KONTRIBUSI USAHATANI PADI SAWAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KELURAHAN KAWANGU KABAUPATEN SUMBA TIMUR
Abstract
Padi tidak hanya berfungsi sebagai komoditas pangan pokok, tetapi juga menjadi sumber utama pendapatan bagi sebagian besar rumah tangga petani. Kinerja usahatani padi sawah di Sumba Timur menghadapi berbagai tantangan, antara lain fluktuasi harga gabah, tingginya biaya produksi, serta keterbatasan akses terhadap teknologi dan modal pertanian. Kondisi ini menyebabkan pendapatan petani sering kali tidak stabil dan berimplikasi terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga mereka. Meskipun padi menjadi sumber utama pendapatan, hasilnya sering kali belum mencukupi kebutuhan hidup layak, sehingga petani terdorong untuk melakukan diversifikasi usaha melalui pekerjaan non-pertanian seperti perdagangan, jasa, atau usaha mikro (Harmini et al., 2025; Polimango et al., 2025; Ulilalbab et al., 2025). Dengan demikian, strategi diversifikasi pendapatan menjadi kunci dalam memperkuat ketahanan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga petani di tengah fluktuasi hasil pertanian (Yazidurrozaq, 2025; Rashid et al., 2024).
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kawangu, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Lokasi tersebut dipilih secara purposive. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Data primer diperoleh melalui survei langsung kepada 80 petani padi sawah yang dipilih menggunakan metode purposive sampling dan sekunder.Analisis data dilakukan dengan pendekatan analisis pendapatan usahatani dan kontribusi pendapatan rumah tangga.
Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam satu musim tanam padi sawah di Kelurahan Kawangu mencapai Rp.6.868.585,-, terdiri atas biaya variabel sebesar Rp.6.590.310,- dan biaya tetap sebesar Rp.278.275. Penerimaan petani di Kawangu dari hasil panen mencapai Rp.33.531.188,-, dengan rata-rata produksi sebesar 5.016 kg gabah per musim dan harga jual Rp. 6.781,- per kilogram. Setelah dikurangi total biaya produksi, diperoleh pendapatan bersih sebesar Rp. 26.662.603,- per musim tanam. Nilai ini menunjukkan bahwa kegiatan usahatani padi sawah di wilayah tersebut masih memberikan keuntungan ekonomi yang tinggi bagi petani, mencerminkan kelayakan finansial usaha. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Arifin et al. (2024) yang menegaskan bahwa usahatani padi sawah, baik pada lahan irigasi maupun tadah hujan, memiliki profitabilitas positif, terutama di daerah dengan akses air yang baik dan pengelolaan lahan yang optimal.
Hasil analisis kontribusi pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga petani di Kelurahan Kawangu didominasi oleh pendapatan usahatani padi sawah sebesar Rp. 26.662.603,-, dengan kontribusi mencapai 86% dari total pendapatan rumah tangga, sedangkan pendapatan non usahatani hanya 14% (Rp. 2.741.750,-). Temuan ini menegaskan bahwa sektor pertanian, khususnya usahatani padi, masih menjadi sumber penghidupan utama bagi petani di wilayah tersebut. Kondisi ini sejalan dengan Sukmayanto et al. (2022) yang melaporkan bahwa usahatani padi memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan rumah tangga petani di Lampung Tengah, dengan rasio R/C sebesar 2,36 yang menunjukkan kelayakan finansial.Hasil serupa juga diungkapkan oleh Arifin et al. (2024) bahwa profitabilitas usahatani padi tetap tinggi terutama di wilayah dengan pengelolaan input yang efisien dan ketersediaan air yang cukup. Rendahnya kontribusi pendapatan nonusahatani mencerminkan keterbatasan diversifikasi ekonomi, sebagaimana dinyatakan oleh Soba dan Saragih (2024) bahwa diversifikasi pendapatan penting untuk mengurangi risiko ekonomi pedesaan. Selain itu, peningkatan pendapatan dari usahatani padi berimplikasi positif terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan rumah tangga (Kita et al., 2021). Dengan demikian, peningkatan efisiensi produksi dan dukungan kebijakan pertanian menjadi kunci untuk memperkuat kontribusi ekonomi petani di Kawangu.