DAMPAK BIOCHAR DAN VARIASI PEMBERIAN AIR TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN AIR PADA TANAMAN JAGUNG DI VERTISOL

Authors

  • Masria
  • M. K. Salli
  • M. Syarifuddin
  • N. Neonufa

Abstract

 Air merupakan faktor pembatas utama pertumbuhan tanaman di wilayah beriklim kering seperti Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki tanah Vertisol liat dan sulit dikelola. Pemanfaatan biochar tongkol jagung sebagai pembenah tanah berpotensi meningkatkan kemampuan tanah menahan air dan efisiensi penggunaannya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh tingkat pemberian air berdasarkan kapasitas lapang (100%, 90%, 80%, dan 70%) terhadap pertumbuhan tanaman jagung, meliputi berat basah, berat kering, penggunaan air, serta efisiensi penggunaannya pada tanah Vertisol yang diberi biochar, sebagai upaya peningkatan produktivitas pertanian di lahan semi-kering.

Sampel tanah diambil di Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang (10.12566° LS, 123.81556° BT) pada ketinggian 51 m dpl dan berjarak 36 km dari Kota Kupang. Kondisi lahan datar hingga bergelombang dengan kemiringan 0–3%. Sampel tanah diambil secara utuh (undisturbed) dan terganggu (disturbed) pada kedalaman 0–20 cm. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktor tunggal, yaitu tingkat pemberian air dengan empat taraf: K1 = 100%, K2 = 90%, K3 = 80%, dan K4 = 70% kapasitas lapang, masing-masing dengan enam ulangan. Kadar air tanah dijaga melalui penimbangan harian berdasarkan berat sampel, dengan pemberian air dilakukan hingga tanaman memasuki fase generatif (60 hari, ditandai munculnya bunga jantan dan betina). Parameter yang diamati meliputi berat basah, berat kering, dan efisiensi penggunaan air. Analisis data dilakukan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNT apabila terdapat perbedaan nyata.

Hasil penelitian menunjukkan variasi kapasitas lapang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan penggunaan air tanaman. Perlakuan K1 (100% kapasitas lapang) menghasilkan berat basah tertinggi 239,48 g, berat kering 46,88 g, dan penggunaan air 456,97 mm. Penurunan kapasitas air pada K2, K3, dan K4 menurunkan berat basah, berat kering, dan penggunaan air, dengan K4 terendah (319,88 mm). Efisiensi penggunaan air tidak berbeda nyata antarperlakuan (0,093–0,102). Artinya, pengurangan air menurunkan produktivitas namun tidak meningkatkan efisiensi air, sehingga strategi irigasi hemat air perlu dilakukan hati-hati agar hasil panen tidak menurun signifikan.

 

Tabel 1. Pengaruh Kadar Air terhadap Berat Basah, Berat Kering, Penggunaan Air Tanaman dan Efiensi Penggunaan Air Tanaman Jagung

Perlakuan

Berat Basah (g)

Berat Kering

(g)

Penggunaan Air tanaman (mm)

Efiensi Penggunaan Air (EPA)

K1

239.48 a

46.88 a

456.97 a

0.102

K2

166.47 b

38.35 b

411.27 b

0.093

K3

159.98 b

36.23 b

365.57 c

0.099

K4

100.06  c

29.82 c

319.88 d

0.093

P-value

0.0000

0.0001

0.0000

0.496

LSD

0.38

6.15

0.93

 

Downloads

Published

2025-11-28

How to Cite

Masria, Salli, M. K., Syarifuddin, M., & Neonufa, N. (2025). DAMPAK BIOCHAR DAN VARIASI PEMBERIAN AIR TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN AIR PADA TANAMAN JAGUNG DI VERTISOL. Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian, 8(1), 11. Retrieved from https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/psnp/article/view/395