PRA FEASIBILITY STUDI USAHA KOMODITI JAMBU METE (Anacardium occidentale) DI PROVINSI NTT
Abstract
Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki potensi besar dalam pengembangan komoditas jambu mete terutama di wilayah Kabupaten Kupang, Sumba Barat Daya, dan Sikka. Namun, berbagai kendala seperti teknologi budidaya yang terbatas, minimnya dukungan dalam pengembangan komoditas mete, dan pengelolaan usaha yang belum optimal menyebabkan potensi ini belum termanfaatkan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan permasalahan dalam usaha agribisnis jambu mete dan untuk mengetahui kelayakan usaha agribisnis jambu mete. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan campuran. Data-data primer hasil wawancara digunakan untuk menganalisis aspek hukum, teknis, manajemen, pemasaran, dan dampak sosial dan lingkungan. Selanjutnya data-data sekunder yang diperoleh digunakan untuk menganalisis aspek finansial/keuangan. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster purposive random sampling dengan target informannya adalah para petani jambu mete di 3 (tiga) Kabupaten, pedagang pengumpul jambu mete, industri pengolahan berbasis mete, ASN di Dinas Pertanian di 3 Kabupaten lokasi penelitian dan beberapa perangkat daerah terkait seperti Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Dinas Tenaga Kerja, kepala desa, serta para tokoh masyarakat dan tokoh adat. Hasil penelitian menunjukkan beberapa potensi yang menjadi kekuatan utama dalam usaha jambu mete di 3 kabupaten lokasi penelitian ini adalah potensi lahan yang belum diusahakan yang cukup besar, potensi produksi dan luasan areal tanam jambu mete yang cukup menjanjikan serta didukung oleh potensi agroklimat di 3 lokasi ini yang sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu mete serta ketersediaan benih unggul pada sentra benih unggulan jambu mete yang ada di Kabupaten Flores Timur dan Ende yang telah tersertifikasi oleh Kementerian Pertanian. Dari sisi lingkungan tanaman jambu mete memiliki daya tahan yang baik terhadap kondisi tanah marginal dan mampu tumbuh dengan input yang relatif rendah, sehingga cocok untuk wilayah yang menghadapi keterbatasan sumber daya air. Selain itu beberapa permasalahan yang ditemui seperti tanaman jambu mete yang ada saat ini merupakan tanaman tua dan tidak produktif, pasca panen jambu mete yang belum optimal, adanya gangguan hama penyakit yang belum ditangani secara baik, rantai tata niaga dan kebijakan pasar yang belum berpihak pada petani sehingga harga dikontrol oleh pengepul, belum maksimalnya kelembagaan yang ada di tingkat petani dan upaya peningkatan nilai tambah yang masih sangat minim oleh petani sehingga masih menjual dalam bentuk gelondongan. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis ke-6 aspek dalam studi kelayakan baik aspek finansial dan non finansial menunjukkan bahwa secara umum rencana investasi usaha jambu mete di Kabupaten Kupang, Sumba Barat Daya, dan Sikka ini layak untuk dikembangkan. Secara keseluruhan, usaha agribisnis jambu mete di NTT layak untuk diinvestasikan, mengingat potensi pasar yang tinggi, dukungan kondisi fisik yang sesuai, manfaat sosial bagi masyarakat, serta dampak lingkungan yang rendah. Investasi dalam komoditas ini tidak hanya menguntungkan bagi investor, tetapi juga berdampak positif bagi pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat NTT dalam jangka panjang.