PENGARUH PEMBERIAN PAKAN PELET DENGAN LEVEL BERBEDA TERHADAP KONSUMSI DAN KECERNAAN KARBOHIDRAT PADA TERNAK DOMBA
Abstract
Peternakan domba memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani terutama daging. Sebagian besar peternakan domba di Sumba masih mengandalkan pakan hijauan di padang penggembalaan sebagai sumber utama energi dan protein. Namun, pakan hijauan di padang penggembalaan tidak selalu tersedia secara optimal sepanjang tahun dengan ketersediaan pakan yang sangat rendah yakni 2,6-2,9ton/ha/tahun (Pawulung et.al., 2021), dan memiliki kandungan nutrisi yang sangat rendah pada musim kemarau yakni PK<4% dan SK > 41% (Ranja et al., 2021) sehingga peternak perlu mencari alternatif pakan yang lebih stabil, salah satunya adalah pakan pelet. Penggunaan pakan pelet menawarkan berbagai keunggulan, seperti kandungan nutrisi yang terkontrol, efisiensi pemberian pakan, meningkatkan konsumsi dan kecernaan serta kemudahan dalam penyimpanan.
Penelitian ini menggunakan 16 ekor ternak domba ekor gemuk (DEG) jantan umur ±1 tahun. Bahan pakan yang digunakan berupa pakan basal rumput alam dan konsentrat berbentuk pelet dengan kandungan protein disusun sebesar 16% yang terdiri dari lamtoro 30%, gamal 20%, kangkung afkir 8%, kehi 10%, jagung 15%, pollard 15% dan mineral 2%. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yakni P0: hay rumput alam adlib; P1: P0+pelet 0,5% dari BB; P2: P0+pelet 1,0% dari BB; dan P3: P0+pelet 1,5% dari BB. Penelitian dilaksanakan selama 10 minggu yakni 2 minggu masa penyesuaian pakan dan 8 minggu pengambilan data. Variabel yang diamati berupa konsumsi dan kecernaan karbohidrat. Data dianalisis menggunakan analysis of variance dengan uji lanjut Duncan menggunakan aplikasi SPSS for windows.
Tabel 1. Konsumsi dan kecernaan karbohidrat
Parameter
P0
P1
P2
P3
Sig
Konsumsi Karbohidrat (g/e/h)
309,21±14,04a
407,69±40,65b
464,31±66,61bc
506,50±44,93c
0,000
Kecernaan Karbohidrat (%)
45,29±2,56a
60,38±10,63b
54,14±3,10ab
62,95±4,87b
0,008
Keterangan: Superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05)
Ternak domba yang mendapatkan ransum berupa pakan hay rumput alam ad libitum memperoleh konsumsi dan kecernaan karbohidrat paling rendah dibandingkan ternak yang mendapatkan tambahan pakan pelet baik pada level 0,5% hingga 1,5% dari bobot badan. Hal ini menunjukkan secara jelas bahwa pakan hay rumput alam di padang penggembalaan Sumba belum optimal dijadikan pakan tunggal bagi ternak domba. Ternak membutuhkan sumber energi tambahan untuk proses fermentasi rumen dan pertumbuhan. Semakin tinggi level pemberian pakan pelet, cenderung meningkatkan konsumsi dan kecernaan karbohidrat. Menurut Bheo et al. (2024) menyatakan bahwa ternak ruminansia kecil yang diberikan pakan komplit dengan level berbeda pada pakan basal lamtoro memperlihatkan tidak adanya perbedaan nyata dengan tingkat konsumsi karbohidrat sebesar 369-444 gram/ekor/hari dan kecernaan karbohidrat sebesar 70-77%. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa pakan lamtoro sudah cukup baik dalam penyediaan karbohidrat yang mudah dicerna bagi ternak ruminansia kecil. Pada penelitian ini, pakan pelet yang memiliki kandungan nutrisi yang terkonsentrasi memberikan pengaruh yang baik bagi ketersediaan karbohidrat yang bisa dikonsumsi dan mudah dicerna sehingga mampu meningkatkan persentase kecernaan ransum dengan pakan basal rumput alam.
Pemberian pakan pelet hingga level 1,5% dari bobot badan pada penelitian ini mampu meningkatkan konsumsi dan kecernaan karbohidrat pada ternak domba jantan. Penelitian lanjutan untuk level pemberian pakan pelet masih diperlukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan pakan pelet yang dibuat mampu memberikan pengaruh pada konsumsi pakan, produktivitas ternak maupun nilai ekonomis ransum domba penggemukan.