbsp; adalah biosaka, tanpa biosaka&nbsp; dan faktor II adalah dosis pupuk NPK Phonska plus, terdiri dari :&nbsp; 250 kg NPK /ha (100%), 200 kg NPK/ha (80%). 150 NPK kg/ha (60%) dan 100 NPK kg/ha (40%). Uji lanjut menggunakan uji Duncan (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi kedua perlakuan memberikan respon positif terhadap pertumbuhan tanaman, seperti tinggi tanaman, diameter batang, dan panjang akar kacang hijau. Pemberian biosaka juga dapat mengurangi pemakaian pupuk NPK Phonska, terutama pada parameter panjang akar tanaman. Penggunaan pupuk NPK Phonska Plus memiliki dampak positif pada tinggi tanaman dan jumlah cabang produktif, dengan perlakuan 100% NPK Phonska Plus memberikan hasil yang terbaik yang tidak berbeda dengan 80% dan 60% pupuk NPK Phonska Plus. Ini menunjukkan potensi untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau lokal melalui penggunaan teknologi yang efektif seperti biosaka dan pupuk NPK Phonska Plus</em>.</p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em>:</em> <em>Kacang hijau,&nbsp; lokal, biosaka, NPK</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/394 VARIASI PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK PADA MEDIA TANAM TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN SELADA KERITING DALAM POLIBAG 2025-01-29T17:36:17+08:00 Suryawati suryawatigusma@ymail.com Yosefina Lewar suryawatigusma@ymail.com Merlinda Jati suryawatigusma@ymail.com <p><em>Penggunaan media tanam tanah &nbsp;sistem polibag perlu ditambah bahan organik kalau tanah &nbsp;mempunyai tekstur yang keras</em> <em>dengan menambahkan bahan organik (bokashi dan arang sekam), akan tetapi komposisi variasi yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan selada keriting belum diketahui. </em><em>Tujuan penelitian: 1)Mengetahui variasi media tanam tanah dengan penambahan bahan organik yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan.&nbsp; 2) Menentukan media tanam tanah dengan penambahan bahan organik yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan tanaman selada keriting dalam polibag. Penelitian&nbsp; dilaksanakan di lahan Politeknik Pertanian Negeri Kupang &nbsp;pada Tahun 2023. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal terdiri atas 8 perlakuan diulang 4 kali. Perlakuan&nbsp; yaitu: 1) tanah, 2) tanah : arang sekam (1:1), 3)tanah : arang sekam (2:1), 4)tanah : arang sekam (1:2), 5) tanah : bokashi (1:1), 6) tanah : bokashi (2:1), 7) tanah : bokashi (1:2), dan 8) tanah : arang sekam : bokashi (1:1:1). Hasil analisis statistik menunjukan bahwa variasi media tanam tanah dan penambahan bahan organik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan &nbsp;tanaman selada keriting dalam polibag. &nbsp;Media tanam tanah dan arang sekam (1:1) merupakan variasi media yang dianjurkan karena memberikan pengaruh terbaik dan paling ekonomis terhadap pertumbuhan tanaman selada keriting. </em><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : media tanam tanah, bahan organik, selada, polibag&nbsp; </em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/396 SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK N-HEKSAN BIJI JATROPHA GOSSYPIIFOLIA MENTAH DAN SANGRAI 2025-01-29T17:41:20+08:00 Ni Sri Yuliani nisriyuliani@gmail.com Gerson Y. I. Sakan nisriyuliani@gmail.com Eni Rohyati nisriyuliani@gmail.com Yosefus F. da-Lopez nisriyuliani@gmail.com <p><em>Tanaman Jatropha gossypiifolia, atau lebih dikenal sebagai jarak merah, diketahui memiliki minyak </em><em>non-edible</em> <em>yang</em> <em>digunakan</em> <em>sebagai</em> <em>bahan</em> <em>bakar.</em> <em>Tumbuhan</em> <em>ini</em> <em>mudah</em> <em>tumbuh</em> <em>secara</em> <em>alami</em> <em>dan</em> <em>tersebar</em> <em>luas</em> <em>di</em> <em>Pulau</em> <em>Timor.</em> <em>Penelitian</em> <em>terhadap</em> <em>berbagai</em> <em>bagian</em> <em>tanaman</em> <em>ini</em> <em>telah</em> <em>mengungkap</em> <em>beberapa</em> <em>senyawa aktif</em> <em>yang</em> <em>berhasil</em> <em>diekstrak,</em> <em>termasuk</em> <em>alkaloid,</em> <em>kumarin,</em> <em>flavonoid,</em> <em>lignoid,</em> <em>fenol,</em> <em>saponin,</em> <em>steroid,</em> <em>tanin,</em> <em>dan</em> <em>terpenoid.</em> <em>Di</em> <em>negara-negara</em> <em>seperti</em> <em>Amerika dan Afrika, tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional, namun </em><em>di Indonesia belum ada laporan pemanfaatannya. Masyarakat setempat masih banyak yang belum mengetahui kegunaan tanaman ini, sehingga sering kali dibiarkan tumbuh liar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia ekstrak minyak biji Jatropha gossypiifolia dari biji yang mentah dan dikeringkan dengan metode sangrai. Sampel diambil dari daerah Kabupaten Kupang dan terdiri dari biji yang sudah tua dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Ekstraksi minyak dilakukan melalui metode maserasi menggunakan pelarut n-heksan. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak minyak n- heksan dari biji jarak merah, baik yang mentah maupun yang disangrai, mengandung beberapa zat aktif. Zat-zat aktif yang terdeteksi meliputi alkaloid (positif dengan reagen dragendorrf dan mayer), tanin (positif), saponin (positif), dan steroid (positif). Namun, flavonoid tidak terdeteksi (negatif).</em></p> <p><strong><em>Kata</em></strong> <strong><em>kunci</em></strong> <em>:</em> <em>skrining</em> <em>fitokimia,</em> <em>ekstrak</em> <em>n-heksan,</em> <em>biji</em> <em>Jatropha</em> <em>gossypiifolia.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/397 PENGUJIAN DENGAN METODE SANDWICH LATERAL FLOW IMMUNOCHROMATOGRAPHIC ASSAY TERHADAP PROTEIN ANTIBODI NON- STRUKTURAL UNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN VIRUS PENYAKIT MULUT DAN KUKU 2025-01-29T17:45:28+08:00 Andrijanto Hauferson Angi andri_angi@yahoo.com Mikson Metraim Daniel Nalle andri_angi@yahoo.com Susanto Nugroho andri_angi@yahoo.com <p><em>Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) telah mengakibatkan kerugian ekonomi yang luar biasa di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan atau uji guna mengidentifikasi keberadaan virus PMK di wilayah Indonesia terutama wilayah atau daerah yang masih dinyatakan bebas dari Penyakit PMK termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Uji secara cepat untuk mendeteksi PMK sangat penting untuk mengendalikan wabah PMK serta mencegah penyebarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeteksi antibodi protein non-struktural terhadap virus PMK di Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya di Pulau Timor. Tahapan metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan 150 sampel darah sapi dari beberapa lokasi yang merupakan sentra ternak sapi di Kabupaten Kupang termasuk dari lokasi karantina di Tanau serta RPH Bimoku. Serum dari 150 sampel darah yang terkumpul dilakukan pengujian dengan Metode Sandwich Lateral Flow Immunochromatographic Assay Terhadap Protein Antibodi Non-Struktural. Hasil uji apabila dari sampel serum dinyatakan positif terinfeksi PMK ditunjuukkan dengan keberadaan antibodi terhadap virus PMK dengan adanya dua garis merah pada penampang kit uji. Hasil pengujian yang dilakukan ditemukan 6 sampel positif adanya reaksi antibody protein non struktural terhadap virus PMK pada serum koleksi dari 150 sampel darah sapi yang diuji, dengan angka seropositif sebesar 4 %.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: Sapi, PMK, Metode Sandwich Lateral Flow Immunochromatographic Assay, Antibody Protein Non Struktural, Seropositif</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/398 KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA SARANG RAYAP Macrotermes gilvus HAGEN DALAM MAMAR DI AMARASI BARAT 2025-01-29T17:50:40+08:00 Dina Tiara Kusumawardhani kusumawardhani.dt@gmail.com Origenes Boy Kapitan kusumawardhani.dt@gmail.com <p><em>Mamar merupakan sistem agroforestri yang ditujukan untuk menjaga mata air dan pemanfaatan secara lestari, yang tersusun oleh tanaman berkayu dan non kayu. Komposisi tumbuhan mamar tersebut membuat banyak sekali bahan-bahan organik yang perlu untuk diuraikan. </em><em>Salah satu serangga yang berperan sebagai dekomposer adalah rayap tanah. Guna mempelajari keberadaan rayap tanah terhadap karakteristik kimia tanah sarang rayap pada kondisi tropis semi arid, penelitian ini perlu dilakukan. Desa Soba, Amarasi Barat menjadi lokasi sarang yang dipilih untuk mengobservasi sarang rayap, mengumpulkan spesimen rayap, mengidentifikasi spesies rayap, serta melakukan analisis kimia tanah pada sarang rayap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarang rayap yang ditemukan tersebar di dalam mamar sebanyak 4 sarang di bawah naungan dan sekitar tumbuhan yang berbeda. Spesies rayap tanah yang ditemukan dalam sarang tersebut adalah Macrotermes gilvus Hagen. Adapun parameter karakteristik kimia tanah pada sarang rayap menunjukkan nilai pH 6.63 – 7.39 (netral), kandungan C-organik 1.59 – 3.54 % (rendah sampai tinggi), nilai bahan organik 2.72 – 6.10 %, dan nilai N total 0.18 – 0.30 % (rendah hingga sedang). Kandungan bahan organik tanah pada sarang rayap ditemukan lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang tidak terdapat aktivitas rayap.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : </em><em>dekomposer, isoptera, Macrotermes gilvus, mamar, sifat kimia tanah.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/399 KERAGAMAN JENIS MANGROVE DI PANTAI OEBELO KECIL 2025-01-29T17:54:30+08:00 Jeriels Matatula jerielsforestry@gmail.com Adrin jerielsforestry@gmail.com Meilyn Renny Pathibang jerielsforestry@gmail.com <p><em>Mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai di daerah tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon atau perdu yang mampu tumbuh di perairan asin. </em><em>Komunitas merupakan susunan bentuk dari suatu vegetasi yang dapat digunakan dalam penentuan keanekaragaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman jenis mangrove di pantai Oebelo Kecil. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Agustus 2024 dengan&nbsp; metode sampling dengan menggunakan </em><em>analisis vegetasi untuk&nbsp; menghitung besarnya kerapatan, frekuensi, dominansi, indeks nilai penting dari masing – masing jenis. </em><em>Hasil penelitian menunjukan&nbsp; 8 jenis mangrove dengan total induvidu yang ditemukan adalah </em><em>3083 induvidu</em><em>. Jenis vegetasi mangrove yang ditemukan antara lain:&nbsp; </em><em>Lumnitzera racemosa, Rhizophora stylosa, Avicennia marina, Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia caseolaris dan Aegialitis annulata R.Br. Struktur komunitas mangrove ditunjukan dengan jumlah induvidi setiap tingkatan pertumbuhan vegetasi mangrove yang berada di pesisir pantai Oebelo kecil. Indeks nilai penting tertinggi untuk tingkat semai jenis Avicennia&nbsp; marina sebesar, 123,48%, tingkat pancang jenis Sonertia alba sebesar 93,86% dan tingkat pohon Sonneratia alba dengan nilai 104,10%.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : </em><em>mangrove, keragaman jenis, komunitas, vegetasi</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/400 PENGARUH PUASA TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI USUS AYAM 2025-01-29T17:57:54+08:00 Devi Y. J. A. Moenek deviyasintha@gmail.com Jois Moriani Jacob deviyasintha@gmail.com <p><em>Efek puasa terhadap aspek fisiologi ternak ayam, termasuk struktur histologi usus ayam masih belum banyak diteliti. Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh bahan aktif herbal dan puasa terhadap histologi usus, namun penelitian yang berfokus pada efek puasa pada perubahan histomorfometri usus halus ayam belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh puasa terhadap gambaran histologi usus ayam. Sebanyak 100 ekor ayam digunakan sebagai sampel, yang dibagi menjadi empat kelompok perlakuan. Kelompok pertama adalah kelompok kontrol tanpa puasa, sedangkan kelompok lainnya terdiri dari ayam yang menjalani puasa selama 8 jam, 16 jam, dan 24 jam. Pemeriksaan histologis dilakukan untuk mengevaluasi perubahan struktur usus, terutama pada lapisan epitel tunika mukosa, serosa, dan vili. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan signifikan pada gambaran histologi usus ayam yang dipuasakan. Pada kelompok perlakuan puasa, ditemukan desquamasi atau pengelupasan epitel pada tunika mukosa dan serosa. Selain itu, pemendekan vili usus juga terlihat semakin jelas seiring dengan lamanya waktu puasa, terutama pada kelompok dengan puasa 24 jam. Perubahan ini diduga disebabkan oleh respon adaptif usus terhadap kondisi kekurangan asupan nutrisi yang dialami selama puasa. Secara deskriptif, penelitian ini menunjukkan bahwa puasa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap struktur histologi usus ayam.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: ayam broiler, desquamasi mukosa, serosa, vili usus, puasa.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/401 ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN PADA WINE KULIT BUAH NAGA DAN NENAS 2025-01-29T18:02:38+08:00 Senni Juniawati Bunga senni.bunga@staff.politanikoe.ac.id Rikka Welhelmina Sir senni.bunga@staff.politanikoe.ac.id <p><em>Kulit buah seringkali dianggap sebagai limbah yang belum diolah secara optimal oleh sebagian masyarakat Indonesia, padahal dalam limbah kulit buah masih memiliki komponen bioaktif seperti senyawa antioksidan dan antosianin yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Penelitian ini memanfaatkan kulit buah naga dan nenas sebagai bahan baku pembuatan wine, yang dikombinasikan dengan gula lontar dan beberapa rempah untuk memperkaya cita rasa wine yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis aktivitas antioksidan dan kandungan antosianin wine kulit buah naga-nenas yang dilakukan melalui proses fermentasi anareob. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dalam wine kulit buah naga-nenas setelah 1 bulan aging sebesar 50,31% dan kandungan antosianinnya adalah sebesar 8.6 mg/100g sampel. Penelitian ini akan menjadi dasar untuk memahami potensi pemanfaatan limbah kulit buah naga dan nenas bagi pengembangan produk inovatif wine. Selain itu, dengan mengetahui kandungan antioksidan dan antosianin dalam wine dapat menjadi indikator dalam mengatur proses produksi untuk memaksimalkan senyawa bermanfaat ini bagi kesehatan.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong><em> Wine, kulit buah, aktivitas antioksidan, kandungan antosianin</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/402 KANDUNGAN MINERAL BIJI ARBILA DARI BERBAGAI AKSESI YANG BERKATEGORI RINGAN DARI KABUPATEN KUPANG 2025-01-29T18:07:22+08:00 Bernadete Barek Koten bernadete_koten@yahoo.com Mariana Hebing bernadete_koten@yahoo.com Redempta Wea bernadete_koten@yahoo.com Jacobus S. Oematan bernadete_koten@yahoo.com Melkianus D. S. Randu bernadete_koten@yahoo.com Noldin Abolla bernadete_koten@yahoo.com Allan Prima Titong bernadete_koten@yahoo.com <p><em>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kandungan mineral biji arbila (Phaseolus lunatus L.) berbagai aksesi berkategori ringan dari Kabupaten Kupang. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Mei- Oktober 2023, yang berlokasi di Kabupaten Kupang dan Laboratorium Nutrisi Ternak Politani Kupang. Alat dan bahan yang digunakan adalah timbangan digital dengan kapasitas 5 kg dan skala terkecil 1 g, nampan, oven pengering dan desikator, biji arbila dari berat biji berkategori ringan, plastik klip dan kantong plastik. Prosedur penelitian meliputi pengumpulan biji arbila, pengidentifikasian biji, pemisahan biji menurut aksesi berdasarkan morfologi biji, pengovenan, penimbangan biji, pengelompokan dalam kategori ringan dengan berat biji 11-24 g/100 biji, preparasi sampel, penggilingan, pengayakan dengan diameter saringan 1 mm, dan analisis kadar mineral. Variabel yang diamati kadar mineral meliputi kadar kalsium (Ca), kadar fosfor (P), dan kadar kalium (K). Data dideskriptifkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 aksesi arbila yang berkategori ringan. Kadar Ca biji arbila tertinggi pada K40 (0,59%) dan terendah K1 (0,30%) dengan rata-rata 0,46%. Kadar K tertinggi pada K41 (1,23%), dan terendah pada K1 (1,09%) dengan rata-rata 1,18%. Kadar P tertinggi pada K40 (0,77%) dan terendah pada K2 (0,50%) dengan rata-rata 0,62%. Disimpulkan bahwa kadar mineral biji arbila dari aksesi dengan berat biji berkategori ringan adalah Ca berkisar antara 0,30 - 0,59%, kadar K berkisar antara 1,09 -1,23% dan kadar P berkisar antara 0,50 – 0,77%.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Kata kunci : </em></strong><em> </em><em>Aksesi arbila (Phaseolus lunatus </em>L<em>.), Biji berkategori ringan, mineral kalsium, Kalium, </em><em>Fosfor</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/403 KECERNAAN BAHAN KERING, PROTEIN KASAR, DAN SERAT KASAR RANSUM AYAM KAMPUNG SUPER TIPE PEDAGING YANG MENGANDUNG TEPUNG DAUN KELOR 2025-01-29T18:20:02+08:00 Mita Rambu Jola Pedi catootjienalle@gmail.com Catootjie L. Nalle catootjienalle@gmail.com Cytske Sabuna catootjienalle@gmail.com <p><em>Bungkil kacang kedelei adalah bahan baku pakan sumber protein yang digunakan untuk ternak unggas. </em><em>Bahan ini harus diimpor dari negara lain sehingga harganya mahal dan bergantung pada nilai tukar dollar. </em><em>Daun kelor merupakan bahan baku yang kaya akan protein dan tersedia secara lokal dalam jumlah banyak. Daun kelor yang berbentuk tepung berpotensi digunakan sebagai bahan baku sumber protein. Namun demikian, kajian yang intensif tentang tepung daun kelor sebagai bahan baku pakan sumber protein perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecernaan nutrien tepung daun kelor (TDK) dalam ransum ternak ayam kampung super tipe pedaging.. Kuri (anak ayam umur sehari) Jowo Super (Joper) sebanyak 160 ekor digunakan dalam penelitian ini. Pengukuran daya cerna nutrien dilakukan dengan metode koleksi total ekskreta.</em> <em>Penelitian ini dirancang dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 8 ekor ayam.. Keempat perlakuan tersebut adalah P0 (kontrol), P1 (TDK5%), P2 (TDK 7,5%), P3 (TDK 10%). Hasil analisis statistic menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap kecernaan bahan kering, protein kasar, dan serat kasar. </em><em>Sehingga, simpulannya tepung daun kelor aman dikonsumsi hingga level 10% pada ayam kampung super tipe pedaging fase grower.&nbsp; </em></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> :</em><em> Ayam Kampung Super,&nbsp; Daya cerna, Moringa oleivera, Nutrien</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/404 PENGARUH PRIMING BENIH PARIA KADALUARSA MENGGUNAKAN AIR KELAPA MUDA PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP VIABILITAS BENIH 2025-01-29T21:51:28+08:00 Yosefina Lewar yosefina.lewar087@gmail.com Ali Hasan yosefina.lewar087@gmail.com Yesmi Penina Sako yosefina.lewar087@gmail.com <p><em>Deteriorasi atau kemunduran mutu benih didefinisikan sebagai perubahan pada benih ke arah yang lebih buruk, dan terjadi seiring dengan bertambahnya waktu dan akhirnya kemampuan untuk bertahan hidup menjadi menurun atau disebut kadaluarsa. Benih kadaluarsa menyebabkan menurunnya viabilitas benih yang merupakan awal kegagalan dalam kegiatan pertanian, sehingga harus dicegah agar tidak mempengaruhi produktivitas tanaman. Benih kadaluarsa masih dapat digunakan sebagai bahan tanam dengan memberikan perlakuan khusus, salah satunya priming. Priming dapat menggunakan media air kelapa muda, karena mengandung hormon auksin, giberelin, dan sitokinin. Priming berdampak positif terhadap pemulihan benih salah satunya dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi air kelapa muda terbaik dalam meningkatkan viabilitas benih paria kadaluarsa. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan konsentrasi air kelapa muda yakni 0%, 15%, 30%, 45%, 60%, dan 75% yang diulang 4 kali. Variabel yang diamati adalah daya tumbuh, kecepatan tumbuh, keserampakan tumbuh, potensi tumbuh maksimum, first count germination, dan berat segar kecambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi air kelapa muda 60% lebih efektif meningkatkan viabilitas benih paria kadaluarsa yakni daya tumbuh benih (83,00%), kecepatan tumbuh benih (12,80%/hari), keserampakan tumbuh benih (80,50%), first count germination (76,00%), potensi tumbuh maksimum benih (89,25%), dan berat segar kecambah (66,40 g).</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong> <em>: Air kelapa muda, Kadaluarsa, Priming, Viabilitas</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/405 POTENSI CADANGAN KARBON HUTAN MANGROVE DI PANTAI TANAH MERAH 2025-01-29T21:58:14+08:00 Meilyn R. Pathibang meilynoldy@gmail.com Yudhistira A. N. R. Ora meilynoldy@gmail.com Jeriels Matatula meilynoldy@gmail.com Tristania Lalus meilynoldy@gmail.com <p>Kerusakan hutan mangrove berdampak pada sebagian besar jumlah blue karbon yang tersimpan. Seiring terjadinya kerusakan hutan mangrove maka pelepasan karbon ke atmosfir juga terjadi sebanyak tingkat kerusakan hutan yang terjadi. Akumulasi gas rumah kaca akibat perubahan tutupan lahan termasuk di kawasan hutan mangrove diperkirakan sebesar 20% dari total emisi global yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim.Untuk mengetahui dampak kerusakan yang terjadi dalam mengemisi karbon maka penelitian ini diarahkan untuk mengetahui blue carbon yang berada di ekositem mangrove pada Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang khususnya di Pantai Tanah Merah. Data blue karbon hutan mangrove saat ini sangat diperlukan untuk mendata secara kuantitatif jumlah blue karbon baik yang diserap oleh hutan mangrove maupun yang diemisikan yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Penelitian ini dilakukan di 3 lokasi tahun tanam yang berbeda, yaitu tahun tanam 2004, 2006, dan 2008. Petak ukur yang digunakan adalah petak ukur permanen berukuran 50x50 yang terletak di zona depan, zona Tengah, dan zona belakang. Metode yang digunakan adalah metode nondestruktif dengan menggunakan persamaan allometrik yang sudah ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 5 jenis mangrove yang ada di pantai tanah merah, yaitu Sonneratia alba, Avicennia marina, Rhizopora apiculata, Rhizopora stylosa, dan Lumitzera racemosa dan yang paling dominan adalah jenis Sonneratia alba. Berdasarkan hasil analisis SPSS, total cadangan karbon yang ada di TWAL Teluk Kupang Pantai Tanah Merah pada blok tanam tahun 2004 adalah 484,59 ton/Ha, pada blok tanam tahun 2006 adalah 645,46 ton/Ha, dan pada blok tanam 2008 adalah 355,9 ton/ha.