PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG MERAH DENGAN PERBEDAAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PGPR DARI EKSTRAK BABADOTAN (Ageratum conyzoides, L.)
Abstract
Penggunaan bahan kimia yang berlebihan untuk meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah dalam jangka panjang berdampak buruk pada kesuburan tanah dan pencemaran tanah dan air tanah. Oleh karena itu penggunaan jarak tanam dan konsentrasi ekstrak babadotan sebagai PGPR merupakan solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan produktivitas bawang merah dengan menggunakan bahan alami yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jarak tanam dan konsentrasi PGPR dari ekstrak baabdotan (Ageratum conyzoides, L.) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial 2 faktor. Faktor pertama adalah jarak tanam dengan 3 taraf yaitu JT1 (10 cm x 15 cm); JT2 (10 cm x 20 cm); dan JT3 (10 cm x 25 cm). Faktor kedua adalah konsentrasi PGPR ekstrak babadotan (P) dengan 4 taraf yaitu: P1: 0 %, P2: 10%; P3 : 20% dan P4: 30%. Variabel pengamatan meliputi variabel pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah rumpun, luas daun) dan variabel hasil tanaman yaitu jumlah anakan, jumlah umbi per tanaman, diameter umbi, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam(Anova). Perbedaan pengaruh antara perlakuan diuji lanjut dengan uji BNJ. Hasil penelitian terhadap parameter pertumbuhan menunjukkan bahwa pemberian perbedaan jarak tanam dan konsentasi ekstrak babadotan berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman 4 MST dan 6 MST, jumlah daun 4 MST dan 6 MST dan berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan per rumpun tanaman. Sedangkan komponen hasil tanaman bawang merah masih dalam tahapan analisis data.
Kata kunci: Jarak tanam, Plant growth promothing rhysobakteria (PGPR), ekstrak babadotan