https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/jk/issue/feed Jurnal Kehutanan 2025-05-31T00:00:00+08:00 Yofris Puay jagawanajurnal@gmail.com Open Journal Systems <p>JagaWana: Jurnal Ilmiah Kehutanan, merupakan media untuk publikasi tulisan asli yang berkaitan dengan kehutanan dan lingkungan baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Naskah dapat berupa hasil-hasil penelitian mutakhir (paling lama 5 tahun yang lalu), ulasan (review) singkat, analisis kebijakan, atau catatan penelitian singkat (<em>research notes</em>), dan hasil awal percobaan (<em>preliminary results</em>). Naskah yang diterima adalah naskah yang belum pernah dimuat atau tidak sedang dalam proses publikasi dalam jurnal ilmiah nasional maupun internasional lainnya</p> <p>Jurnal Kehutanan (<em>Journal of Forestry</em>), merupakan jurnal ilmiah terbitan berkala dua kali setahun (Mei dan November) </p> <p>JagaWana: Jurnal Ilmiah Kehutanan, mempublikasi artikel ilmiah, baik berupa hasil penelitian, ulasan singkat (review), analisis kebijakan, atau catatan penelitian singkat (<em>research notes</em>), dan hasil awal percobaan (<em>preliminary results</em>) bidang multidisiplin dari Kehutanan dan Lingkungan. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.</p> <p>Fokus dan Cakupan<br />JagaWana: Jurnal Ilmiah Kehutanan adalah Manajemen Hutan, Budidaya Hutan, Konservasi Sumberdaya Hutan, Teknologi Hasil Hutan dan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.</p> https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/jk/article/view/217 Strategi Pengembangan Usaha Sedotan Bambu di KPH Manggarai Barat 2023-05-24T12:27:03+08:00 Loretha Sanda lorethasanda72@gmail.com <p>Sedotan plastik merupakan salah satu dari sepuluh jenis sampah yang mendominasi daerah pesisir.<br>Pengurangan sedotan plastik dapat dilakukan dengan menggunakan sedotan ramah lingkungan seperti<br>sedotan bambu. Kesatuan Pemangkuan Hutan Kabupaten Manggarai Barat mencoba mengembangkan<br>usaha pembuatan sedotan bambu menggunakan bambu Buluh Lengis (Schizostachum lima (Blanco(Merr)<br>atau dikenal oleh masyarakat Manggarai sebagai Helang melalui Kelompok Tani Hutan (KTH) di Kecamatan<br>Kuwus. Penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis faktor internal dan eksternal<br>pengembangan usaha sedotan bambu oleh KTH di Kecamatan Kuwus serta mengkaji strategi<br>pengembangannya. Data primer dikumpulkan dari responden kunci yaitu Kepala KPH Manggarai Barat,<br>Penyuluh Kehutanan Lapangan, staf KPH yang bertanggungjawab dalam proses finishing sedotan bambu<br>dan anggota KTH yang memproduksi sedotan bambu. Data sekunder diperoleh dari berbagai laporan<br>terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yang berpengaruh dalam pengembangan<br>usaha sedotan bambu adalah manajemen, pemasaran, keuangan dan produksi; sedangkan faktor eksternal<br>yang berpengaruh adalah ekonomi, sosial, pemerintah dan teknologi. Strategi pengembangan usaha yang<br>dapat dilakukan adalah meningkatkan jumlah dan kualitas hasil produksi, memperluas pasar ke luar wilayah<br>Manggarai Barat dengan memanfaatkan jaringan internet, mengatasi masalah keterbatasan kapasitas SDM<br>melalui pelatihan, dan bekerjasama dengan pemerintah untuk mengatasi keterbatasan modal dan<br>mengadakan sarana produksi yang lebih baik.</p> <p>&nbsp;</p> 2025-05-15T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2025 Loretha Sanda https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/jk/article/view/216 Analisis Vegetasi di Grid 11R Hutan Rimba Detusoko, Taman Nasional Kelimutu 2023-05-24T11:50:23+08:00 Yudhistira A.N.R. Ora yudhistira.ardhyana@gmail.com Maria Anjelina Gae mariagae@gmail.com Flora Evalina Ina Kleruk floraevalinaik@gmail.com <p>Kehadiran vegetasi pada suatu areal akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem. Namun, pengaruhnya akan bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Untuk memperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan dilakukan analisis vegetasi. Tujuan kegiatan ini adalah mempelajari komposisi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan (vegetasi) yang ada di Grid 11R Hutan Rimba Detusoko, Taman