</p> <p>Kata kunci: Blue carbon, Mangrove, Perubahan iklim</p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/406 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Escherichia coli PADA DAGING SERTA HATI AYAM BROILER DI KOTA KUPANG 2025-01-29T22:04:22+08:00 Novianti Neliyani Toelle nelly_toelle@yahoo.com Julita Dewitri Mertha Yasa nelly_toelle@yahoo.com <p><em>Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri patogen yang sering ditemukan pada produk hewani dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika dikonsumsi oleh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri E. coli pada daging serta hati ayam broiler yang diperoleh dari tiga pasar tradisional di Kota Kupang. Penelitian ini menggunakan 30 sampel yang terdiri dari 15 sampel hati dan 15 sampel daging ayam broiler yang diambil dari tiga pasar secara acak. Metode isolasi dilakukan dengan menumbuhkan sampel pada media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), yang merupakan media selektif untuk mendeteksi keberadaan bakteri ini. Identifikasi lebih lanjut dilakukan melalui uji pewarnaan Gram untuk memastikan karakteristik morfologi bakteri. Hasil penelitian: pada media EMBA, terdapat koloni berwarna hijau metalik, yang merupakan indikasi khas adanya E. coli. Selain itu, uji pewarnaan Gram memperlihatkan bahwa bakteri tersebut bersifat Gram negatif. Berdasarkan hasil isolasi dan identifikasi ini, ditemukan bahwa daging ayam dan hati ayam dari ketiga pasar tradisional di Kota Kupang mengindikasikan positif tercemar oleh E. Coli. Temuan ini menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap kebersihan dan kualitas produk unggas, serta perlunya tindakan pencegahan untuk mencegah risiko kontaminasi yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Kesimpulan: sampel dari daging dan hati ayam dari ketiga pasar tersebut tercemar oleh E. coli.</em></p> <p><strong><em>Kata</em></strong><strong><em> k</em></strong><strong><em>unci</em></strong>: Hati, Daging ayam, <em>Escherichia</em> <em>coli</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/407 KETERKAITAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PERTANIAN DI NUSA TENGGARA TIMUR: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT 2025-01-29T22:08:26+08:00 Johny A. Koylal johny_koylal@yahoo.com Ferdinan S. Suek johny_koylal@yahoo.com Haryati M. Sangadji johny_koylal@yahoo.com <p><em>Ketimpangan pertumbuhan antar sektor di Nusa Tenggara Timur memerlukan perhatian khusus untuk mengoptimalkan peran sektor industri pengolahan dalam mendorong transformasi struktur perekonomian. Penelitian ini bertujuan mengkaji keterkaitan sektor industri pengolahan dengan sektor pertanian dan sektor ekonomi lainnya guna menentukan sektor industri pengolahan unggulan. </em><em>Data penelitian meliputi Tabel Input-Output (I-O) klasifikasi 38 sektor tahun 2020, </em><em>Produk Dometik Regional Bruto, tenaga kerja, total input dan output, permintaan akhir, input primer, </em><em>yang diperoleh dari </em><em>Badan Pusat Statistik</em><em>. Analisis kuantitatif dilakukan pada Tabel I-O klasifikasi 38 sektor tahun 2020, yang disusun melalui pembaruan Tabel I-O klasifikasi 52 sektor tahun 2017 menggunakan metode RAS. </em><em>Variabel utama adalah keterkaitan ke belakang dan ke depan total sektor industri pengolahan. Hasil menunjukkan bahwa sektor industri makanan dan minuman memiliki&nbsp; keterkaitan total yang tinggi, baik ke belakang maupun ke depan, menjadikannnya sektor unggulan strategis. Sektor ini mampu mendorong pertumbuhan sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku utama dan mendistribusikan outputnya ke berbagai sektor lain, termasuk sektor pertanian sehingga berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional. </em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: Keterkaitan sektor, Industri pengolahan, Pertanian, Nusa Tenggara Timur, Pendekatan input-ouput </em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/408 STATUS AKROSOM SPERMATOZOA BABI DALAM PENGENCER BERBEDA YANG DI PRESERVASI SELAMA 3 HARI PADA SUHU 16 ℃ 2025-01-29T22:26:32+08:00 Hermilinda Parera hermilinda.parera@staff.politanikoe.ac.id Victor Lenda hermilinda.parera@staff.politanikoe.ac.id Julita Mertha Yasa hermilinda.parera@staff.politanikoe.ac.id Imelda Djani hermilinda.parera@staff.politanikoe.ac.id <p><em>Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi kualitas dan keutuhan akrosom spermatozoa babi dalam pengencer berbeda yang di preservasi selama tiga hari pada suhu 16℃. </em><em>Semen diperoleh dari 3 ekor pejantan berusia 1,5 -1,8 tahun yang dikoleksi dua kali per minggu. Tiga kelompok pengencer yang digunakan adalah: Kelompok I :TCF+EM+KT (tris sitrat fruktosa +ekstrak mesocarp buah lontar + kuning telur), Kelompok II: TCF+EM (tris sitrat fruktosa + ekstrak mesocarp buah lontar), dan kelompok III: TCF (tris sitrat fruktosa). Semen disimpan selama 24, 48 dan 72 jam. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dan lima ulangan. Parameter yang diukur adalah motilitas, viabilitas, keutuhan tudung akrosom. Analisis data dilakukan dengan Anova, dilanjutkan uji Duncan jika terdapat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukan motilitas spermatozoa babi menurun secara signifikan (P&lt;0,05) seiring bertambahnya waktu penyimpanan pada suhu 16<sup>o</sup>C. Pengencer TCF+EM+KT menunjukkan motilitas yang lebih tinggi dari hari pertama hingga ketiga dibandingkan TCF+EM dan TCF. </em><em>Rata-rata viabilitas spermatozoa selama 72 jam penyimpanan berkisar antara 77% - 83% dengan viabilitas tertinggi pada pengencer TCF+EM+KT (P&lt;0,05). Penurunan viabilitas terbesar terjadi pada pengencer TCF (12,33%), diikuti TCF+EM (10,17%) dan TCF+EM+KT (9,17%). Keutuhan akrosom juga menurun selama penyimpanan, dengan penurunan terbesar pada TCF. Keutuhan akrosom pada pengencer TCF+EM+KT lebih baik dibandingkan kedua pengencer lainnya</em></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong>&nbsp; <em>Keutuhan akrosom, Spermatozoa babi, Suhu 16<sup>o</sup>C, Tris citrat fructosa</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/409 STUDI PEMANFAATAN FASILITAS PELABUHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) KUPANG KOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 2025-01-29T22:33:03+08:00 Septinus Mendrofa septinus_mendrofa@yahoo.com Ihsan Sanggar Rahman septinus_mendrofa@yahoo.com <p><em>Salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan pemanfaatan sumberdaya perikanan adalah adanya dukungan sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai. Salah satu sarana dan prasara</em><em>na</em><em> yang sangat penting tersebut adalah infrastruktur pelabuhan perikanan. </em><em>Pembangunan industri perikanan di Nusa Tenggara Timur didukung oleh 8 pelabuhan perikanan</em><em>, s</em><em>alah satu pelabuhan perikanan tersebut adalah Pelabuhan Perikanan Pantai Kupang yang berada di Kota Kupang sekaligus Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengingat pentingnya peran pelabuhan dalam mendukung kegiatan pembangunan perikanan, maka dirasa perlu untuk dilakukan penelitian tentang analisis pemanfaatan fasilitas pelabuhan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kupang, Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi fasilitas pelabuhan yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Kupang dan menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus Pelabuhan Perikanan Pantai Kupang dengan data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. </em><em>Secara umum fasilitas pelabuhan yang terdapat di PPP Kupang sudah memenuhi standar pelabuhan perikanan dengan kondisi fasilitas baik dan difungsikan baik itu fasilitas pokok, fasilitas operasional, dan fasilitas penunjang. Tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan di PPP Kupang sangat dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku usaha perikanan baik itu fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang. </em><em>Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam peningkatan pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Kupang, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : pelabuhan, perikanan, pantai, Kupang</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/410 PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BERAS, TEPUNG TAPIOKA DAN TEPUNG KETAN TERHADAP TEPUNG PENYALUT BERBAHAN DASAR TEPUNG JAGUNG LOKAL TIMOR TERMODIFIKASI TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN 2025-01-30T00:58:06+08:00 Maria Susana Medho medhomaria13@gmail.com Aydamel Asisaul Gelora Mentur Takalapeta medhomaria13@gmail.com Endeyani V. Muhammad medhomaria13@gmail.com Yosefina Lewar medhomaria13@gmail.com <p><em>Pemanfaatan produk tepung jagung juga bisa sebagai tepung penyalut gorengan. Penggunaan 100% tepung jagung sebagai penyalut produk gorengan menghasilkan tekstur yang keras setelah pendinginan. Hal inilah yang mendasari dilakukannya formulasi pembuatan tepung penyalut atau tepung campuran siap pakai (TCSP) dari tepung jagung yang bertekstur renyah dan tidak keras setelah pendinginan. Tepung penyalut banyak digunakan untuk produk gorengan seperti pisang goreng, tempe goreng dan ayam goreng. Selama ini tepung penyalut umumnya dibuat dari bahan &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;utama terigu dan tepung beras untuk membuat gorengan. Beberapa jenis tepung campuran dan tepung bumbu beredar di pasaran. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penambahan tepung beras, tepung tapioka dan tepung ketan pada tepung penyalut berbahan dasar jagung lokal Timor termodifikasi yang diaplikasikan pada tempe goreng terhadap kesukaan panelis. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor tunggal yang terdiri dari sembilan perlakuan dalam formula tepung penyalut per 100 gram (tepung jagung:tepung beras:tepung tapioka:tepung ketan). Formula A(60: 35:5), formula B(60:30:10), formula C(60:25:15 ), formula D (50:45:5) ,formula E (50:40:10), formula F (50:35:15), formula G (40:55:5), formula H (40:50:10), formula I (40:45:15). Hasil penelitian menunjukkan nilai kesukaan konsumen terhadap warna tempe goreng yang diaplikasi dengan tepung penyalut tidak dipengaruhi oleh proporsi tepung jagung, tepung beras, tepung tapioka dan ketan. Proporsi tepung penyalut sangat berpengaruh terhadap tekstur atau kerenyahan produk. Tepung penyalut terbaik diperoleh dari formula 50% tepung jagung, 17,5% tepung beras, 17,5% tapioka dan 15% tepung ketan dengan nilai kesukaan konsumen tertinggi yaitu warna 4,36 (suka), tekstur 4,36 (suka), rasa 3,80 (agak suka), aroma 3,44 (agak suka).