RATAAN JUMLAH TELUR CACING BEREMBRIO PER EKOR HAEMONCUS CONTORTUS PADA KAMBING KACANG (Capra hircus)
Keywords:
Cacing berembrio, Haemonchus contortus, Capra hircusAbstract
Penghitungan rataan jumlah telur cacing berembrio per ekor Haemonchus contortus (H. contortus) sangat bermanfaat
untuk menentukan konsentrasi perlakuan baik secara in vitro maupun in situ. Telur cacing H. contortus secara struktur
dan morfologinya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: berembrio (fertil) dan tidak berembrio (infertil), telur yang
berembrio akan berkembang menjadi larva sedangkan tidak berembrio sebaliknya. Tujuan penelitian ini: untuk
mengetahui rataan jumlah telur cacing berembrio per ekor H. contortus pada Capra hircus. Metode penelitian: cacing
H. contortus diambil dari abomasum kambing yang baru dipotong dan dimasukkan ke dalam pot sampel yang berisi
NaCl fisiologis 0.9%. Sebelum cacing tersebut digerus dicuci terlebih dahulu menggunakan saline suhu ± 370C dan
diseleksi untuk menentukan cacing betina. Kemudian cacing digerus menggunakan mortir sebanyak enam
ekor/ulangan dan ditambahkan aqua proinjection sebanyak 7,5 mL, ulangan dilakukan sebanyak lima kali. Suspensi
disaring menggunakan saringan teh dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi (16 x 100 mm). Suspensi diambil dan
dihitung menggunakan metode McMaster yang telah dimodifikasi. Hasil: rataan telur cacing berembrio setiap
ulangan atau dari ulangan ke-1 sampai ke-5 secara berurutan adalah 1.950 butir, 1.270 butir, 1.230 butir, 1.420 butir,
dan 1.190 butir. Kesimpulan: perbedaan rataan jumlah cacing Haemonchus contortus berembrio setiap kelompok
ulangan dipengaruhi oleh ukuran cacing yang tidak seragam. Panjang cacing H. contortus yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu rata-rata cacing yang terpendek ± 2,1 cm dan terpanjang ± 2,5 cm.