POTENSI DAUN FALOAK SEBAGAI ANTIBAKTERI ALAMI UNTUK SAPI PERAH

Authors

  • Theresia Ika Purwantiningsih
  • Budi Prasetyo Widyobroto
  • Yustina Yuni Suranindyah
  • Wayan Tunas Artama

Abstract

Mastitis merupakan salah satu penyakit yang umum pada sapi perah dan upaya preventif yang banyak dilakukan adalah celup puting. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi ekstrak daun faloak sebagai alternatif larutan celup puting berbasis antibakteri alami. Sampel daun faloak kering diekstraksi dengan pelarut etanol 96%. Dilakukan analisis kuantitatif kandungan senyawa fenolik dan flavonoid serta pengujian antibakteri dengan metode difusi cakram terhadap tiga bakteri penyebab mastitis. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak daun faloak mengandung senyawa fenolik sebesar 81,164±0,188 GAE mg/g dan flavonoid sebesar 227,281±0,734 QE mg/g. Konsentrasi ekstrak 50% menunjukkan efektivitas yang setara dengan K+ dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, sedangkan konsentrasi 30% dan 20% masing-masing menunjukkan efektivitas serupa K+ terhadap Escherichia coli dan Streptococcus agalactiae. Dapat disimpulkan, ekstrak daun faloak memiliki potensi sebagai bahan antibakteri alami untuk larutan celup puting, karena memiliki kemampuan yang sama dengan larutan antibakteri komersial. Mastitis merupakan penyakit yang umum terjadi di peternakan sapi perah dan disebabkan oleh lebih dari 150 spesies bakteri patogen (Han et al., 2022).

Manfaat celup puting telah dibuktikan oleh sejumlah hasil penelitian di lapangan yang menunjukkan bahwa celup puting dapat mencegah dan mengurangi mastitis. Beberapa larutan celup puting dapat menimbulkan iritasi dan menimbulkan lesi pada kulit puting. Sumber iritasi dari larutan celup berasal dari komposisi kimia di dalamnya, selain itu adanya residu yang masuk ke dalam susu (Nururrozi et al., 2020). Bahan alam dipilih sebagai alternatif pengganti antibakteri komersial. Sampel daun faloak kering dimaserasi dengan pelarut etanol 96%. Pengukuran kadar senyawa fenolik dan flavonoid berdasarkan metode yang dilakukan oleh Jeyaraj et al. (2021). Pengujian antibakteri terhadap bakteri penyebab mastitis menggunakan metode difusi cakram (Katili et al., 2020).

Hasil analisis kuantitatif senyawa fenol dan flavonoid pada ekstrak daun faloak ada pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis kuantitatif senyawa fenol dan flavonoid ekstrak daun faloak

 

Kandungan senyawa pada daun faloak

Senyawa fenol (GAE mg/g)

81,164±0,188

Senyawa flavonoid (QE mg/g)

227,281±0,734

Hasil pengujian antibakteri terhadap bakteri penyebab mastitis dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji antibakteri ekstrak daun faloak terhadap bakteri penyebab mastitis (mm)

Bakteri

K+

K-

5%

10%

20%

30%

40%

50%

S. aureus

10,9±0,4e

0±0a

0±0a

8,5±0,3b

9,5±0,3c

9,8±0,6c,d

10,2±0,6d

11,0±0,8e

E. coli

10,2±0,5d

0±0a

0±0a

8,4±0,3b

9,7±0,6c

10,3±0,4d

10,4±0,6d

10,5±0,2d

S. agalactiae

11,2±0,1d

0±0a

9,8±0,2b

10,6±0,1c

11,2±0,3d

11,4±0,4d

12,0±0,5e

13,2±0,5f

Ekstrak daun faloak memiliki potensi sebagai bahan antibakteri untuk mengurangi keparahan dan mencegah mastitis, sehingga dapat menjadi alternatif pengganti larutan antibakteri komersial yang selama ini digunakan oleh peternak sapi perah.

Downloads

Published

2025-11-28

How to Cite

Purwantiningsih, T. I., Widyobroto, B. P., Suranindyah, Y. Y., & Artama, W. T. (2025). POTENSI DAUN FALOAK SEBAGAI ANTIBAKTERI ALAMI UNTUK SAPI PERAH. Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian, 8(1), 85. Retrieved from https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/515