</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong> <em>: uji sensoris, tepung jagung, tepung penyalut</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/411 PENGARUH VARIASI SUHU DAN BAHAN KIMIA AKTIVATOR PADA ARANG AKTIF BIJI KELOR TERHADAP KADAR AIR DAN PH EKSKRETA 2025-01-30T01:07:07+08:00 Cokorda B. D. P. Mahardika cokbagusdharma@gmail.com Nimrot Neonufa cokbagusdharma@gmail.com Yohan Nenomnanu cokbagusdharma@gmail.com Yefri N. Baunsele cokbagusdharma@gmail.com Andri L. M. Modok cokbagusdharma@gmail.com <p><em>Karbon aktif cukup efektif mengadsorpsi berbagai jenis polutan dengan efisien dan kinetika adsorpsi yang cepat. Biji kelor dapat diubah menjadi karbon aktif melalui proses karbonisasi dan aktivasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh dari aktivasi arang aktif biji kelor dengan variasi suhu dan bahan kimia terhadap kadar air dan pH ekskreta ayam ras pedaging. Penelitian ini didesain secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 3x3 dengan faktor utama adalah suhu aktivasi (200<sup>0</sup>C, 400<sup>0</sup>C dan 600<sup>0</sup>C) dan faktor kedua yaitu bahan kimia aktivator (H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>, NaCl dan HCl). Peubah yang diteliti adalah kadar air dan kadar pH ekskreta. Data yang telah diperoleh dianalisis ragam secara statistik pada taraf nyata 5%. Apabila hasil analisis sidik ragam ada perlakuan yang nyata, maka analisis dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu aktivasi dan bahan kimia aktivator masing-masing memiliki pengaruh signifikan terhadap pH ekskreta (p&lt;0,05), namun tidak ada interaksi signifikan antara suhu dan jenis aktivator (p&gt;0,05). Semakin tinggi suhu aktivator </em><em>cenderung menurunkan pH ekskreta pada ketiga jenis aktivator.</em> <em>HCl menghasilkan pH ekskreta paling rendah, menunjukkan bahwa aktivator ini paling efektif dalam menurunkan pH ekskreta. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa baik jenis bahan kimia aktivator maupun suhu tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kadar air ekskreta, serta tidak ada interaksi signifikan antara keduanya (p&gt;0,05). Penambahan arang aktif biji kelor pada ekskreta memiliki pengaruh dalam penurunan pH ekskreta.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : </em><em>a</em><em>rang, ekskreta, kadar air, kelor, pH </em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/412 PREVALENSI KOKSIDIOSIS PADA SAPI BALI DI KECAMATAN ALOK KABUPATEN SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 2025-01-30T01:12:18+08:00 I Gusti Komang Oka Wirawan oka_sayun@yahoo.com Yanse Yane Rumlaklak oka_sayun@yahoo.com <p><em>Koksidiosis adalah penyakit yang disebabkan protozoa dari genus Eimeria spp., protozoa ini merusak epitel usus yang akan mengganggu pencernaan sehingga menyebabkan penurunan produksi dan reproduksi bahkan kematian. Tujuan penelitian ini: untuk mengetahui prevalensi koksidiosis pada sapi Bali di Kecamatan Alok. </em><em>Metode penelitian: jumlah sampel feses sapi Bali yang diambil sebanyak 15 sampel berasal dari padang penggembalaan di Kecamatan tersebut. Pemeriksaan sampel menggunakan metode sedimentasi dan metode pengapungan. Metode sedimentasi; feses diambil ± 5 gram ditambah aquades 5 mL, digerus menggunakan mortir, gerusan disaring menggunakan saringan teh, supensinya dimasukkan ke dalam tabung reaksi sampai volumenya ¾ bagian dan disentrifuse dengan kecepatan 1500 rpm selama 2 menit. Kemudian tabung diambil dan supernatan dibuang, endapan feses diambil menggunakan spatula sebesar pentolan korek api dan dibuat preparat hapus. Preparat diperiksa menggunakan mikroskop pembesaran 350x, untuk memperjelas identifikasi maka pembesarannya dirubah ke pembesaran yang lebih besar. Metode pengapungan; sisa endapan feses di dalam tabung pada metode sedimentasi ditambahkan NaCl jenuh sampai volumenya ¾ tabung. </em><em>Kemudian disentrifuse dengan kecepatan dan waktu yang sama seperti metode sedimentasi. Setelah itu tabung diambil dan ditempatkan pada rak tabung dengan posisi tegak lurus, selanjutnya ditetesi dengan NaCl jenuh sampai permukaannya cembung dan didiamkan selama 2 – 3 menit. Selanjutnya objek glass disentuhkan pada permukaan cairan yang cembung tersebut dan segera dibalik kemudian ditutup dengan cover glass. Metode identifikasinya sama seperti metode sedimentasi. </em><em>Data prevalensi dianalisis secara deskriptif. Hasil: lima belas sampel yang diperiksa semuanya positif terinfeksi Eimeria spp.. Kesimpulan: prevalensi koksidiosis pada sapi Bali sebesar 100%.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : </em><em>prevalensi, koksidiosis, sapi Bali</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/413 PENGARUH BERBAGAI JENIS MEDIA TANAM TERHADAP VIABILITAS BENIH KESAMBI (Schleicera oleosa) 2025-01-30T01:16:03+08:00 Ni Kade Ayu D. Aryani nikadeayudewiaryani@yahoo.com Mahardika P. Purba nikadeayudewiaryani@yahoo.com Yakub Benu nikadeayudewiaryani@yahoo.com Luisa M. Manek nikadeayudewiaryani@yahoo.com Adrin nikadeayudewiaryani@yahoo.com Karolus G. Siee nikadeayudewiaryani@yahoo.com Beatrix K. Pola nikadeayudewiaryani@yahoo.com Aloisius S. Koli nikadeayudewiaryani@yahoo.com <p><em>Kesambi adalah tumbuhan berkayu yang mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Oleh karena itu, perlu dukungan pengembangan budidaya kesambi melalui pengadaan bibit bermutu dalam jumlah yang banyak dan disediakan dalam waktu yang singkat. Penyediaan bibit bermutu tentunya tidak terlepas dari ketersediaan benih, namun terdapat beberapa kendala yang sering ditemui terutama dalam perkecambahannya. Untuk itu perlu memperhatikan faktor dan teknik perbenihan kesambi yang baik sehingga mampu meningkatkan viabilitas (daya kecambah) sehingga dapat menghasilkan produksi bibit yang berkualitas tinggi. Adapun faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih kesambi antara lain faktor internal atau genetik dan faktor eksternal atau lingkungan tumbuh. Lingkungan tumbuh berupa media tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis media tanam terhadap viabilitas benih kesambi dan mengetahui kombinasi dan media tanam terbaik terhadap viabilitas benih kesambi. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial dengan 4 perlakuan&nbsp; media tanam yaitu kombinasi tanah-pasir (2:1), kombinasi tanah-pasir-campuran bag log jamur tiram dan pupuk kandang (2:1:1), kombinasi tanah-pasir-kasgot (2:1:1), kombinasi tanah-pasir-bokhasi (2:1:1). Setiap perlakuan diulangi sebanyak 3 kali dan setiap ulangan terdiri dari 10 benih sehingga terdapat 120 satuan percobaan benih kesambi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih kesambi. Perlakuan media tanam tanah-pasir (TP) dengan kombinasi 2:1 memberikan hasil tertinggi daya kecambah sebesar 30,00 %, laju perkecambahan sebesar 14,24 hari, dan Indeks kecepatan berkecambah sebesar 29,00. &nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : media tanam, viabilitas, benih kesambi</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/414 PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRASI PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK SIRIH MERAH (Piper crocatum) 2025-01-30T01:24:14+08:00 Laurensius Lehar laurensiusl@yahoo.co.id Tri Luchi Proklamita laurensiusl@yahoo.co.id Zainal Arifin laurensiusl@yahoo.co.id Aldolinus Mau laurensiusl@yahoo.co.id <p><em>Tanaman sirih merah (Piper crocatum), yang termasuk dalam famili Piperaceae, memiliki potensi multifungsi baik sebagai tanaman obat maupun tanaman hias. Kemampuannya sebagai bahan obat tradisional dan modern menjadikannya sumber daya yang penting untuk pengembangan lebih lanjut dalam bidang farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh konsentrasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) terhadap pertumbuhan stek sirih merah serta menentukan konsentrasi PGPR yang optimal untuk perbanyakan stek tersebut. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yang terdiri dari enam taraf konsentrasi PGPR (0 mL.L⁻¹, 15 mL.L⁻<sup>1</sup>), 20 mL.L<sup>⁻1</sup>, 25 mL.L<sup>⁻1</sup>, 30 mL.L<sup>⁻1</sup>, dan 35 mL.L⁻¹), dan diulang sebanyak empat kali. Parameter yang diamati meliputi persentase stek hidup, waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, berat segar akar, dan bobot kering akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi PGPR berpengaruh signifikan terhadap beberapa parameter pertumbuhan, terutama pada panjang tunas dan jumlah daun pada umur 6 dan 8 minggu setelah tanam (MST), serta berat segar dan kering akar. Konsentrasi PGPR 30 mL.L⁻¹ memberikan hasil terbaik dengan panjang tunas 19,63 cm, jumlah daun 6,08 helai, berat segar akar 5,55 g, dan bobot kering akar 0,38 g pada 8 MST.</em></p> <p><strong><em>Kata</em></strong> <strong><em>kunci</em></strong> <em>:</em> <em>sirih</em> <em>merah,</em> <em>PGPR,</em> <em>pertumbuhan stek.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/415 ANALISIS MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN KUDA TIMOR DI WILAYAH AMFOANG KABUPATEN KUPANG 2025-01-30T01:28:13+08:00 Melkianus Dedimus Same Randu deddy_randu@yahoo.co.id Suryawati deddy_randu@yahoo.co.id Redempta Wea deddy_randu@yahoo.co.id Devi Anthonia Juliana Ndolu deddy_randu@yahoo.co.id Bernadete Barek Koten deddy_randu@yahoo.co.id Monica Canadianti deddy_randu@yahoo.co.id <p><em>Rendahnya perhatian terhadap pelestarian sumber daya genetik ternak lokal dapat berdampak terhadap menurunnya motivasi peternak kuda Timor. Penelitian bertujuan menganalisis motivasi peternak dalam mengembangkan kuda Timor di Kecamatan Amfoang Tengah dan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang.</em> <em>Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan penilaian skala Likert, melibatkan 43 responden yang ditetapkan secara purposive.</em> <em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara kumulatif, peternak kuda Timor berada pada kategori termotivasi, dengan kontribusi utama adalah kebutuhan akan hubungan (relatedness needs) sebesar 39,21%. Disimpulkan bahwa motivasi peternak kuda Timor di Kecamatan Amfoang Tengah dan Amfoang Selatan didominasi kebutuhan akan hubungan yang mencakup dukungan moril, interaksi sosial, dan pandangan tentang pentingnya melestarikan kuda Timor. Implikasi penelitian ini menekankan pentingnya peningkatan kapasitas peternak, penguatan jaringan sosial, pelestarian budaya, dan pengembangan kebijakan yang mendukung pelestarian kuda Timor sehingga mampu memberikan kontribusi bagi upaya pengembangan dan pelestarian sumber daya genetik lokal ternak kuda di Provinsi Nusa Tenggara Timur.</em></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : kuda Timor, motivasi peternak, pelestarian, peternakan tradisional, ternak lokal</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/416 RAGI TAPE MENINGKATKAN NILAI NUTRISI PUTAK (Corypha utan) SEBAGAI BAHAN PAKAN 2025-01-30T01:34:01+08:00 Helda heldasyarif@gmail.com Andy Y. Ninu heldasyarif@gmail.com Karel D. Tada heldasyarif@gmail.com <p><em>Putak merupakan empelur batang gewang yang jumlahnya cukup banyak di NTT namun pemanfaatannya sebagai pakan ternak masih terbatas karena nilai nutrisi yang cenderung masih rendah, sehingga perlu meningkatkan kandungan nutrisi putak melalui teknologi fermentasi. </em><em>Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh fermentasi dengan ragi tape terhadap kandungan nutrisi putak. Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, terdiri dari R0 =&nbsp; putak&nbsp; +&nbsp; 0% ragi tape , R1 =&nbsp; putak +&nbsp; 0,50% ragi tape, R2 =&nbsp; putak&nbsp; + 0,75% ragi tape, R3 =&nbsp; putak&nbsp; + 1,00 % ragi tape dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ragi tape dalam fermentasi putak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap bahan kering (BK), serat kasar (SK), protein kasar (PK) dan bahan ekstrak tanpa N (BETN). Disimpulkan bahwa pada perlakuan fermentasi putak dengan penambahan 1% ragi tape meningkatkan nilai nutrisi putak yakni meningkatkan protein kasar dan menurunkan serat kasar, bahan kering dan bahan ekstrak tanpa N. </em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: ragi tape , nilai nutrisi, putak, pakan </em></p> <p>&nbsp;</p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/417 PAKET “FERTIPROTEX” ORGANIK BERBAHAN LOKAL SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF DALAM MENINGKATKAN HASIL BAWANG MERAH 2025-01-30T01:42:46+08:00 Vinni Denivita Tome denivitatome@gmail.com Yason Edison Benu denivitatome@gmail.com <p><em>Bawang merah merupakan merupakan sayuran pokok yang belum dapat disubsitusikan oleh sayuran jenis lainnya. Upaya peningkatan bawang merah terus dilakukan karena sifat produksinya yang musiman, namun kebutuhan konsumsinya sepanjang musim. Peningkatan hasil bawang merah di tingkat petani saat ini sangat bergantung pada penggunaan pupuk dan pestisida kimia sintetis. “Fertiprotex” merupakan istilah yang digunakan untuk menggabungkan kegiatan pemupukan (fertilizer) dan perlindungan tanaman (protection). Paket “Fertiprotex” alternatif yang dapat diterapkan adalah dengan memanfaatkan sumber daya lokal sebagai bahan pupuk dan pestisida dalam menunjang produksi bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji paket “Fertiprotex” berbasis organik berbahan lokal sebagai paket alternatif bagi petani untuk mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis. Penelitian dilakukan di Lahan Paktik Jurusan TPH Politani Kupang sejak April-Agustus 2024.&nbsp; Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan tiga perlakuan dan 5 ulangan sehingga terdapat 15 unit percobaan. Paket perlakuan “Fertiprotex” terdiri atas kimia sintetis, organik dan hayati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan paket “Fertiprotex” kimia sintetis, organik dan hayati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan fase generatif dan bobot kering panen umbi per tanaman. Hal ini&nbsp; menunjukkan bahwa paket “Fertiprotex” organik dapat digunakan sebagai paket teknologi alternatif untuk mendapatkan hasil yang sama dengan paket kimia sintetis. Aplikasi paket “Fertiprotex” organik berbahan lokal dapat menjadi solusi bagi petani bawang merah dengan ketersediaan sumber daya lokal yang melimpah dan mengurangi ketergantungan pupuk dan pestisida kimia sintetis yang berdampak kurang baik bagi lingkungan untuk jangka waktu yang panjang.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : Fertiprotex, organik, hasil, bawang merah</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/418 UJI ORGANOLEPTIK YOGURT SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN BUAH LONTAR (Borassus flabeliffer L.) PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA 2025-01-30T09:01:51+08:00 Monica Canadianti ima.malawati27@gmail.com Ima Malawati ima.malawati27@gmail.com Dedet S. R. Anugrah ima.malawati27@gmail.com <p><em>Susu kambing termasuk sumber protein hewani yang kaya akan nutrisi dan baik bagi kesehatan manusia. Susu kambing memiliki aroma khas (prengus) yang disebabkan kandungan asam lemak di dalamnya. Upaya untuk mengurangi aroma ini adalah dengan mengolah susu menjadi yogurt. Yogurt termasuk dalam diversifikasi olahan susu yang diperoleh dari proses fermentasi susu menggunakan bakteri asam laktat. Produk yogurt dapat diberi bahan tambahan alami untuk meningkatkan kualitas fisik, kimia, dan sensorinya. Bahan tambahan alami yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah lontar (Borassus flabeliffer L.) yang banyak dijumpai di Nusa Tenggara Timur. Buah lontar mengandung senyawa antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas serta dapat memperpanjang umur produk olahan susu dengan menghambat reaksi oksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji organoleptik (hedonik) yogurt susu kambing yang ditambahkan buah lontar (Borassus flabeliffer L.). Perlakuan terdiri dari P0 (tanpa penambahan buah lontar), P1 (5% buah lontar), P2 (10% buah lontar), dan P3 (15% buah lontar). Uji&nbsp; organoleptik yang dilakukan meliputi warna, aroma, tekstur, rasa, dan tingkat kesukaan yogurt dengan melibatkan 25 panelis. Data hasil uji organoleptik yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis, dan jika terdapat perbedaan diuji lanjut dengan Uji Mann Whitney. </em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> :buah lontar, susu kambing, uji organoleptik, yogurt</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/419 POTENSI PENGOLAHAN LIMBAH PELEPAH PISANG DENGAN MEMANFAATKAN ALFA SELULOSA SEBAGAI PENGGANTI SERAT KAYU 2025-01-30T09:06:06+08:00 Ahmad M. Fuadi am_fuadi@ums.ac.id Zulfa Mayang Yuwantari am_fuadi@ums.ac.id Novy Fitri Yanti am_fuadi@ums.ac.id Nabila M. A. Wati am_fuadi@ums.ac.id <p><em>Pelepah pisang merupakan limbah pertanian yang dihasilkan dari pohon pisang, setelah bagian daun pisang diambil. Pada kasus ini diketahui bahwa produksi limbah pelepah pisang di Indonesia sebesar 80% dari sekitar</em></p> <p><em>800.000 pohon. Hal ini tentu saja patut diwaspadai karena salah satu masalah yang sering ditemukan pada lingkungan adalah persoalan sampah dan hampir 75% sampah yang mendominasi di Indonesia adalah &nbsp;sampah organik, yang jika tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan bau tidak sedap, menghasilkan bakteri dan kuman yang berpotensi mengganggu kesehatan. Dengan adanya masalah tersebut, salah satu tujuan penelitian ini adalah mengolah pelepah pisang menjadi bahan baku pembuatan pulp dan kertas dapat mengurangi limbah sampah yang ada, karena dari hasil penelitian menggunakan metode studi pustaka, pelepah pisang mempunyai kandungan selulosa lebih dari 80% yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp dan kertas. Selain itu, di dalam limbah pelepah pisang kering juga terdapat 20% hemiselulosa, 2,97% kadar lignin rendah dan panjang serat sekitar 4,29 mm. Kandungan selulosa tinggi merupakan salah satu syarat sebagai bahan baku dalam menghasilkan kertas yang berkualitas. Maka dari itu, dengan adanya pengolahan pelepah pisang menjadi bahan baku pembuatan pulp dan kertas akan mengurangi proporsi limbah organik di Indonesia salah satu nya limbah pelepah pisang dan dapat membantu mencukupi kebutuhan kertas. Karena satu ton pelepah pisang mampu menyelamatkan 17 pohon kayu sebagai bahan baku pembuatan kertas.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>:Pelepah Pisang, Uji kuat tarik kertas, Kertas daur ulang.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/420 STRATEGI PEMBERIAN PAKAN DALAM PERIODE ADAPATASI MERUPAKAN FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN IMPLEMENTASI FEEDLOT PADA TERNAK KAMBING KACANG 2025-01-30T09:10:49+08:00 C. L. O. Leo-Penu cardial.penu@staff.politanikoe.ac.id D. R. Tulle cardial.penu@staff.politanikoe.ac.id J. A. Jermias cardial.penu@staff.politanikoe.ac.id A. C. Tabun cardial.penu@staff.politanikoe.ac.id I. Benu cardial.penu@staff.politanikoe.ac.id I. G. N. Jelantik cardial.penu@staff.politanikoe.ac.id <p><em>Implementasi feedlot pada ternak kambing sering diperhadapkan dengan resiko terjadinya sub-acute ruminal acidosis (SARA) yang dapat menyebabkan penurunan tingkat konsumsi pakan secara drastis. Sebenarnya resiko ini dapat dihindari dengan penerapan pemberian pakan yang tepat, terutama selama masa adaptasi pakan. Namun demikian, informasi strategi pemberian pakan yang optimal dalam masa adaptasi masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pemberian pakan pada masa adatasi ternak kambing Kacang dari pakan berbasis hijauan ke pakan konsentrat dalam system pemeliharaan intensif. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 21 ekor kambing Kacang, yang dialokasikan ke dalam tiga kelompok perlakuan pakan, yaitu; ukuran partikel sekam padi (sumber serat) &lt; 1.8 mm (P1), ± 3 mm (P2) dan sekam utuh (P3). Pemberian pakan konsentrat dimulai dari 5 g/kg BB/hari dan ditingkatkan dengan jumlah yang sama pada hari kelipatan dua hingga mencapai konsumsi 20 g/kg BB/hari. Konsumsi total bahan kering dari kambing Kacang selama dua minggu masa adaptasi adalah 16,3; 18,6 dan 20,1 g BK/kg BB/hari, berturut-turut untuk ternak yang mengkonsumsi pakan P1, P2, dan P3. Tidak ada perbedaan tingkat konsumsi bahan kering yang signifikan (P=0.64) di antara ketiga kelompok perlakuan tersebut selama masa adaptasi pakan. Semua ternak menunjukkan tingkah laku yang normal, siaga dan aktif (skor 0) selama periode adaptasi. Feses ternak juga terlihat normal (Skor 0) pada semua perlakuan. Hasil ini menunjukkan bahwa strategi pakan dengan meningkatkan pemberian pakan secara bertahap setiap dua hari dapat diterapkan dalam transisi konsumsi pakan hijauan ke pakan konsentrat pada ternak kambing Kacang dalam system pemeliharaan intensif.&nbsp;&nbsp;&nbsp; </em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : Feedlot, konsumsi pakan, kambing Kacang</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/421 PENGARUH FREKUENSI PENYIRAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN FODDER HIDROPONIK BIJI ASAM 2025-01-30T09:17:58+08:00 Redempta Wea redemptawea136@gmail.com Andy Yumina Ninu redemptawea136@gmail.com Bernadete Barek Koten redemptawea136@gmail.com Monica Canadianti redemptawea136@gmail.com <p><em>Ketersediaan bahan pakan, lahan, dan musim mempengaruhi pemenuhan pakan bagi ternak. Upayanya adalah memanfaatkan limbah pertanian kehutanan berupa biji asam dengan menggunakan teknologi fodder hidroponik. Tujuan penelitian adalah mengkaji pengaruh jumlah penyiraman air berbeda fodder hidroponik biji asam terhadap performa perkecambahan. Penelitian telah dilaksanakan di Matani Kelurahan Penfui Kabupaten Kupang Tahun 2024. Penelitian menggunakan biji asam jawa yang berasal dari daerah daratan Timor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan jumlah penyiraman, yakni P1= Jumlah penyiraman air (JPA) 10 mL, P2 = JPA 20 mL, P3 = JPA 30 mL , P4 = JPA 40 mL dan 6 ulangan serta terdapat 54 g atau 100 benih tiap wadah. Variabel meliputi performa perkecambahan (persentase kecambah normal, persentase fodder hidroponik biji asam, dan tinggi fodder hidroponik biji asam). Analisis menggunakan Analisis of Varians (ANOVA) dan uji lanjut Duncan.&nbsp; Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penyiraman berpengaruh sangat nyata&nbsp; (P&lt;0,01) terhadap persentase perkecambahan normal, persentase fodder hidroponik biji asam, dan tinggi fodder hidroponik biji asam. Kesimpulannya, performa perkecambahan fodder hidroponik biji asam dipengaruhi oleh jumlah penyiraman dengan jumlah penyiraman terbaik 30mL/hari dengan frekuensi penyiraman 3 kali/hari, sehingga disarankan agar dilakukan uji penggunaannya pada ternak.