PERTUMBUHAN BIBIT STEK KUMIS KUCING (ORTHOSIPON STAMINEUS) DENGAN PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG MERAH PADA BEBERAPA MEDIA TANAM

Abstract

Tanaman kumis kucing banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia sebagai tanaman obat tradisional sehingga bernilai ekonomis. Menurut Hariana (2013), tanaman kumis kucing berkhasiat sebagai obat infeksi ginjal, infeksi kandung kemih, kencing batu, encok, peluruh air seni (diuretik), serta dapat menurunkan kadar glukosa darah. Teknik termudah dan biasa dalam mengembangkan kumis kucing adalah perbanyakan vegetatif dengan stek batang/cabang.  Artikel ini mempelajari pengaruh ZPT alami dari ekstrak bawang merah dan perbandingan media tanam tanah, cocopeat, dan arang sekam terhadap pertumbuhan bibit stek kumis kucing. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu waktu perendaman ZPT ekstrak bawang merah yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu tanpa perendaman (W0), waktu perendaman 1 jam (W1), waktu perendaman 2 jam (W2), dan waktu perendaman 3 jam (W3). Faktor kedua adalah perbandingan media tanam (M) yaitu perbandingan tanah, cocopeat, dan arang sekam yang terdiri dari 4 taraf perlakuan (M1 = perbandingan 1:1:1; M2 = perbandingan 1:1:2; M3 = perbandingan 2:1:1; M4 = perbandingan 1:2:1). Hasil analisa secara mandiri berpengaruh sangat nyata dan nyata pada variabel panjang akar, jumlah daun, dan waktu munculnya tunas sedangkan hasil analisa interaksi antara perendaman ekstrak bawang merah dan perbandingan media tanam tidak berpengaruh nyata. Waktu perendaman ekstrak bawang merah 3 jam memberikan nilai terbaik pada variabel panjang akar dan jumlah daun. Selain itu, media perbandingan 2:1:1 memberikan nilai terbaik pada variabel panjang akar, jumlah daun, dan waktu munculnya tunas.