PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN DI KELOMPOK WANITA TANI CINTA KASIH

Authors

  • Deorosari E. Takene
  • Paulus Pasau
  • Marvin J. Pandu
  • Marlin Marhaeni Pe
  • Esra F. Karo-Karo
  • Basry Y. Tang
  • Jemseng C. Abineno
  • Stefanus M. Kuang
  • Yosefus F. da-Lopez
  • Welianto Boboy
  • Antonius Jehemat
  • Melinda R. S. Moata
  • Noldin M. Abolla
  • Yason E. Benu
  • Magfira Syarifuddin
  • Alfred U. K. Ngaji
  • Maria S. Medho
  • Nimrot E. M. Neonufa
  • Aydamel A. G. M. Takalapeta
  • Esra Rombeallo
  • Risky Meyranti

Abstract

Kelompok Wanita Tani (KWT) Cinta Kasih di Desa Mata Air, Kabupaten Kupang, memiliki potensi besar dalam pengembangan pertanian hortikultura. Namun, mereka menghadapi berbagai kendala yang menghambat produktivitas dan keberlanjutan, seperti keterbatasan sistem irigasi, ketergantungan pada pestisida kimia, serta belum optimalnya pemanfaatan limbah organik dan kotoran ternak sebagai pupuk alami (Lestari et al., 2023). Oleh karena itu, perlu diterapkan Sistem Pertanian Terpadu (SPT) yang mengintegrasikan pengelolaan air, pemanfaatan pupuk organik, dan pengendalian hama ramah lingkungan. Penggunaan pupuk bokashi yang dihasilkan dari limbah organik terbukti mampu meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah secara alami (Hata et al., 2021). Selain itu, penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) berbasis pestisida nabati seperti ekstrak daun mimba merupakan pendekatan ekologis yang efektif dalam mengendalikan hama tanpa merusak ekosistem (Kamanga et al., 2025).

Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan anggota KWT Cinta Kasih secara aktif sejak perencanaan hingga evaluasi untuk membangun rasa memiliki terhadap program (Lekhavarshinee et al., 2024). Tahapan kegiatan meliputi: (1) pembangunan sistem irigasi terpadu; (2) penerapan pupuk bokashi dalam budidaya; serta (3) penerapan pestisida nabati daun mimba. Evaluasi dilakukan melalui skala penskoringan 1-3 guna menilai efektivitas program dan memastikan keberlanjutan penerapan sistem pertanian terpadu di KWT Cinta Kasih.

Penerapan SPT menghasilkan peningkatan efisiensi air, kesuburan tanah, dan pengendalian hama secara ekologis. Sistem irigasi terpadu meningkatkan efektivitas distribusi air, sedangkan penggunaan pupuk bokashi memperbaiki struktur tanah dan produktivitas tanaman (Hata et al., 2021). Komoditas hortikultura seperti brokoli, kembang kol, pakcoi, bayam, dan kangkung menunjukkan peningkatan hasil dengan nilai ekonomi mencapai Rp 1.802.000, serta tanaman jangka panjang seperti pepaya California dan buah naga tumbuh 100% hidup. Hasil ini menegaskan efektivitas SPT dalam meningkatkan produktivitas sekaligus memperkuat posisi sosial-ekonomi perempuan tani (Lestari et al., 2023).

Program Sistem Pertanian Terpadu (SPT) di KWT Cinta Kasih berhasil meningkatkan efisiensi penggunaan air, kesuburan tanah, dan pengendalian hama ramah lingkungan. Melalui penerapan irigasi terpadu, pupuk bokashi, dan pestisida nabati, produktivitas hortikultura meningkat, pendapatan petani bertambah, serta peran perempuan tani dalam pertanian berkelanjutan semakin kuat.

Downloads

Published

2025-11-28