PENGARUH PUPUK PANIWANG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DAN KANDUNGAN SERAT TANAMAN WATAR HAMMU VARIETAS KIKU MBIMBI

Authors

  • Denisius Umbu Pati
  • I Made Adi Sudarma
  • Srilus Lamba Ngeding

Abstract

Sorgum merupakan tanaman yang mudah tumbuh pada lahan kering (Andriani & Isnaini, 2013) seperti di Kabupaten Sumba Timur, jenis sorgum yang dikembangkan petani lokal ialah Watar Hammu varietas lokal Kiku Mbimbi (Yina et al., 2023), sorgum dikenal petani lokal memiliki ciri fisik malai mirip dengan ekor (Kiku) dan domba (Mbimbi) diartikan ekor domba dan memiliki ciri berwarna putih. Sorgum memiliki batang berbentuk selinder, buku dan ruas terhadap butiran halus menyerupai tepung dan menempel pada batang, lapisan disebut dengan lapisan lilin berfungsi mengurangi transpirasi. Pemberian pupuk bokhasi untuk meningkatkan nitrogen terkandung dalam unsur hara pada tanah dan mendukung metabolisme tanaman (Ilham et al., 2024). Pupuk bokhasi paniwang merupakan pupuk organik terbuat dari 3 macam komponen yaitu feses kelelawar, feses sapi, dan jerami padi (Hamu et al., 2025). Pupuk bokhasi paniwang mengandung Nitrogen, Fosfor, Kalium, dan Kalsium padi. Metode penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdapat 5 perlakuan dan 4 ulangan dan dalam 1 plot bedengan terdapat 15 lubang tanam sehingga diperoleh 300 unit percobaan. Perlakuan diantaranya; P0 tanpa pupuk paniwang (kontrol); P1 pupuk paniwang dengan level 7,5 ton/ha; P2 pupuk paniwang dengan level 15 ton/ha; P3 pupuk paniwang dengan level 22,5 ton/ha; P4 pupuk paniwang dengan level 30 ton/ha. Variabel penelitian: jumlah daun: menghitung jumlah daun yang tumbuh sempurna, daun bagian atas yang masih menggulung tidak dihitung. Pengamatan 2 minggu sekali, bertujuan mengetahui jumlah daun dihasilkan dalam seminggu. Jumlah tumbuh tanaman: dihitung berdasarkan anakan yang tumbuh selama penelitian dan akan dihitung setiap rumpunnya. Kandungan serat water hammu Kiku Mbimbi umur 60 hari dianalisis menggunakan Van Soest serta pembuatan pupuk bokhasi Paniwang bahan disiapkan yakni 100 kg feses kelelawar 25 kg (25%), feses sapi 25 kg (25%), arang sekam 15 kg (15%), Jerami padi 25 kg (25%), dedak padi 10 kg (10%), EM4 500 ml, gula pasir 500 ml dan air, dilakukan fermentasi 21 hari. Hasil fermentasi tidak berbau dan tidak panas, pupuk tersebut dapat digunakan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapangan Unkriswina Sumba. Pengambilan data selama 2 minggu sekali dan jumlah anakan pada minggu ke-8 dan pengujian serat sampel dikirim ke Laboratorium kimia pakan UNDANA. Analisis data metode deskriptif, data pertumbuhan tanaman menggunakan Anova dengan Uji Duncan dengan kepercayaan 95%. Hasil tertinggi pada minggu ke-6 yaitu dosis 30 ton/ha namun tidak berbeda nyata dan hasil terendah pada minggu ke-2 dan minggu ke-4 yaitu dosis 7,5 ton/ha dan 7,5 ton/ha dimana pada minggu ke-2 dan minggu ke-4 sorgum (watar hammu kiku mbimbi) masih dalam tahap pertumbuhan dilihat jumlah daun bertambah. Pertumbuhan sorgum pada fase ini kebutuhan akan nutrisinya semakin rendah dan minggu ke-8 menunjukkan penurunan produksi jumlah daun dan Sebagian daun mengalami ketuaan dan mati, ini dikenal dengan senesensi (Setiawati et al., 2024). Jumlah daun pada p0 dan p1 jumlah tumbuh 91,67%, p2 jumlah tumbuh 98%, dan p3, p4 jumlah tumbuh 100%, membuktikan bahwa jumlah tumbuh daun berhubungan dengan kompetisi serapan unsur hara nitrogen (Agustina et al., 2024). Jumlah tumbuh berhubungan dengan kompetisi serapan unsur hara nitrogen (Pratiwi & Firdaus, 2023). Semakin sedikit jumlah tumbuh, maka semakin rendah kompetisi dan semakin tinggi unsur hara nitrogen yang diberikan maka semakin banyak yang dapat di serap oleh tanaman (Purwanto, 2025). Hasil analisis kandungan serat sorgum menunjukkan rata-rata kandungan NDF mencapai 77,195% umur 60 hari, kandungan NDF sangat tinggi. Perlakuan p0 menghasilkan kandungan serat ADF lebih tinggi. Sebaliknya, pada p4, fraksi serat ADF sebesar 32,519%, merupakan nilai terendah. Perlakuan p4 fraksi serat selulosa sebesar 25,902 mM, merupakan nilai terendah. Hasil rata-rata kandungan selulosa mencapai 28,159% pada umur 60 hari, rata-rata kandungan lignin mencapai nilai 4,515% pada umur 60 hari. Perlakuan p4 fraksi serat hemiselulosa sebesar 37,202%, merupakan nilai terendah, rata-rata hemiselulosa mencapai 42,630% pada umur 60 hari. Kesimpulan ialah perlakuan bokashi paniwang dosis 30 ton/ha berpengaruh pada pertumbuhan jumlah daun watar hammu varietas kiku mbimbi dengan hasil rataan 7,30 helai dan Perlakuan bokashi paniwang dosis 30 ton/ha berpengaruh pada pertumbuhan jumlah tumbuh watar hammu varietas kiku mbimbi dengan hasil rataan 3 tumbuh.

Downloads

Published

2025-11-28

How to Cite

Pati, D. U., Sudarma, I. M. A., & Ngeding, S. L. (2025). PENGARUH PUPUK PANIWANG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DAN KANDUNGAN SERAT TANAMAN WATAR HAMMU VARIETAS KIKU MBIMBI. Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian, 8(1), 76–77. Retrieved from https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/522