ANALISIS RISIKO KUALITATIF PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK) DI TIMOR BARAT BERDASARKAN SURVEI PENDAPAT AHLI

Authors

  • Petrus Malo Bulu
  • Paulus Pasau
  • Victor Lenda
  • Ewaldus Wera
  • Eni Rohyati
  • Elfirst Th. Ch. Welkis
  • Feny Apriani Lali Bili
  • Marlina Muchlis
  • Anita S. Lasakar

Abstract

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan salah satu penyakit hewan menular yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternak, perdagangan, dan ketahanan pangan. Penyakit ini bersifat sangat menular dan mampu menyebar cepat melalui kontak langsung maupun tidak langsung antar hewan (Knight-Jones & Rushton, 2013; Paton et al., 2018). Di Indonesia, PMK telah menjadi perhatian utama sejak kasus kembali muncul pada tahun 2022, menimbulkan dampak sosial ekonomi yang signifikan (Dede et al., 2025) (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2022). Timor Barat sebagai wilayah perbatasan dengan mobilitas ternak yang tinggi memiliki kerentanan yang besar terhadap masuk dan menyebarnya PMK. Penilaian risiko kualitatif menjadi salah satu pendekatan penting untuk memahami tingkat ancaman PMK dan memandu strategi mitigasi berbasis bukti. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis risiko kualitatif PMK di Timor Barat dengan menggunakan survei pendapat ahli, sehingga dapat memberikan masukan untuk kebijakan pengendalian penyakit.

Studi ini menggunakan pendekatan Qualitative Risk Assessment (QRA) berdasarkan kerangka analisis risiko Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE, 2010). Responden. Sebanyak 13 responden terlibat, terdiri atas dokter hewan, petugas lapangan, dan pejabat dinas terkait kesehatan hewan. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang menilai risiko PMK pada tiga komponen utama: Entry (masuknya PMK ke wilayah), Exposure (paparan dan penyebaran antar hewan), Consequence (dampak ekonomi, sosial, dan kesehatan hewan). Jawaban responden dalam bentuk kategorikal (misalnya: rendah, sedang, tinggi) dianalisis secara deskriptif untuk menghitung proporsi. Hasil kemudian dipetakan dalam matriks risiko untuk menentukan tingkat risiko keseluruhan.Exposure (paparan): peluang penularan PMK di antara populasi ternak. Consequence (konsekuensi): dampak ekonomi, sosial, dan kesehatan hewan. Jawaban ahli dikompilasi, dianalisis secara deskriptif, lalu dipetakan ke dalam kategori risiko (rendah, sedang, tinggi). Survei menunjukkan bahwa: Pergerakan ternak dari luar wilayah masih sering terjadi, dengan pengawasan karantina yang tidak konsisten.Pencampuran hewan di pasar dan transportasi merupakan praktik umum. Biosekuriti di tingkat peternakan relatif lemah.Layanan veteriner dinilai terbatas. Kesiapsiagaan dalam menghadapi wabah masih rendah.Sebagian besar responden menilai biosekuriti “lemah” (65%) dan layanan veteriner “terbatas” (70%). Pencampuran ternak di pasar dilaporkan sering terjadi oleh lebih dari 60% responden. Analisis Jalur Risiko Entry: Tinggi – dipengaruhi oleh pergerakan ternak lintas wilayah tanpa pengawasan memadai. Exposure: Tinggi – karena pencampuran hewan dan lemahnya biosekuriti.Consequence: Tinggi – dampak ekonomi dan sosial signifikan jika terjadi wabah.Berdasarkan matriks risiko, kombinasi likelihood tinggi dan consequence tinggi menempatkan PMK di Timor Barat pada kategori High Risk.Diskusi. Hasil ini sejalan dengan temuan sebelumnya yang menegaskan bahwa mobilitas ternak, lemahnya karantina, dan rendahnya penerapan biosekuriti merupakan faktor kunci dalam penyebaran PMK di wilayah rawan (Nampanya et al., 2016). Temuan juga menyoroti perlunya intervensi prioritas: Penguatan pengawasan karantina. Pengendalian lalu lintas ilegal ternak. Penerapan isolasi hewan baru. Peningkatan biosekuriti peternakan. Kesiapan sistem deteksi dan respons cepat.Dalam jangka menengah–panjang, kebijakan perencanaan vaksinasi dan kompensasi bagi peternak terdampak penting untuk diperkuat. Analisis risiko kualitatif menunjukkan bahwa PMK di Timor Barat berada pada kategori High Risk. Temuan ini menegaskan perlunya penguatan pengawasan karantina, peningkatan biosekuriti, dan persiapan respons cepat terhadap wabah. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar ilmiah bagi pembuat kebijakan dalam menyusun strategi pencegahan dan pengendalian PMK di wilayah perbatasan.

 

Downloads

Published

2025-11-28

How to Cite

Bulu, P. M., Pasau, P., Lenda, V., Wera, E., Rohyati, E., Welkis, E. T. C., Bili, F. A. L., Muchlis, M., & Lasakar, A. S. (2025). ANALISIS RISIKO KUALITATIF PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK) DI TIMOR BARAT BERDASARKAN SURVEI PENDAPAT AHLI. Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian, 8(1), 94–95. Retrieved from https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/524