Kandungan Nutrien Silase Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca Normalis) Pada Lama Fermentasi Yang Berbeda
Keywords:
kulit pisang, lama fermentasi, bahan kering, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasarAbstract
Kulit pisang merupakan salah satu limbah hasil pertanian yang dapat digunakan sebagai pakan ternak. Pemanfaatan kulit pisang sebagai pakan ternak monogastrik terbatas karena serat kasarnya yang tinggi mencapai 36,7%. Fermentasi seperti pembuatan silase merupakan salah satu teknologi pengolahan yang dapat mereduksi kandungan serat kasar. Pada proses fermentasi memerlukan waktu yang optimal agar menghasilkan produk yang memiliki kandungan nutrien terbaik Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lama fermentasi terhadap kandungan nutrien silase kulit pisang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan 4 ulangan, yakni W0: fermentasi selama 0 hari, W1: fermentasi selama 7 hari, W2: fermentasi selama 14 hari, W3: fermentasi selama 21 hari, dan W4: fermentasi selama 28 hari. Variabel yang diamati adalah bahan kering, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis varians dan bila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa lama fermentasi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan bahan kering dan protein kasar, berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan abu, lemak kasar dan serat kasar silase kulit pisang kepok. Perlakuan W1 menghasilkan kadar bahan kering, abu, protein kasar dan lemak kasar tertinggi dan serat kasar terendah pada silase kulit pisang kepok. Disimpulkan bahwa kulit pisang kepok yang diolah menjadi silase dengan lama fermentasi tujuh hari menghasilkan kadar bahan kering, abu, protein kasar, lemak kasar tertinggi dan kadar serat kasar terendah.