OPTIMALISASI SUHU DAN WAKTU TINGGAL PADA PROSES TOREFAKSI DAUN KESAMBI (Schleichera oleosa)

Authors

  • Jemmy J. S. Dethan*, Fredrik J. Haba Bunga, Marthen Makaborang, Marten L. Lano, Jemseng Ch. Abineno Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Keywords:

Daun Kesambi, Suhu, Torefaksi, Waktu Tinggal

Abstract

Torefaksi pada daun kesambi dilakukan untuk meningkatkan kualitas biomassa, khususnya dalam konteks
pemanfaatan energi. Torefaksi adalah proses termal yang meningkatkan nilai kalor dan kepadatan energi
biomassa, dapat mengurangi kadar air dalam biomassa, mengurangi kandungan bahan mudah menguap dalam
biomassa, meningkatkan kandungan karbon tetap, mempermudah proses penggilingan dan penanganan,
membakar lebih efisien dengan emisi yang lebih rendah, menciptakan alternatif ramah lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan energi, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mendukung keberlanjutan
lingkungan. Suhu dan waktu tinggal merupakan variable penting dalam proses torefaksi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama tinggal terhadap kadar air, abu, bahan volatil, dan karbon tetap.
Penelitian dilakukan menggunakan reaktor vertikal berdiameter 400 mm dan panjang 600 mm, keranjang besi
setinggi 500 mm ditempatkan 100 mm di dasar reaktor. Kontrol suhu menggunakan termokopel tipe K. Penelitian
dilakukan menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dengan Central Composite Design (CCD) untuk
pemodelan respon. Suhu torefaksi (200-300 °C) dan durasi tinggal (10-20 menit) diperiksa. Peningkatan suhu
torefaksi dan waktu tinggal yang optimal berpengaruh terhadap kadar air, abu, bahan volatil, dan karbon tetap.
Kondisi optimal adalah suhu 300 °C dan waktu tinggal 20 menit, menghasilkan kadar air 3,76%, abu 4,02%,
bahan volatil 25,08%, dan kandungan karbon tetap 66,67%.

Author Biography

Jemmy J. S. Dethan*, Fredrik J. Haba Bunga, Marthen Makaborang, Marten L. Lano, Jemseng Ch. Abineno, Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Torefaksi pada daun kesambi dilakukan untuk meningkatkan kualitas biomassa, khususnya dalam konteks
pemanfaatan energi. Torefaksi adalah proses termal yang meningkatkan nilai kalor dan kepadatan energi
biomassa, dapat mengurangi kadar air dalam biomassa, mengurangi kandungan bahan mudah menguap dalam
biomassa, meningkatkan kandungan karbon tetap, mempermudah proses penggilingan dan penanganan,
membakar lebih efisien dengan emisi yang lebih rendah, menciptakan alternatif ramah lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan energi, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mendukung keberlanjutan
lingkungan. Suhu dan waktu tinggal merupakan variable penting dalam proses torefaksi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama tinggal terhadap kadar air, abu, bahan volatil, dan karbon tetap.
Penelitian dilakukan menggunakan reaktor vertikal berdiameter 400 mm dan panjang 600 mm, keranjang besi
setinggi 500 mm ditempatkan 100 mm di dasar reaktor. Kontrol suhu menggunakan termokopel tipe K. Penelitian
dilakukan menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dengan Central Composite Design (CCD) untuk
pemodelan respon. Suhu torefaksi (200-300 °C) dan durasi tinggal (10-20 menit) diperiksa. Peningkatan suhu
torefaksi dan waktu tinggal yang optimal berpengaruh terhadap kadar air, abu, bahan volatil, dan karbon tetap.
Kondisi optimal adalah suhu 300 °C dan waktu tinggal 20 menit, menghasilkan kadar air 3,76%, abu 4,02%,
bahan volatil 25,08%, dan kandungan karbon tetap 66,67%.

Downloads

Published

2024-02-16

How to Cite

Jemmy J. S. Dethan*, Fredrik J. Haba Bunga, Marthen Makaborang, Marten L. Lano, Jemseng Ch. Abineno. (2024). OPTIMALISASI SUHU DAN WAKTU TINGGAL PADA PROSES TOREFAKSI DAUN KESAMBI (Schleichera oleosa). Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian, 6(1), 374–383. Retrieved from http://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/293