Manajemen Perikanan Tangkap Di Wilayah Perbatasan Indonesia-Timor Leste Guna Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional Di Masa Pandemi Covid-19

Abstract

Sumber daya perikanan yang dimiliki oleh Indonesia sangat besar, sehingga harus dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Kualitas sumber daya perikanan yang kurang baik dapat mempengaruhi kegiatan perikanan tangkap. Kegiatan perikanan tangkap berperan strategis dalam proses pembangunan perikanan di Indonesia. Manajemen perikanan tangkap perlu dilakukan agar kondisi perikanan tangkap dapat berkembang, yang ditandai dengan peningkatan ketersediaan armada perikanan tangkap, kualitas nelayan, dan kualitas produk perikanan tangkap. Penelitian ini bertujuan untuk analisis manajemen perikanan tangkap di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belu untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan desain penelitian fenomenologi. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis melalui empat tahap, yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh bahwa manajemen perikanan tangkap yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belu terdiri dari 4 fungsi, yaitu perencanaan yang dilakukan dengan cara peningkatan dukungan dalam pengembangan usaha perikanan tangkap, dan peningkatan kualitas nelayan, pengorganisasian dilakukan dengan cara pemerintah dan masyarakat bersama-sama meningkatkan kualitas perikanan tangkap, pelaksanaan dilakukan dengan cara peningkatan kualitas dan kuantitas dari produk perikanan tangkap di pasar domestik, serta pengawasan dilakukan dengan adanya pendataan informasi perikanan tangkap yang terintegrasi, serta pengujian produk perikanan tangkap. Kendala yang dihadapi dari proses perikanan tangkap yaitu jumlah sumber daya manusia yang dimiliki sedikit dan kemampuan dalam penggunaan alat tangkap terbatas.