GAMBARAN KOMPONEN SEL DARAH PUTIH SAPI BALI YANG DIBERI PELET KONSENTRAT DI MERBAUN AMARASI KUPANG

Authors

  • Aholiab Aoetpah
  • Vivin E. Se’u
  • Melkianus D. S. Randu
  • Gregorius Batafor
  • Jois Jacob

Abstract

Sel darah putih (leukosit) berperan dalam sistem pertahanan imun tubuh  ternak sapi. Masitoh et al. (2024) menyebutkan bahwa leukosit meningkatkan sistem pertahanan tubuh melalui fagositosis. Jumlah leukosit yang tinggi menunjukkan adanya infeksi, di mana jenis pakan berpengaruh terhadap total dan diferensiasi leukosit. Penggunaan tepung daun gamal dalam pakan konsentrat meningkatkan total leukosit sapi Bali (Aoetpah dkk., 2024); yang mengindikasikan pengaruh negatif pada ternak. Sebaliknya, penggunaan imbangan jerami padi dan pakan konsentrat tidak mempengaruhi diferensial leukosit sapi Pasundan (Masitoh dkk., 2024). Ternak sapi Bali yang digemukkan dan diantarpulaukan rentan terhadap kondisi kesehatan sekalipun diberikan jumlah dan mutu pakan yang cukup. Penelitian ini bertujuan untuk menggemukkan sapi Bali dalam kondisi tubuh yang sehat menggunakan pelet konsentrat berbahan dasar tepung daun lamtoro.

Penelitian ini dilakukan di Desa Merbaun, Amarasi Barat Kabupaten Kupang selama 28 hari menggunakan 24 ekor sapi Bali jantan umur 2- 3 tahun dengan kisaran bobot badan 145 sampai 208 kg (rerata 172,54±19,81). Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap berblok (RALB) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan pakan yaitu ternak diberi pakan basal lamtoro segar, putak, jerami padi dan jerami jagung sebanyak 10% bobot badan sebagai kontrol  (K0). Selain K0, ternak diberikan pelet konsentrat sebanyak 0,5% (K05), 1 % (K1) atau 1,5% (K1,5) bobot badan. Pada hari terakhir ternak diambil sampel darah dari vena jugularis untuk tujuan analisis sel darah putih total dan diferensiasi leukosit. Data dianalisis dengan menggunakan analisis varian dan perbedaan di antara perlakuan dilakukan uji lanjut menggunakan uji jarak berganda Duncan pada tingkat kepercayaan 0,05. Profil darah putih ternak pada saat sebelum dan sesudah pemberian pakan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Profil Sel Darah Putih Ternak pada saat sebelum dan sesudah Pemberian Pakan

Profil darah

Perlakuan

sem

Nilai-P

K0

K05

K1

K15

Leukosit (103/µl) sebelum makan

8.95

8.93

7.25

8.85

0.34

0.23

Leukosit (103/µl) sesudah makan)

11.82b

12.52b

8.09a

11.5b

0.56

0.01

Profil leukosit atau sel darah putih (%) sesudah makan

 

 

 

 

Neutrofil

33.97

40.92

28.35

38.75

2.09

0.14

Limfosit

57.17

49.20

61.77

48.20

2.26

0.08

Monosit

7.27

5.80

7.24

10.17

0.79

0.27

Eusinofil

0.73a

3.41b

2.00ab

1.82ab

0.35

0.03

Basofil

0.86

0.69

0.61

1.07

0.12

0.58

               

Sel darah putih sapi Bali sebelum pemberian pakan harian tidak dipengaruhi oleh pelet konsentrat (P > 0,05). Setelah pemberian ransum, pelet konsentrat mempengaruhi sel darah putih dan komponen eusinofil (P < 0,05). Uji lanjut menunjukkan bahwa penggunaan pelet 1% bobot badan menurunkan leukosit. Sebaliknya, komponen eusinofil meningkat pada semua ternak yang diberi pelet konsentrat.

Tidak adanya perbedaan leukosit pada saat sebelum makan menunjukkan bahwa pengaruh pelet terdeteksi dalam kurun waktu singkat setelah ternak mengkonsmsi pelet. Dharmawan (2002) menyatakan bahwa nilai normal sapi berkisar antara 4x103μl dan 12x103μl. Walaupun leukosit meningkat, namun tidak melebihi standar normal jumlah leukosit. Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan protein dan nutrien pelet berlangsung baik dan dapat meningkatkan sistem pertahanan tubuh ternak sapi (Halek dkk., 2021) karena leukosit berperan dalam melindungi tubuh dari infeksi. Peningkatan total lekosit di atas nilai standar dapat menunjukkan kemungkinan hewan tercekam akibat gangguan fisik maupun sebagai induksi dari penyakit, infeksi umum, infeksi lokal, keracunan, tumor, dan  trauma (Wisesa  et  al.,  2012). Sedangkan adanya peningkatan eosinofil kemungkinan disebabkan oleh diferensiasi dan pematangan eosinofil di sumsum tulang (berlangsung selama 2-6 hari) (Weiss, 2010). Selain itu reaksi hipersensitivitas, misalnya parasit dan alergi yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang berdebu, juga dapat menyebabkan peningkatan eosinofil (Dharmawan, 2002).

Pemberian pelet konsentrat 1% bobot badan menurunkan leukosit tetapi meningkatkan eusinofil untuk semua level pemberian pelet. Disarankan untuk menggunakan pelet konsentrat dalam penggemukan sapi Bali.

Downloads

Published

2025-11-28

How to Cite

Aoetpah, A., Se’u, V. E., Randu, M. D. S., Batafor, G., & Jacob, J. (2025). GAMBARAN KOMPONEN SEL DARAH PUTIH SAPI BALI YANG DIBERI PELET KONSENTRAT DI MERBAUN AMARASI KUPANG. Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian, 8(1), 49–50. Retrieved from https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/492