KANDUNGAN AFLATOKSIN TOTAL PAKAN KOMPLIT BROILER STARTER YANG DIFERMENTASI DENGAN MIKROBA YANG BERBEDA
Abstract
Daging ayam broiler merupakan sumber protein hewani yang murah bagi masyarakat Indonesia, namun kualitas dan keamanannya sangat bergantung pada kesehatan ternak serta bebasnya produk dari cemaran mikroba, logam berat, dan racun jamur seperti aflatoksin. Racun jamur tersebut dapat muncul akibat pakan yang terkontaminasi Aspergillus spp. yang tumbuh pada bahan pakan dan pakan komplit. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa meskipun kadar aflatoksin dalam pakan rendah (<70 ppb) tetap dapat menimbulkan efek negatif pada ayam dan meninggalkan residu dalam organ tubuhnya (Nalle et al., 2019, 2021, 2022, 2025; Magnoli et al., 2011; Liu et al., 2018). Upaya detoksifikasi dengan teknologi fermentasi, baik menggunakan jamur tunggal maupun sinbiotik, masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan jamur Aspergillus niger dan Rhizopus oligosporus dalam fermentasi pakan guna menurunkan kadar aflatoksin B1.
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan (25 kg ransum per ulangan). Dosis bubuk Aspergillus niger dan Rhizopus oligosporus yang digunakan adalah 0,25%, dan kandungan aflatoksin total awal jagung adalah 88 ppb yang kemudian diencerkan menjadi 41 ppb dalam ransum basal jagung-bungkil kedelei dengan menggunakan rumus pengenceran V1xC1=V2xC2. Ransum perlakuan kemudian difermentasi selama 60 jam dan selanjutnya dikeringkan dengan sinar matahari dan dilakukan sampling dan dianalisis kandungan aflatoksin dengan LC MS. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan aplikasi SAS OnDemand.
Tabel 1 menampilkan pengaruh perlakuan terhadap kandungan aflatoksin B1 pakan komplit ayam broiler terfermentasi 60 jam. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan. Hasil analisis statistic menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan aflatoksin total ransum. Kandungan aflatoksin ransum perlakuan yang difermentasi dengan Aspergillus niger dan Rhizopus oligosporus berbeda nyata (P<0,05) dengan ransum kontrol. Hasil penelitian ini sesuai dengan Kusumaningtyas et al. (2014) dan Zhang et al. (2014). Zhang et al. (2014) melaporkan bahwa Aspergillus niger mampu mendegradasi 58% Aflatoksin B1 dalam waktu 24 jam pada empat jenis bahan baku pakan. Aspergillus niger dan Rhizopus oligosporus memiliki enzim-enzim metabolik yang dapat berperan dalam proses biodegradasi senyawa toksik.
Tabel 1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan Aflatoksin B1 Pakan Komplit Ayam Broiler Terfermentasi 60 Jam
Perlakuan
Kandungan Aflatoksin Total (ppb)
Rata-rata (ppb)
I
II
III
A
41
41
41
41a
B
0
0
0
0b
C
0
0
0
0b
P-value
<,0001
Standard Error of Mean
0,0000
Keterangan: A= ransum kontrol (tidak difermentasi); B=Ransum terfermentasi dengan Aspergillus niger; C= Ransum terfermentasi dengan Rhizopus oligosporus
Simpulannya, teknologi fermentasi berpotensi digunakan sebagai metode untuk mengurangi kandungan aflatoksin ransum. Disarankan untuk melakukuan uji coba ransum fermentasi secara in vivo dengan menggunakan ayam broiler.