Nasional Kelimutu. Metode pengamatan yang dilakukan adalah metode petak ganda secara sistematis. Hasil pengamatan menunjukan bahwa kerapatan populasi semua spesies untuk masing-masing tingkatan vegetasi adalah 336 individu/hektar; 854,84 individu/hektar; 2.971 individu/hektar; 21.400 individu/hektar. Dominansi semua spesies pada areal di grid 11 R Hutan Rimba Detusoko untuk tingkat pohon sebesar 43,61 m²/hektar; dan untuk tingkat tiang sebesar 18 m²/hektar. Spesies yang dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya di kawasan grid 11R Hutan Rimba Detusoko untuk tingkat pohon, tiang, pancang, semai, berturut-turut adalah Eucalyptus urophylla (Ampupu) (INP= 94,62 %); Calliandra (Kaliandra) (INP = 62,38 %) Calliandra (Kaliandra) (INP = 51,20 %); dan Calliandra (Kaliandra) (INP = 34,99 %). Selanjutnya untuk asosiasi vegetasi penyusun hutan rimba Detusoko adalah Eucalyptus urophylla (Ampupu), Casuarina junghuhniana (Cemara</p> <p>&nbsp;</p> 2025-05-15T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2025 Yudhistira A.N.R. Ora, Maria Anjelina Gae, Flora Evalina Ina Kleruk https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/jk/article/view/215 Identifikasi Pakan Alami Lebah (Apis dorsata) di Hutan Desa Oebola Dalam Kabupaten Kupang 2023-05-24T10:31:21+08:00 Sandra Silla 007234victor@gmail.com Ramses Elim rameselim@gmail.com Adrin Adrin aadrin@gmail.com <p>Apis dorsata adalah lebah madu yang berhabitat di hutan, membuat sarang menjadi satu kesatuan utuh yang menggantung di dahan pohon dan tebing jurang bebatuan. Keberlangsungan hidup koloni A. dorsata di hutan berkaitan erat dengan ketersedian tumbuhan penghasil nektar dan serbuk sari sebagai pakan alaminya. Tujuan penelitian untuk mengetahui jenis vegetasi yang menjadi pakan alami disekitar sarang A. dorsata di Hutan Desa Oebola Dalam yang merupakan daerah penghasil madu. Penelitian dilaksanakan&nbsp; pada bulan Mei 2021. Pengambilan data menggunakan metode Analisis Vegetasi line plot sampling dengan sarang lebah menjadi titik ikat dan kawasan pengamatan berbentuk lingkaran dengan jari jari 1000 m, pada luasan kawasan 314 Ha dan intensitas sampling&nbsp; 0,5%. Jarak tempuh A. dorsata mencari pakan sejauh 1-2 km&nbsp; sehingga diperoleh luasan daerah pengamatan sebesar 1,57 Ha dengan 39 Petak Ukur berbentuk persegi empat yang terbagi atas 6 jalur, setiap jalur terdiri dari 6-7 PU dengan jarak antar jalur sebesar 60o, dan jarak antara petak ukur 25 m dengan panjang jalur pengamatan 300 m. Hasil pengamatan komposisi vegetasi yang menjadi pakan alami A.dorsata dari jenis pohon, tiang, pancang dan semai ditemukan 12 jenis tumbuhan dan didominasi oleh tumbuhan Jambu Air INP 76% dan Johar INP 64%. Hasil identifikasi tumbuhan penghasil nektar dan serbuk sari adalah Taduk (Alstonia scholaris), Asam (Tamarindus indica), Kusambi (Shleichera oleosa), Kapuk Hutan (Bombax malabarica), Jambu Air (Syzygium aqueum), Lamtoro (Leucaena leucocephala), Johar (Senna siamea), Jati Putih (Gmelina arborea), Mahoni (Swietenia mahagoni), Anonak (Annona squamosa), Jati (Tectona grandis) dan Kayu Putih (Eucaliptus alba).</p> <p>&nbsp;</p> 2025-05-15T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2025 Sandra Silla, Ramses Elim, Adrin Adrin https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/jk/article/view/454 Faktor-Faktor Perambahan Hutan Kondo Terhadap Kerusakan Lingkungan di Desa Kondo, Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa 2025-05-17T14:16:21+08:00 Abd Rajab yayank@unsulba.ac.id Andi Ridha Yayank Wijayanti yayank@unsulba.ac.id Faradilah Farid Karim yayank@unsulba.ac.id <p>Perambahan hutan merupakan isu serius yang akan mengancam keberlanjutan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan. Fenomena ini juga terjadi di Desa Kondo, di mana sebagian besar masyarakat menggantungkan hidup dari hasil pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas masyarakat, faktor penyebab, dan dampak dari perambahan hutan yang terjadi. Pendekatan kualitatif digunakan melalui wawancara mendalam. Hasil menunjukkan bahwa perambahan dipicu oleh kebutuhan ekonomi, kesuburan tanah, rendahnya pendidikan, akses terbuka, dan lemahnya pengawasan. Dampak yang telah muncul yaitu banjir dan longsor saat musim hujan, sementara dampak ekologis jangka panjang seperti degradasi lahan dan hilangnya keanekaragaman hayati berpotensi terjadi. Secara sosial-ekonomi, timbul ketergantungan pada pertanian subsisten, konflik lahan, dan keterbatasan alternatif penghidupan.