EFEKTIVITAS MOLUSKISIDA DARI DAUN Chromolaena odorata DAN PERANGKAP TELUR DALAM MENGENDALIKAN KEONG MAS

Authors

  • Jacqualine Arriani Bunga
  • Ester Ruchama Jella
  • Nina Jeny Lapinangga

Abstract

Terjadinya eksplosi keong mas menunjukkan bahwa kondisi ekosistem pertanaman padi tidak stabil, Populasi keong mas berada pada tingkat yang membahayakan sehingga menimbulkan kerusakan parah pada pertanaman padi di Desa Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. Bibit padi yang baru ditanam habis dimakan keong mas. Pengendalian keong mas menggunakan moluksisida kimia sangat membebani petani karena mahal, mencemari air sehingga berbahaya bagi kehidupan biota air, serta menimbulkan keracunan pada ternak dan manusia. Karena itu diperlukan suatu tindakan pengelolaan hama untuk memecahkan masalah eksplosi keong mas di Kabupaten Kupang yang aman secara ekologis dan berdampak pada peningkatan ekonomi petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan perangkap telur dan moluskisida dari daun Chromolaena odorata. Metode yang digunakan adalah: 1) Uji efektifitas tiang perangkap dalam memerangkap telur keong mas. Perangkap telur adalah tonggak bambu dengan ketinggian 50 cm, 100 cm dan 150 cm. Tonggak dipasang 15 cm dari pinggir pematang. Jarak antara tonggak adalah 50 cm yang dipasang mengelilingi pematang menurut arah mata angin Timur, Barat, Utara, Selatan. Setiap perlakuan diulang pada 3 petakan sawah yang telah dilakukan pembajakan pertama, masing-masing berukuran ± 2 are, sehingga terdapat 36 unit percobaan. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 3 minggu berturut-turut, kemudian dihitung jumlah kelompok telur yang terperangkap dan ditabulasi; 2) Uji mortalitas keong mas akibat pemberian berbagai dosis moluskisida nabati dari daun C. odorata. Arena kajian adalah ember dengan tinggi 23 cm, diameter atas 27 cm dan diameter bawah 21 cm. Ember diisi lumpur sawah setinggi ± 15 cm dan ketinggian air 5 cm. Bibit padi ditanam melingkar pada 5 titik, masing masing titik ditanam 5 bibit padi varietas Ciherang umur 3 minggu, sehingga dalam setiap ember terdapat 25 bibit. Setiap arena kajian dilepas 6 ekor keong mas sesuai perlakuan, 2 ekor setiap stadia keong mas. Dosis moluskisida nabati yang diberikan adalah 25 ml, 50 ml, 75 ml, 100 ml, 125 ml, 150 ml dan 175 ml. Pengamatan dilakukan  12  jam setelah perlakuan. Setiap perlakuan diulang 4 kali, sehingga total terdapat 28 unit percobaan. Jumlah keong mas yang mengalami mortalitas kemudian dihitung dan ditabulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata kelompok telur yang terperangkap pada tiang perangkap ukuran 50 cm, 100 cm dan 150 cm berturut-turut sebanyak rata-rata 2, 3, dan 6 kelompok telur.

                               

              Gambar 1. Tiang Perangkap Telur Keong Mas

Pada 12 jam setelah aplikasi moluskisida 25 ml, 50 ml dan 75 ml, semua keong uji masih hidup sebanyak 24 ekor. Dosis 100 ml dan 125 ml berturut-turut keong uji  yang masih hidup sebanyak 8 dan 5 ekor, sedangkan dosis 150 ml dan 175 ml seluruh keong uji mengalami mortalitas 100%. Pada 24 jam setelah aplikasi moluskisida 25 ml, 50 ml dan 75 ml, berturut-turut keong uji yang masih hidup sebanyak 22, 17 dan 2 ekor. Aplikasi moluskisida 100 ml, 125 ml, 150 ml dan 175 ml, seluruh keong mas mengalami mortalitas 100%. Keong mas kemudian dipindahkan ke air bersih, dan 24 jam setelah dipindahkan diperoleh  aplikasi moluskisida 25 ml dan 50 ml, keong mas yang masih hidup sebanyak 8 dan 2 ekor, sedangkan pada dosis 75 ml seluruh keong mas mengalami mortalitas 100%. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi pengendalian keong mas yang efektif, efisien, dan  berdaya guna.

Downloads

Published

2025-11-28

How to Cite

Bunga, J. A., Jella, E. R., & Lapinangga, N. J. (2025). EFEKTIVITAS MOLUSKISIDA DARI DAUN Chromolaena odorata DAN PERANGKAP TELUR DALAM MENGENDALIKAN KEONG MAS. Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian, 8(1), 107–108. Retrieved from https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/531