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : Hijauan, limbah, ternak, ruminansia, non ruminansia</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/422 ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI BAWANG MERAH DI KOTA KUPANG 2025-01-30T09:24:38+08:00 Krisna Setiawan krisnasetiawan077@gmail.com Eny Idayati krisnasetiawan077@gmail.com Vinni Denivita Tome krisnasetiawan077@gmail.com Agrippina Agnes Belle krisnasetiawan077@gmail.com Melkianus Teddison Bulan krisnasetiawan077@gmail.com Melinda Rosita Secetin Moata krisnasetiawan077@gmail.com <p><em>Produksi tanaman bawang merah di Kota Kupang menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir sehingga membuka peluang besar untuk meningkatkan pelaku dalam proses distribusi. Semakin banyak bawang merah yang dihasilkan, semakin besar pula potensi untuk mengolah dan mengembangkan produk turunannya. Hal ini akan menciptakan diversifikasi produk dan memperluas pasar sehingga menciptakan sistem dan pelaku distribusi yang lebih kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem distribusi bawang merah di Kota Kupang guna mengidentifikasi efisiensi dan tantangan yang dihadapi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap pelaku rantai pasok dalam setiap tahapan distribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem distribusi bawang merah di Kota Kupang dalam kesatuan rantai pasok umumnya melibatkan pemasok input yaitu benih/bibit, pupuk, pestisida, petani, pengumpul, pedagang besar, dan pedagang eceran hingga sampai ke konsumen. Sebagai Output produksi selain bawang merah umbi juga menghasilkan daun dan bibit bawang. </em><em>Efisiensi distribusi bawang merah di Kota Kupang masih perlu ditingkatkan karena keterbatasan infrastruktur, kurangnya keterampilan manajemen, serta masalah pengemasan dan penyimpanan. Penelitian ini menyarankan beberapa strategi untuk meningkatkan efisiensi sistem distribusi antara lain, peningkatan infrastruktur logistik dan penyimpanan modern, pelatihan keterampilan manajemen bagi pelaku rantai pasok, implementasi program sertifikasi organik untuk petani, dan dukungan teknologi adaptif, seperti teknologi ramah lingkungan pada tahap pengolahan.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : </em><em>Distribusi, Bawang merah, Kota Kupang</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/423 HASIL TANAMAN ZUCCHINI PADA BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN LIMBAH SAYURAN DAUN DAN LIMBAH CAIR TAHU 2025-01-30T09:30:56+08:00 Matilda Inya Wonggo lena.lw.walunguru@gmail.com Lena Walunguru lena.lw.walunguru@gmail.com Eko H. A. Juwaningsih lena.lw.walunguru@gmail.com Nova D. Lussy lena.lw.walunguru@gmail.com Micha Snoverson Ratu Rihi lena.lw.walunguru@gmail.com <p><em>Tanaman zucchini belum banyak dikenal oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), sehingga berpotensi untuk dikembangkan di NTT. Konsumsi sayuran termasuk zucchini yang sedikit atau tidak ada residu kimiawi lebih aman bagi kesehatan, untuk itu maka dalam budidaya mengutamakan input organik seperti pupuk organik cair (POC). Bahan yang baik untuk membuat POC adalah bahan yang mudah terdekomposi dan mengandung senyawa kompleks yang akan menyumbang hara, contohnya limbah sayuran daun dan limbah cair tahu. Limbah sayuran daun (seperti sawi hijau, petsai, dan kubis) dan limbah cair tahu cukup banyak tersedia dan mudah diperoleh. Pemanfaatan limbah sayuran daun dan limbah cair tahu sebagai POC merupakan salah satu cara mudah dan ramah lingkungan dalam mengurangi limbah yang dapat berpotensi sebagai bahan polutan. Pemberian pupuk bertujuan memenuhi kebutuhan hara tanaman, oleh karena itu salah satunya harus memperhatikan konsentrasi. </em><em>Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian POC limbah sayuran daun dan limbah cair tahu yang diberikan pada beberapa konsentrasi terhadap hasil tanaman zucchini. Penelitian ini menggunakan Rancagan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal yaitu konsentrasi 0, 125, 150, 175, 200, 225, 250, 275, dan 300 mL.L<sup>-1</sup>. </em><em> Variabel yang diamati terdiri dari varibel penunjang (tinggi tanaman dan diameter batang) dan varibel utama (jumlah, panjang, diameter, dan berat setiap buah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC limbah sayuran daun dan limbah cair tahu pada beberapa konsentrasi berpengaruh nyata terhadap hasil zukini, dan konsentrasi 300 ml/l berpengaruh terbaik terhadap jumlah buah (2,67), panjang buah (28,48 cm), diameter buah (68,45 mm), dan berat setiap buah (772,99 g).</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> :</em><em> konsentras pupuk organik cair, limbah sayuran, limbah cair tahu, tanaman </em><em> </em><em>zucchini</em></p> <p> </p> <p> </p> <p> </p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/424 PENGARUH MODAL DAN LUAS LAHAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG 2025-01-30T09:35:32+08:00 Micha Snoverson Ratu Rihi raturihimicha@gmail.com Ramses Victor Elim raturihimicha@gmail.com Viona Nainggolan raturihimicha@gmail.com <p><em>Ketersediaan pangan Indonesia menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam pembangunan arah dan kebijakan program peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada. Untuk mencapai swasembada pangan petani padi sawah selaku yang melakukan usahatani pada lahan sawah yang dikelola berdasarkan kemampuan lingkungan fisik, dan sosial ekonomi untuk kebutuhan pokok sehari-hari bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal dan luas lahan terhadap tingkat pendapatan petani padi di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Variabel yang digunakan dalam penelitian in yaitu faktor modal (X1), faktor luas lahan (X2), dan tingkat pendapatan (Y). Adapun metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda untuk mengukur pengaruh secara parsial dan simultan dengan 75 responden petani padi di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Hasil </em><em>penelitian menunjukkan Variabel modal (X1) menunjukkan nilai signifikan &lt; 0.05) dengan nilai β1 sebesar 0.143, artinya variabel modal &nbsp;berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap tingkat pendapatan petani pada taraf kepercayaan sebesar 99%, dan Variabel luas lahan (X2) menunjukkan nilai signifikan &lt; 0.05) dengan nilai β2 sebesar 2,490, berarti variabel luas lahan berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap tingkat pendapatan petani R<sup>2</sup> sebesar 0,905, menunjukkan pengaruh modal dan luas lahan terhadap tingkat pendapatan petani padi sawah di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang sebesar 90,5% dan sisanya yaitu sebesar 9,5% dipengaruhi oleh faktor lain. </em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: Modal, Luas Lahan, Pendapatan, Produksi, Padi</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/425 JALUR PENYEBARAN AFRICAN SWINE FEVER (ASF) PADA PETERNAKAN BABI DI KABUPATEN KUPANG 2025-01-30T09:48:05+08:00 Petrus Malo Bulu pmalobulu@yahoo.com Eni Rohyati pmalobulu@yahoo.com Anita S. Lasakar pmalobulu@yahoo.com Ewaldus Wera pmalobulu@yahoo.com <p><em>African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit viral yang sangat mematikan pada babi, yang menyebabkan kerugian ekonomi besar di sektor peternakan termasuk di Kabupaten Kupang NTT. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jalur penyebaran ASF di peternakan babi di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Metode penelitian yang digunakan meliputi survei lapangan, wawancara dengan peternak, dan analisis epidemiologis terhadap data yang dikumpulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jalur utama penyebaran ASF di Kabupaten Kupang berasal dari transportasi babi yang terinfeksi, kurangnya protokol biosekuriti, dan kesadaran masyarakat akan ASF. Faktor-faktor ini memperparah penyebaran virus di kalangan peternak lokal. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan biosekuriti dan pengawasan ketat terhadap lalu lintas ternak untuk mengendalikan penyebaran ASF.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: Jalur Penyebaran, ASF, Babi, Kabupaten Kupang</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/427 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH: STUDI KASUS DESA UITIUTUAN KECEMATAN SEMAU SELATAN KABUPATEN KUPANG 2025-01-30T09:56:46+08:00 Viona Nainggolan viona.febrina@gmail.com Saidin Nainggolan viona.febrina@gmail.com Micha Snoverson Ratu Rihi pmalobulu@yahoo.com Tri Luchi Proklamita pmalobulu@yahoo.com <p><em>Bawang merah merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Bawang merah dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Berbagai varietas bawang merah dibudidayakan di Indonesia tergantung dengan kondisi daerahnya. Bawang merah menjadi salah satu komoditas sayuran yang setiap harinya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, sehingga kebutuhan bawang merah akan semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Konsumsi yang tinggi tersebut perlu diimbangi dengan produksi yang tinggi pula untuk memenuhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikansi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani bawang merah di Desa Uitiutuan Kecamatan Semau Selatan Kabupaten Kupang. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Uitiutuan Kecematan Semau Selatan Kabupaten Kupang, sebagai salah satu sentra produksi bawang merah. Pada penelitian ini, sampel yang diambil sebanyak 44 petani bawang merah. Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, semua variabel berpengaruh terhadap produksi bawang merah dengan signifikansi 0,00. Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah adalah pupuk dam luas lahan dengan nilai signifikansi 0,00. Untuk variabel bibit, pestisida dan tenaga kerja tidak memiliki pengaruh terhadap produksi bawang merah.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: Bawang Merah, produksi, lahan, pestisida, bibit</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/428 PENGARUH WAKTU PERKECAMBAHAN TERHADAP SIFAT KIMIA TEPUNG KECAMBAH BEBERAPA JENIS JAGUNG (Zea mays L.) 2025-01-30T10:03:18+08:00 Anjasmara tamaroh@mercubuana-yogya.ac.id Siti Tamaroh tamaroh@mercubuana-yogya.ac.id Bayu Kanetro tamaroh@mercubuana-yogya.ac.id <p><em>Jagung (Zea mays L.), merupakan bahan pangan sumber karbohidrat yang banyak digunakan di Indonesia disamping juga terdapat kadar protein dan mineral. Perkecambahan jagung bisa meningkatkan nilai gizinya oleh adanya aktivitas enzimatis selama proses perkecambahan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat tepung kecambah jagung sehingga diketahui perubahan beberapa komponen kimianya. Pada penelitian dilakukan pembuatan tepung jagung dari jenis jagung ungu, kuning, dan putih. Ketiga jenis jagung tersebut dikecambahkan pada suhu ruang selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Setelah perkecambahan diproses menjadi tepung jagung. Uji yang dilakukan adalah kadar abu, kadar lemak, kadar protein dan aktivitas antioksidan. Data yang diperoleh dianalisis dengan Anova, jika hasil uji ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji DNMRT pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa lama perkecambahan pada jagung ungu, kuning, dan putih memberikan pengaruh nyata (P&lt;0.05) terhadap kadar abu, kadar lemak dan aktivitas antioksidannya (% RSA). Perkecambahan pada jagung ungu selama 24 jam, menghasilkan tepung dengan aktivitas antioksidan yang tinggi (58,46 % RSA), kadar abu sebesar 2,10 % bk, kadar lemak 0,02 % bk dan kadar protein sebesar 12,37% bk. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa perlakuan perkecambahan akan meningkatkan kadar protein, aktivitas antioksidan jagung, sehingga jagung akan mempunyai potensi sebagai sumber protein dan antioksidan alami.