</p> 2025-05-17T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2025 Abd Rajab, Andi Ridha Yayank Wijayanti, Faradilah Farid Karim https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/jk/article/view/455 Identifikasi Jenis dan Pola Tanaman Dalam Sistem Agroforestri Di Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada 2025-05-25T23:50:28+08:00 Maria Wea mariawea@gmail.com Fransiskus X. Dako mariawea@gmail.com Yofris Puay yofrispuay@gmail.com <p>Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tanaman atau vegetasi dan pola tanam di lahan agroforestry milik masyarakat Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada, Provinsi NTT. Metode penelitian dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan pengamatan secara langsung di lapangan, wawancara, dokumentasi dan memberikan deskrispi mengenai hasil pengamatan di lapangan.</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Hasil Penelitian menunjukan bahwa Sistem Agroforestri di Kecamatan Golewa Barat dilakukan dengan Pola Agrosilvopastura yaitu penanaman yang mengkombinasikan tanaman pertanian, tanaman kehutanan serta hijauan makanan ternak. Tanaman pertanian dan perkebunan seperti cengkeh (Syzygium aromaticum), kemiri (Aleurites mollucanus), kelapa (Cocos nucifera), padi (Oryza sativa), jahe (Zingiber officinale), jagung (Zea mays), kopi (Coffea), talas (Colosasia esculante), dan sayuran-sayuran. Tanaman pepohonan diantaranya ampupu (Ecalyptus urophylla), albasia (Paraseriaanthes falctaria) mahoni (Swietenia mahagoni), jati putih (Gmelina arborea) dan suren (Toona ciliata). Tanaman pakan ternak yang di jumpai adalah king grass (Pennisetum purpuphoides). Pola agroforestri yang diterapkan oleh masyarakat adalah pola yang berbentuk persegi dan persegi panjang. Tanaman kehutanan ditanam dengan jarak tertentu yang memberikan ruang untuk menanam tanaman pertanian dan pakan ternak di celahnya</p> 2025-05-26T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2025 Maria Wea, Fransiskus X. Dako, Yofris Puay https://ejurnal.politanikoe.ac.id/index.php/jk/article/view/453 Pemetaan Perubahan Kerapatan Vegetasi Pada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Sisimeni Sanam Dengan Memanfaatkan Data Citra Sentinel-2a 2025-05-14T18:11:05+08:00 Francisca Bianco pobasmelkianus03@gmail.com Melkianus Pobas melkianus@gmail.com Ramses V Elim pobasmelkianus03@gmail.com <p>KHDTK Diklat Sisimeni Sanam di Kabupaten Kupang, dengan luas 3.109,89 &nbsp;hektar, Kawasan ini terbagi dalam zona konservasi, lindung, dan produksi, namun menghadapi berbagai macam masalah seperti kebakaran, perambahan, pencurian kayu, dan degradasi lahan. Untuk mengetahui perubahan vegetasi dalam 7 tahun terakhir (2017 hingga 2024), metode yang cukup signifikan dalam memantau perubahan kerapatan vegetasi yaitu dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dengan citra Sentinel-2A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi data citra Sentinel-2A dan memetakkan perubahan kerapatan vegetasi 7 tahun terakhir di KHDTK Diklat Sisimeni Sanam. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan tabel matriks konfusi didapatkan besarnya nilai akurasi hasil ground check yaitu 87,8% (OA) dan 81% (KA). Hal ini menunjukkan bahwa informasi spasial sebaran kerapatan menggunakan NDVI yang diperoleh memiliki ketelitian yang baik dan dapat dipercaya kebenarannya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 7 tahun KHDTK telah mengalami perubahan kerapatan vegetasi yaitu 0,33 Ha/Tahun untuk kelas kerapatan jarang, 1.932,16 Ha/Tahun untuk kelas kerapatan sedang dan 731,85 Ha/Tahun untuk kelas kerapatan rapat. Perubahan yang terjadi ini diidentifikasikan berdasarkan dinamika musim dan iklim yang berlangsung dalam kurun waktu 7 tahun.</p> 2025-05-22T00:00:00+08:00 Hak Cipta (c) 2025 Francisca Bianco , Melkianus Pobas, Ramses V Elim