Daya Inhibitor Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) Terhadap Bakteri Intestinum Pada Ayam Kampung (Gallus domesticus)
Abstract
Daun belimbing wuluh sudah dikenal manfaatnya secara turun temurun oleh nenek moyang kita namun ekstrak daun belimbing wuluh yang bermanfaat sebagai inhibitor terhadap intestinum pada ayam kampung sepengetahuan penulis belum terpublikasikan. Berdasarkan uji kualitatif dan kuantitatif kandungan metabolit sekunder dari ekstrak ini adalah flavonoid, saponin, dan tannin. Kedua jenis senyawa ini secara farmakodinamik berfungsi sebagai antibakteri. Oleh karena itu sangat diperlukan penelitian mengenai daya inhibitor Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (EDBW) terhadap bakteri intestinum pada ayam kampung. Pembuatan EDBW menggunakan pelarut aqua proinjection dan untuk mengurangi kadar airnya dilakukan evaporasi sehingga hasil ekstraknya menyerupai gel. Jumlah perlakuan sebanyak lima perlakuan dengan ulangan lima kali perlakuan EDBW menggunakan konsentrasi bertingkat, yaitu 25%, 30%, dan 35%, kontrol negatif (aqua proinjection), kontrol positif (oxytetracyline). Setiap perlakuan menggunakan lima Ayam kampung selama 21 hari. Post perlakuan dilakukan nekropsi pada ternak tersebut dan sampel duodenum yang berjumlah 25 buah dikultur pada media MC-pad dan plat agar darah (PAD), kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam secara anaerob. Pengecatan Gram dan dilanjutkan media mannitol salt agar (MSA) untuk identifikasi bakteri. Setelah teridentifikasi, dilakukan uji hambat dengan metode difusi cakram Kirby-Bauer. Hasil penelitian ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif. Hasil: zona hambat dari bakteri tersebut adalah E.coli ±5 mm, S. aureus ±5 mm, dan Streptocuccus sp. ± 5 mm. Kesimpulan: bahwa ekstrak daun belimbing wuluh dengan perlakuan konsentrasi 25%, 30%, dan 35% tidak mampu menghambat perkembangan bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus sp.