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: jagung, perkecambahan, antioksidan</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/429 PERUBAHAN pH, KADAR AIR DAN BAHAN ORGANIK DEDAK PADI YANG DIFERMENTASI DENGAN CAMPURAN CAIRAN RUMEN DAN NIRA LONTAR PADA LEVEL YANG BERBEDA 2025-01-30T10:07:16+08:00 Tri Anggarini Yuniwati Foenay anggarini.foenay@gmail.com Theresia Nur Indah Koni anggarini.foenay@gmail.com Agustinus Paga anggarini.foenay@gmail.com <p><em>Dedak padi merupakan bahan pakan yang biasa digunakan dalam pakan ternak. Penggunaan dedak padi untuk ternak non ruminansia terbatas karena serat kasar yang mencapai 24,43% dan kadar asam fitat 7,1%. Serat kasar dan asam fitat ini menyebabkan penurunan penyerapan nutrien. Fermentasi merupakan salah satu teknologi yang dapat menurunkan serat kasar dan asam fitat. Proses fermentasi memanfaatkan mikroorganisme, salah satunya mikroorganisme dalam cairan rumen dan nira lontar (MOL NR), yang menghasilkan enzim selulase untuk mendegradasi serat kasar dan fitase untuk mereduksi asam fitat pada dedak padi. </em><em>Setelah proses&nbsp;</em><em>fermentasi,&nbsp;dedak padi yang difermentasi mengalami perubahan seperti&nbsp; perubahan pH, kadar&nbsp;air,&nbsp;dan&nbsp;bahan organik. </em><em>P</em><em>enelitian bertujuan mengkaji level penggunaan MOL NR dalam fermentasi terhadap perubahan pH, kadar air dan bahan organik dedak padi. Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan, lima ulangan. Perlakuan yaitu P0: Dedak padi tanpa MOL NR; P1:&nbsp; dedak padi dan 10% MOL NR; P2:&nbsp; dedak padi dan 20% MOL NR; P3: dedak padi dan 30% MOL NR. </em><em>Parameter penelitian perubahan pH, kadar air dan bahan organik. Data dianalisis&nbsp; dengan analisis sidik ragam dan dilanjutkan Duncan’s New Multiple Range Test. Berdasarkan hasil penelitian&nbsp; level MOL NR&nbsp; berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap perubahan pH, kadar air dan bahan organik. Semakin tinggi penggunaan MOL NR semakin menurun pH, namun meningkatkan kadar air dan kadar bahan organik dedak padi yang difermentasi. Perlakuan tanpa penggunaan MOL NR (P0) memiliki pH yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya, kadar bahan organik yang nyata lebih rendah daripada perlakuan lainnya. Disimpulkan bahwa level penggunaan MOL NR yang terbaik pada level 10% berdasarkan kadar bahan organik tertinggi.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci :</em></strong> <em>cairan rumen, nira lontar, pH, kadar air,&nbsp; bahan organik</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/430 STATUS KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI PROVINSI NTT 2025-01-30T10:14:54+08:00 Marince P. Tunardjo marince_paulina@yahoo.com Yuan V. Elim marince_paulina@yahoo.com Sirilus M. N. Lelan marince_paulina@yahoo.com Wehelmina L. Kause marince_paulina@yahoo.com Mariano A. T. Nugraha marince_paulina@yahoo.com Zulkifli Dj. Umar marince_paulina@yahoo.com <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status keberlanjutan pengembangan budidaya rumput laut di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berdasarkan lima dimensi utama: ekologi, ekonomi, sosial-budaya, infrastruktur-teknologi, serta hukum-kelembagaan. Penelitian dilakukan di empat kabupaten, yaitu Rote Ndao, Sabu Raijua, Sikka, dan Sumba Timur, menggunakan metode analisis multidimensional scaling (MDS) dan analisis prospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Rote Ndao dan Sumba Timur memiliki status keberlanjutan yang cukup baik, dengan beberapa atribut sensitif yang perlu diperbaiki. Di Kabupaten Sabu Raijua dan Sikka, keberlanjutan tergolong kurang hingga tidak berkelanjutan, dengan sejumlah atribut yang memerlukan perhatian khusus untuk perbaikan jangka panjang. Atribut-atribut yang berpengaruh pada status keberlanjutan ini mencakup faktor seperti ketersediaan bibit rumput laut, keuntungan usaha, jumlah pasar, dan rantai pemasaran. Berdasarkan hasil analisis prospektif, skenario pengembangan yang direkomendasikan adalah skenario progresif-optimistik yang melibatkan perbaikan menyeluruh terhadap atribut-atribut sensitif. Dengan demikian, diharapkan pengembangan budidaya rumput laut di provinsi ini dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan di masa depan. Penelitian ini juga memberikan masukan bagi pembuat kebijakan untuk menyusun strategi yang tepat dalam meningkatkan indeks keberlanjutan budidaya rumput laut di wilayah NTT. </em></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em>: keberlanjutan, analisis MDS, skenario pengembangan.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/431 RESPON HASIL TANAMAN MENTIMUN AKIBAT PEMBERIAN DOSIS KOMPOS LIMBAH IKAN BENTUK PELET 2025-01-30T10:20:42+08:00 Eko H. A. Juwaningsih yuniwsly@gmail.com Chatlynbi T. Br. Pandjaitan yuniwsly@gmail.com Piramly Asakameng yuniwsly@gmail.com <h1>ABSTRAK</h1> <p><em>Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, sehingga dalam membudidayakan perlu dilakukan secara organik. Dalam budidaya organik, penggunaan pupuk organik, seperti kompos pellet limbah ikan sangatlah penting. Berdasarkan hasil analisis Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas Pertanian, IPB Bogor, kompos pellet limbah ikan mengandung hara makro NPK yang sesuai dengan Standar Nasional Pupuk Organik. Namun penggunaan kompos pelet dari limbah ikan pada tanaman mentimun belum dilaporkan sehingga perlu diketahui apakah dosis kompos limbah ikan bentuk pelet berpengaruh nyata dan berapakah dosis kompos limbah ikan bentuk pelet terbaik terhadap hasil tanaman mentimun. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktor tunggal. Faktor yang akan dicobakan adalah dosis kompos limbah pelet ikan yang terdiri dari 5 taraf dengan 5 ulangan yaitu: P1 = 200 g/tanaman = 2 ton/ha P2 = 250 g/tanaman = 2,5 ton/ha P3 = 300 g/tanaman = 3 ton/ha P4 = 350 g/tanaman = 3,5 ton/ha P5 = 400 g/tanaman</em></p> <p><em>= 4 ton/ha. Data yang diperoleh dianalisis sidik ragam dan jika menunjukkan perbedaan nyata dilanjutkan dengan Uji BNJ 5%. </em><em>Variabel: 1) Penunjang: analisis kimia tanah awal dan kandungan hara kompos pellet limbah ikan. </em><em>2). Utama: Jumlah buah per tanaman (g), Diameter buah per tanaman (mm), Panjang buah per tanaman (cm) dan Bobot buah per buah (g). </em><strong><em>Hasil</em></strong><em>: Perlakuan kompos pelet limbah ikan dengan dosis 300 g/tanaman menghasilkan rata-rata diameter buah mentimun paling besar (51,90 mm), panjang buah (25,88 cm), dan berat buah per buah (490,53 g).</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: Mentimun, Limbah Ikan, Kompos Pelet Dari Limbah Ikan, Dosis, Hasil Mentimun.</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/432 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYUR BUNGA PEPAYA DI PASAR TRADISIONAL KOTA KUPANG 2025-01-30T10:25:03+08:00 Micha Snoverson Ratu Rihi dewisatrianalaiskodat@gmail.com Dewi Satriana Laiskodat dewisatrianalaiskodat@gmail.com Susniwan dewisatrianalaiskodat@gmail.com Zainal Arifin dewisatrianalaiskodat@gmail.com Viona Febrina Natalia Nainggolan dewisatrianalaiskodat@gmail.com Manaor Bismar Nababan dewisatrianalaiskodat@gmail.com <p><em>Sayur bunga pepaya, salah satu komoditas pertanian di Kota Kupang, memiliki potensi ekonomi sebagai bahan pangan dan obat herbal. Namun, pemasaran sering tidak efisien karena perbedaan harga antar pasar, biaya pemasaran yang tidak merata, dan minimnya informasi pasar bagi petani sehingga dapat mempengaruhi kesejahteraan petani dan pedagang. Tujuan penelitian ini: 1)</em> <em>mengidentifikasi saluran pemasaran yang digunakan untuk mendistribusikan sayur bunga pepaya dari petani ke konsumen</em><em>; 2) mengidentifikasi fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan pada setiap saluran pemasaran; 3) menganalisis marjin dan efisiensi pemasaran pada setiap saluran pemasaran sayur bunga pepaya di pasar tradisional Kota Kupang. Pengambilan data dilakukan melalui metode survei. Jumlah populasi pedagang pengecer &nbsp;sayur bunga pepaya sebanyak 128 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode proportional random sampling yaitu sebanyak 40% dari jumlah populasi atau sebanyak 51 responden. Efisiensi pemasaran dihitung menggunakan Metode Efisiensi Pemasaran (EPs). Hasil penelitian menunjukkan: 1) terdapat 2 saluran pemasaran sayur bunga pepaya di Kota Kupang, yaitu saluran pemasaran tingkat 0 (Petani → Konsumen) dan saluran pemasaran tingkat 1 (Petani → Pengecer → Konsumen); 2) fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan pada setiap saluran pemasaran yaitu: fungsi pertukaran (pembelian dan penjualan); fungsi fisik (transportasi, penyimpanan, pengemasan); dan fungsi fasilitas (informasi pasar, retribusi harian, sewa/kontrak tempat jualan, retribusi keamanan, kredit, penerangan listrik, kebersihan); 3) marjin pemasaran sayur bunga pepaya pada saluran pemasaran tingkat 0 dan tingkat 1 masing-masing adalah Rp 0 kg<sup>-1</sup>dan Rp. </em><em>5.764,76</em><em> kg<sup>-1</sup>. Pemasaran sayur bunga pepaya di pasar tradisional Kota Kupang tidak efisien karena nilai EPs masing-masing saluran pemasaran adalah 11,65% dan 7,61% (EPS &gt;5%).</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: Pemasaran, Sayur bunga pepaya, Pasar Tradisional</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/433 DAYA MAKAN BERBAGAI STADIA KEONG MAS TERHADAP BIBIT PADI SAWAH DAN PEMBERIAN BUBUK PINANG TERHADAP MORTALITAS KEONG MAS 2025-01-30T10:30:33+08:00 Jacqualine Arriani Bunga jacqualinebunga@gmail.com Ester Ruchama Jella jacqualinebunga@gmail.com Nina Jeny Lapinangga jacqualinebunga@gmail.com <p><em>Eksplosi keong mas (Pomacea canaliculata) telah menimbulkan kerusakan berat di Kabupaten Kupang. </em><em>Terjadinya eksplosi menunjukkan kondisi ekosistem pertanaman padi tidak stabil dan populasi keong mas berada pada tingkat yang sangat membahayakan. Sejauh ini pengendalian keong mas secara kimia sangat memberatkan petani karena harganya mahal, selain itu dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan perairan dan menimbulkan keracunan pada manusia dan ternak. Tujuan penelitian ini untuk menguji daya makan keong mas stadia nimfa, juvenil dan imago pada bibit padi dan aplikasi bubuk pinang terhadap mortalitas keong mas. Metode yang digunakan: 1) uji daya makan maksimum keong mas, dan 2) aplikasi bubuk pinang sebagai moluskisida nabati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keong mas stadia imago paling merusak. </em><em>D</em><em>aya makan maksimum keong mas terhadap bibit padi varietas Membramo umur 3 minggu, berturut-turut imago sebanyak 43,33 bibit, juvenil sebanyak 29,33 bibit dan nimfa sebanyak 8,83 bibit. Pemberian bubuk pinang dosis 0,8 g menyebabkan mortalitas keong mas paling tinggi yaitu 6,44±1,236<sup>c</sup>. Stadia imago lebih rentan terhadap pemberian bubuk pinang dibanding juvenil dan nimfa, yaitu sebesar 5,65 ± 1,740<sup>b</sup>. </em><em>Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi pengendalian yang efektif, efisien dan berdaya guna sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi petani padi sawah di Kabupaten Kupang.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> :keong mas, padi, daya makan, bubuk pinang, mortalitas</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/434 KETERSEDIAAN PANGAN PADA KELUARGA PETANI LAHAN KERING YANG MENERAPKAN POLA PERLADANGAN BERPINDAH 2025-01-30T10:34:13+08:00 Yonita Safe endeyani@gmail.com Endeyani V. Muhammad endeyani@gmail.com Alfred Umbu Kuala Ngaji endeyani@gmail.com <p><em>Perladangan berpindah masih menjadi salah satu metode pilihan dalam usahatani di sebagian besar masyarakat NTT. Dampak perladangan berpindah terhadap lingkungan belum banyak ditampilkan secara kuantitatif sehingga dirasa perlu untuk mengkaji dan memaparkan dampak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan pangan keluarga petani yang menerapkan pola perladangan berpindah Penelitian ini dilaksanakan di Desa Letkole, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang pada Bulan Juni-Juli 2024. