DESAIN APLIKASI MOBILE SMART DRIP IRRIGATION BERBASIS IOT UNTUK TANAMAN JAGUNG DI KUPANG, NTT, INDONESIA
Abstract
Jagung menjadi pangan pokok masyarakat di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), namun produktivitasnya masih rendah (26,93 ku/ha) dibanding rata-rata nasional (51,76 ku/ha). Hal ini disebabkan oleh kekeringan dan suhu tinggi. Curah hujan di NTT hanya 800 -1500 mm per tahun dengan distribusi tidak merata disetiap daerahnya, sehingga lahan pertanian umumnya kering dan sulit dikelola (Badan Pusat Statistik, 2024). Keterbatasan air juga menjadi salah satu alasan rendahnya produktivitas jagung di NTT. Padahal lebih dari 60% konsumsi karbohidrat masyarakat berasal dari jagung (Badan Pangan Nasional, 2022). Dalam mengatasi masalah ini, teknologi irigasi tetes berbasis Internet of Things (IoT) dapat menjadi solusi melalui penyiraman dan monitoring otomatis menggunakan aplikasi mobile (Suban et al., 2021; Christian Halim et al., 2025; Sreelatha Reddy et al., 2024; Sgbau et al., 2025). Penelitian ini bertujuan merancang prototype aplikasi mobile Smart Maize Irrigation (SMIr) berbasis IoT guna mendukung irigasi tetes tanaman jagung. Metode yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan model Prototype yang meliputi analisis masalah, studi literatur, perancangan wireframe, validasi melalui pakar hingga pengembangan Propotype aplikasi SMIr. Model Prorotype diawali dengan menganalisis masalah yang bertujuan untuk memahami kebutuhan pengguna dan masalah utama yang ingin diselesaikan. Kemudian tahap selanjutnya adalah studi literatur yang bertujuan untuk mengumpulkan referensi ilmiah dan penelitian terdahulu. Lalu tahap perancangan wireframe yaitu rancangan awal tampilan (layout) aplikasi. Lalu dilanjutkan dengan validasi melalui pakar untuk memastikan rancangan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan standar keilmuan. Kemudian diakhiri dengan pembuatan Prototype. Model Prototype memberikan gambaran kepada penggunan terkait sistem yang akan dikembangkan (Fikriyya & Dirgahayu, 2020). Prototype aplikasi mobile SMIr berbasis IoT diawali dengan analisis masalah dan studi literatur melalui sumber yang valid. Kemudian dilakukan perancangan wireframe menggunakan aplikasi balsamiq mockups. Lalu dilanjutkan dengan validasi wireframe dengan pakar dan diakhir dengan pengembangan prototype aplikasi SMIr menggunakan aplikasi figma. Prototype aplikasi mobile SMIr disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Prototype dari Aplikasi SMIr
Halaman pertama Prototype dari Aplikasi SMIr adalah halaman login dimana pengguna atau admin memasukan username dan password. Apabila admin belum memiliki username dan password maka harus melakukan registrasi terlebih dahulu dengan mengisi name, email, username, password dan confirm password. Setelah admin berhasil login maka aplikasi akan menampilkan tampilan home yang memiliki tiga menu yaitu Home, C_Water Reservoir dan C_Maize Irigation. Apabila admin memilih menu C_Water Reservoir maka akan menampilkan kondisi ketinggian air pada penampungan secara real-time melalui sensor ultrasionik yang dipasang di penampungan. Kemudian jika admin memilih menu C_Maize Irigation maka akan menampilkan dua menu yaitu kondisi kelembapan tanah dan kondisi suhu. Lalu jika admin memilih menu kondisi kelembapan tanah maka akan menampilkan kondisi kelembapan tanah secara real-time melalui sensor soil moisture yang telah ditanamkan. Lalu jika admin memilih menu kondisi suhu maka akan menampilkan kondisi suhu secara real-time melalui sensor DHT11/DHT22 yang telah ditanamkan. Pada menu C_Water Reservoir dan C_Maize Irigation dilengkapi dengan tombol on/off yang berfungsi untuk mengaktifkan proses otomatis.
Penelitian ini berhasil mengembangkan prototype aplikasi mobile SMIr berbasis IoT dengan model Prototype. Rancangan wireframe menggunakan Balsamiq Mockups dan pengembangan prototype menggunakan aplikasi Figma. Hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu merancang prototype aplikasi mobile SMIr guna mendukung irigasi tetes tanaman jagung. Peneliti menyarankan agar prototype ini dihubungkan dengan sensor pada IoT agar dapat diimplementasikan secara nyata untuk meningkatkan produktivitas jagung di NTT.