KARAKTERISTIK USAHA PRODUKTIF ISTRI NELAYAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN LEWOLEBA UTARA, KABUPATEN LEMBATA
Abstract
Di Kelurahan Lewoleba Utara, sebagian besar penduduk berprofesi sebagai nelayan tangkap dengan pendapatan yang fluktuatif karena dipengaruhi musim dan cuaca (Kusnadi, 2002). Kondisi ini menuntut istri nelayan untuk berperan aktif membantu ekonomi keluarga melalui usaha produktif yang pendapatannya terpisah dari pendapatan hasil tangkap suami seperti menjual ikan, membuka kios, dan berdagang kecil (Kumalasari dkk., 2018). Peran ganda perempuan pesisir ini terbukti mampu memperkuat ketahanan ekonomi rumah tangga (Yulianti, 2020). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik usaha produktif yang dijalankan oleh istri nelayan serta kontribusinya dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga. Responden terdiri atas 15 istri nelayan yang memiliki usaha produktif, ditentukan secara total sampling dari total 154 kepala keluarga nelayan. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan purposive sampling. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dengan menghitung pendapatan rumah tangga serta kontribusi pendapatan istri nelayan terhadap pendapatan keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kelurahan Lewoleba Utara bekerja sebagai nelayan tangkap, sedangkan para istri nelayan berperan penting dalam kegiatan ekonomi keluarga melalui berbagai usaha produktif. Dari 15 responden istri nelayan yang diteliti, mayoritas berada pada kelompok usia produktif 30–45 tahun, dengan tingkat pendidikan rata-rata sekolah dasar dan menengah. Jumlah tanggungan keluarga rata-rata 4–5 orang, sehingga kebutuhan ekonomi cukup tinggi. Jenis usaha yang dijalankan istri nelayan bervariasi, seperti membuka kios sembako, berdagang sayur, menjual pakaian bekas, menenun kain ikat, dan menjual ikan hasil tangkapan. Kegiatan usaha ini dijalankan secara mandiri dengan modal pribadi dalam skala kecil hingga menengah, serta dilakukan di sekitar rumah atau di area pesisir dekat pasar. Pendapatan istri nelayan dari usaha produktif berkisar antara Rp. 500.000 hingga Rp. 2.000.000 per bulan, tergantung pada jenis usaha dan musim penjualan. Sementara itu, pendapatan suami sebagai nelayan tangkap bervariasi antara Rp. 1.500.000 hingga Rp. 3.000.000 per bulan, tergantung hasil tangkapan dan kondisi cuaca. Berdasarkan hasil analisis, kontribusi pendapatan istri terhadap total pendapatan rumah tangga berkisar antara 25–45 persen, dengan rata-rata kontribusi sebesar 35 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peran istri dalam kegiatan ekonomi rumah tangga sangat penting untuk menjaga kestabilan finansial keluarga, terutama pada musim paceklik atau saat hasil tangkapan menurun. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Kusnadi dkk. (2006) bahwa pekerjaan nelayan bersifat spekulatif dan bergantung pada faktor alam, sehingga partisipasi ekonomi perempuan pesisir menjadi bentuk adaptasi terhadap ketidakpastian pendapatan. Temuan ini juga mendukung penelitian Yulianti (2020) yang menyatakan bahwa usaha produktif perempuan nelayan tidak hanya berfungsi sebagai sumber tambahan ekonomi, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi rumah tangga. Dengan demikian, usaha produktif istri nelayan di Kelurahan Lewoleba Utara memiliki kontribusi nyata dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga, sekaligus menunjukkan pergeseran peran perempuan dari domestik menuju partisipasi ekonomi yang lebih aktif di sektor pesisir.
Berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Lewoleba Utara terhadap 15 istri nelayan yang menjalankan berbagai jenis usaha produktif, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekonomi perempuan pesisir berperan penting dalam menopang kesejahteraan keluarga. Jenis usaha yang dijalankan meliputi kios kelontong, jual sayur, jual ikan kering, bakul ikan, jualan kue, menenun kain ikat, serta pakaian bekas. Meskipun dikelola secara mandiri dengan modal terbatas, usaha tersebut mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga. Kontribusi pendapatan istri nelayan berkisar antara Rp. 1.000.000 hingga Rp. 4.000.000 per bulan, menunjukkan peran signifikan mereka dalam memperkuat ekonomi keluarga nelayan.