OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR PADA BUDIDAYA LORONG PISANG-PEPAYA-KACANG HIJAU DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN LAHAN KERING DI KELOMPOK FAJAR PAGI DESA RAKNAMO

Abstract

Hasil survey di Kelompok tani Fajar Pagi desa Raknamo menunjukkan budidaya tanaman pangan dan hortikultura terkendala oleh air irigasi karena tingkat penguapan tinggi pada musim kemarau. Kegiatan kelompok ini adalah pertanian lahan kering, budidaya padi dan peternakan. Dengan luas lahan 3 ha, sumber air sumur gali belum dimanfaatkan untuk budidaya tanaman yang bernilai ekonomis. Salah satu teknologi tepat guna yang diterapkan adalah pola pertanian secara terpadu, yaitu mengintegrasikan beberapa komoditi yang diusahakan secara bersama pada lahan yang sama dengan memadukan dua atau lebih teknologi secara bersamaan dengan input yang sama. Budidaya lorong (Allay Cropping) Pisang-Pepaya-kacang hijau diterapkan pada lahan kelompok ini. Irigasi pada tanaman menggunakan konsep irigasi tetes sederhana yaitu air dialirkan dari jeringen yang diberi emiter pada tanaman pisang dan pepaya. Irigasi pada tanaman kacang hijau dilakukan dengan penggenangan secara periodik berdasarkan penilaian kapasitas lapang. Tujuan kegiatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemandirian kelompok. Luaran yang ditargetkan terbentuknya kebun budidaya lorong,  peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Upaya pencapaian luaran dilakukan dengan metode penyuluhan dan demo plot, pendekatan partisipatif, yang memberikan kesempatan kelompok tani bersama dengan pelaksana (prodi MPLK) untuk melakukan pengabdian ini. Waktu pelaksanaan kegiatan selama 4 bulan, terhitung sejak Agustus hingga Desember 2022. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan terbentuknya kebun yang ditanami pisang beranga, pepaya california dengan pola tanam budidaya lorong (allay cropping). Kacang ditanam pada daerah lorong sebagai tanaman legum semusim (Annual). Alley cropping dapat berguna bagi konservasi lahan dalam mengatasi erosi dan aliran permukaan, kehilangan hara, meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman, efisien dari segi biaya serta dapat diadopsi petani.