BIOFORTIFIKASI AGRONOMIS TERINTEGRASI MENINGKATKAN KANDUNGAN Zn JAGUNG PADA TANAH BERKAPUR NTT
Abstract
Defisiensi Zn mempengaruhi lebih dari 2 miliar penduduk dunia (Prasad, 2013). Di NTT, tanah berkapur pH 7,4-8,4 menekan kelarutan Zn dan membatasi serapan jagung sebagai pangan pokok. Biofortifikasi agronomis terbukti meningkatkan Zn biji jagung 25% secara global (Mutambu et al., 2023), namun bukti pada tanah berkapur tropika kering terbatas. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas biofortifikasi agronomis terintegrasi dalam meningkatkan Zn biji jagung pada tanah berkapur NTT dan kelayakan ekonominya.
Survei lapangan dilaksanakan di sembilan lokasi pada tiga kabupaten (Kupang, TTS, TTU) periode Mei-Desember 2025. Sebanyak 36 sampel tanah dan biji jagung dikoleksi menggunakan stratified random sampling. Analisis laboratorium meliputi pH tanah, bahan organik, KTK, dan Zn tersedia. Uji biofortifikasi menerapkan empat perlakuan: aplikasi ZnSO₄ tanah 20 kg/ha, foliar spray ZnSO₄ 0,5% pada 30, 45, 60 HST, pelapisan benih Zn-EDTA 0,5 kg/ha, dan kompos diperkaya Zn 3 ton/ha. Data dianalisis menggunakan korelasi Pearson, regresi berganda, dan analisis ekonomi.
Karakterisasi tanah menunjukkan pH rata-rata 7,9, bahan organik 1,7%, KTK 19,3 cmol/kg, dan Zn total 37,1 ppm. Kandungan Zn biji sebelum biofortifikasi rata-rata 15,7 ppm, di bawah target internasional 25-35 ppm. Korelasi menunjukkan hubungan positif signifikan Zn biji dengan Zn tanah (r=0,78, p<0,01), bahan organik (r=0,71, p<0,01), KTK (r=0,68, p<0,01), dan negatif dengan pH (r=-0,65, p<0,01). Model regresi menjelaskan 79% variasi ketersediaan Zn (R²=0,79, p<0,01), dengan pH berkontribusi 48%. Biofortifikasi terintegrasi meningkatkan Zn biji menjadi 26,3 ppm (peningkatan 69,9%), melampaui target internasional (Tabel 1). Peningkatan tertinggi di TTU marginal (75-85%), TTS optimal (65-75%), dan Kupang (55-65%). Efisiensi serapan kombinasi terintegrasi (65-80%) lebih tinggi dibanding metode tunggal, mengkonfirmasi Joy et al. (2014). Analisis ekonomi menunjukkan BCR 2,9 dengan NPV Rp 3,78 juta/ha. Produktivitas meningkat dari 4,8 menjadi 5,5 ton/ha dengan pendapatan bersih Rp 11,8 juta/ha.
Tabel 1. Peningkatan Kandungan Zn Biji Jagung setelah Biofortifikasi
Zona
Lokasi
Zn Awal (ppm)
Zn Setelah (ppm)
Peningkatan (%)
I
Oelbubuk
18,5
28,7
55,1
I
Fatuleu
22,3
34,2
53,4
I
Amarasi
15,2
24,8
63,2
II
Soe
14,8
25,4
71,6
II
Kuatae
19,6
32,1
63,8
II
Oenino
11,2
19,8
76,8
III
Kefamenanu
9,8
18,2
85,7
III
Insana
13,5
24,3
80,0
III
Oelbubuk
16,1
28,9
79,5
Rata-rata
-
15,7
26,3
69,9
Keterangan: Target biofortifikasi internasional 25-35 ppm
Biofortifikasi agronomis terintegrasi efektif meningkatkan Zn biji jagung pada tanah berkapur NTT dari 15,7 menjadi 26,3 ppm (69,9%) dengan kelayakan ekonomi tinggi (BCR 2,9). Pengelolaan pH dan bahan organik merupakan kunci keberhasilan. Strategi ini berpotensi mengatasi defisiensi Zn di lahan kering berkapur Indonesia Timur.