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah petani yang menerapkan pola perladangan berpindah berjumlah 61 petani. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan mengumpulkan data menggunakan teknik survey. Hasil penelitian menunjukan indeks ketersediaan pangan (IAV) keluarga petani sebesar 0,000176 atau 0 &lt; IAV &lt; 1 yang berarti ketersediaan pangan keluarga petani ladang berpindah Desa Letkole cenderung defisit pangan, atau konsumsi normatif tidak bisa terpenuhi dari produksi bersih pangan ladang berpindah (ketersediaan pangan dalam kategori rendah). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani dengan perladangan berpindah tidak dapat mendukung sepenuhnya ketersediaan pangan keluarga.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : </em><em>ketersediaan pangan, pola perladangan berpindah, keluarga petani lahan kering</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/435 ANALISIS USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KELURAHAN SULAMU KABUPATEN KUPANG 2025-01-30T10:39:55+08:00 Naharuddin Sri naharfishery97@gmail.com M. Basri naharfishery97@gmail.com Melgiana S. Medah naharfishery97@gmail.com <p><em>Usaha budidaya rumput laut di Kelurahan Sulamu, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang merupakan suatu kegiatan yang menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat selain menangkap ikan. Kegiatan budidaya ini</em> <em>masih bercirikan budidaya skala kecil dan padat karya, penggunaan bibit berulang dan kerentanan terhadap perubahan lingkungan (musim) serta proses pasca panen (pengeringan) yang belum sesuai standar. Tujuan penelitian untuk menganalisis aspek agribisnis, analisis usaha budidaya rumput laut di Kelurahan Sulamu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan pembudidayaan rumput laut di Kelurahan Sulamu, layak dilanjutkan dan dikembangkan. Hal ini berdasarkan hasil analisis nilai R/C Ratio 1,46-2,47, harga jual rumput laut kering Rp16.000,-/kg lebih tinggi dari Nilai BEP Harga Rp6481,-/kg dan jumlah produksi rumput laut 103kg-579 kg lebih besar dari nilai BEP Produksi 62kg-235kg.&nbsp; Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa kegiatan budidaya rumput laut dapat meningkatkan pendapatan petani rumput laut di Kelurahan Sulamu, tetapi masih berpotensi untuk dikembangkan lagi sehingga hasilnya bisa lebih maksimal. Strategi yang dapat dilakukan adalah fokus pada teknologi budidaya (bibit, metode budidaya, umur panen, dan penanganan pasca panen) dan regulasi pemerintah, pembudidaya belum mengetahui atau memperhatikan daya dukung lokasi budidaya, penggunaan bibit heterogen baik bobot maupun asal thallus, serta waktu panen yang belum efektif, karena pemanenan dilakukan dalam waktu yang sama. </em><em>Pembudidaya juga perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembudidaya dalam penanganan pasca panen dan pengolahan produk rumput laut.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : </em><em>rumput laut, budidaya, analisis, sulamu</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/436 PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG MERAH DENGAN PERBEDAAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PGPR DARI EKSTRAK BABADOTAN (Ageratum conyzoides, L.) 2025-01-30T10:44:32+08:00 Olivina Sofia Messakh sofilaymessakh@yahoo.com Jemrifs H. H. Sonbai sofilaymessakh@yahoo.com <p><em>Penggunaan bahan kimia yang berlebihan untuk meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah dalam jangka panjang berdampak buruk pada kesuburan tanah dan pencemaran tanah dan air tanah. Oleh karena itu penggunaan jarak tanam dan konsentrasi ekstrak babadotan sebagai PGPR merupakan solusi&nbsp;&nbsp; yang ditawarkan untuk meningkatkan produktivitas bawang merah dengan menggunakan bahan alami yang&nbsp; ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jarak tanam dan konsentrasi PGPR dari ekstrak baabdotan (Ageratum conyzoides, L.) terhadap pertumbuhan dan hasil&nbsp; tanaman bawang merah.&nbsp; Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok&nbsp; (RAK) faktorial 2&nbsp;&nbsp; faktor. Faktor pertama adalah jarak tanam dengan 3 taraf yaitu JT1 (10 cm x 15 cm); JT2 (10 cm x 20 cm);&nbsp; dan JT3 (10 cm x 25 cm). Faktor kedua adalah konsentrasi PGPR ekstrak babadotan (P) dengan 4 taraf&nbsp; yaitu:&nbsp; P1: 0 %,&nbsp;&nbsp; P2: 10%; P3 : 20% dan P4: 30%. Variabel pengamatan meliputi&nbsp; variabel pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah rumpun, luas daun) dan variabel hasil tanaman yaitu jumlah anakan, jumlah umbi per tanaman, diameter umbi, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam(Anova). Perbedaan pengaruh antara perlakuan diuji lanjut dengan uji BNJ. Hasil penelitian terhadap parameter pertumbuhan menunjukkan bahwa pemberian perbedaan jarak tanam dan konsentasi ekstrak babadotan berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman 4 MST dan 6 MST, jumlah daun 4 MST dan 6 MST dan berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan per rumpun tanaman. Sedangkan komponen hasil tanaman bawang merah masih dalam tahapan analisis data. </em></p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong><em> Jarak tanam, Plant growth promothing rhysobakteria (PGPR), ekstrak babadotan</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/439 INOVASI PENGELOLAAN TANAH BERKAPUR DENGAN PUPUK ORGANIK BERHUMAT DAN SULFUR UNTUK PENINGKATAN HASIL BAWANG MERAH 2025-02-02T22:05:40+08:00 Donatus Kantur matheusrupa63@gmail.com Matheus Rupa matheusrupa63@gmail.com <p><em>Tanah berkapur memiliki karakteristik pH yang tinggi, yang menyebabkan ketersediaan hara esensial seperti fosfor (P) menjadi terbatas, sehingga menghambat pertumbuhan dan hasil tanaman, termasuk bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan pupuk organik yang diperkaya asam humat dan&nbsp; pemupukan sulfur terhadap peningkatan serapan hara P dan hasil bawang merah di tanah berkapur. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial. Faktor pertama adalah pupuk organik yang diperkaya asam humat, dengan dua perlakuan, yaitu pupuk organik tanpa asam humat&nbsp; dan pupuk organik diperkaya asam humat. Faktor kedua adalah dosis pupuk sulfur dengan empat taraf, yaitu 0, 30,60, dan 90 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk organik yang diperkaya asam humat dengan pupuk sulfur pada dosis 60 kg/ha secara signifikan meningkatkan serapan hara P sebesar 32,76 mg/tanaman, serta meningkatkan hasil bawang merah sebesar 38% dibandingkan perlakuan lainnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi kombinasi pupuk organik berhumat dan sulfur dapat meningkatkan ketersediaan hara di tanah berkapur, yang berdampak pada peningkatan hasil bawang merah. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa kombinasi pupuk organik berhumat dan sulfur dapat menjadi salah satu solusi inovatif dan berkelanjutan dalam pengelolaan tanah berkapur untuk peningkatan produktivitas pertanian.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: tanah berkapur, pupuk organik berhumat, sulfur, serapan hara, hasil bawang merah</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/440 PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG DI KECAMATAN AMABI OEFETO MENGGUNAKAN ARIMA 2025-02-02T22:10:35+08:00 Marchy Pallo marchypallo@gmail.com Renfred Luik marchypallo@gmail.com Marvin Jecson Pandu marchypallo@gmail.com <p><em>Penelitian ini bertujuan meramalkan produksi jagung di Kecamatan Amabi Oefeto yang dapat membantu penyuluh dan pemerintah agar petani dapat menyiapkan budidaya dengan baik dan berkelanjutan. </em><em>Metode analisis yang digunakan adalah metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juni 2024. Metode penelitian yang dipakai adalan metode survey dengan instrument kuisioner. Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 147 orang yang tersebar dalam 7 desa di Kecamatan Amabi Oefeto.&nbsp; </em><em>Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan metode ARIMA, menghasilkan model ARIMA (0, 3, 0) dan (0, 3, 1). </em><em>Kedua model tersebut tidak baik untuk memprediksi produksi jagung di Kecamatan Amabi Oefeto pada periode berikutnya. Hal ini disebabkan karena pola data produksi sangat fluktiatif dan tidak tetap. Namun hasil ini juga menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah produksi jagung termasuk kecamatan Amabi Oefeto, kabupaten Kupang bahkan untuk hasil prediksi menggunakan kedua model tersebut. Faktor iklim, manajemen lahan, penggunaan teknologi yang berkembang seperti varietas unggul dan pupuk berimbang yang tidak dilakukan secara keseluruhan oleh petani yang menyebabkan penurunan produksi. Selain itu, persaingan harga juga menyebabkan petani menimbun hasil dan tidak melanjutkan untuk musim tanam selanjutnya.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em> : </em><em>ARIMA; Fluktuatif; Jagung; Manajemen; Produksi</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/441 PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU DAN DAUN GAMAL SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PARE 2025-02-02T22:14:53+08:00 Chatlynbi T. Br. Pandjaitan chatlynpandjaitan@gmail.com Eko H. A. Juwaningsih chatlynpandjaitan@gmail.com Ali Hasan chatlynpandjaitan@gmail.com Divalia C. Silab chatlynpandjaitan@gmail.com <p><em>Buah pare memiliki rasa pahit karena mengandung zat-zat antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan.. Penelitian ini bertujuan untuk 1.) mengetahui pengaruh nyata konsentrasi POC limbah cair tahu dan daun gamal terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pare, 2.) mengetahui konsentrasi POC limbah cair tahu dan daun gamal terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pare. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun milik petani Desa Oenak, Kec. Noemuti, Kab. TTU pada bulan Agustus-November 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktor Tunggal dengan perlakuan yang dicobakan yaitu konsentrasi pupuk organik cair limbah cair tahu dan daun gamal yang terdiri dari 6 taraf perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan berbagai konsentrasi POC limbah cair tahu dan daun gamal memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman pare, diameter batang, jumlah buah per tanaman, diameter buah, panjang buah dan bobot buah per tanaman. Perlakuan POC limbah cair tahu dan daun gamal dengan konsentrasi 200 ml/L memberikan hasil terbaik pada diameter batang pare 3 MST (4,20 mm) dan 6 MST (12,24 mm), jumlah&nbsp; buah per tanaman (4,08), diameter buah (43,34 mm), panjang buah (18,01 cm), bobot buah per tanaman (801,08 g) dan konversi bobot buah per luasan lahan (33510,71 kg atau 33,51 ton). </em></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em> : &nbsp;Pupuk organik cair, limbah tahu, tanaman pare</em></p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2025 Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian